Waktu pun kini berganti menjadi malam hari, Atlanna sedang dilanda kebosanan saat ini. Ia hanya hanya bisa memainkan ponselnya, Atlanna memang sengaja memblokir semua nomor milik keluarganya dan orang-orang terdekatnya. Sekarang hanya ada nomor Maverick saja di ponselnya.
Sosial media pun Atlanna sudah menghapus semuanya, Atlanna takut Elian bisa mencari tau tentangnya jika ia masih menggunakan sosial media.
"Diluar hujan." Atlanna melihat diluar yang kini sedang hujan deras.
Atlanna bangkit dari tidurnya, tangannya yang terluka tadi sudah ia obati. Untung saja lukanya tidak terlalu dalam.
"Jika saja ada kak Elian dan kak Archio disini, pasti sekarang akan menyenangkan." Atlanna kembali mengingatkan-ingat saat-saat kebersamaannya dengan Elian dan Archio dulu.
"Stop! Now don't think about anything Atlanna!" Akhirnya Atlanna memutuskan untuk mengambil bukunya.
Buku yang diambilnya itu adalah buku yang ia beli beberapa hari yang lalu, Atlanna sama sekali belum membacanya.
Bisa dilihat dari cover buku nya saja sudah dipastikan jika itu buku yang cukup menarik."Sepertinya aku salah membeli buku," gumam Atlanna saat melihat isi buku itu yang ternyata adalah kata-kata mutiara.
Tok.....
Tok...Atlanna terkejut saat ada seseorang yang mengetuk pintu kamarnya, siapa yang mengetuk kamarnya di jam sepuluh malam?
Maverick?
Tapi rasanya tidak mungkin, Maverick tidak pernah mengetuk dulu jika ingin masuk kamarnya. Bahkan melihat situasi sekarang, Maverick malah dengan lancangnya masuk kamarnya tanpa izin darinya dulu.
Akhirnya Atlanna memberanikan diri untuk membuka pintu itu. Semoga saja bukan orang jahat, sudah cukup Maverick saja yang membuatnya menderita.
"Sial, kenapa masih sangat sakit?" Kaki Atlanna masih saja sakit, cambukan Maverick tadi pagi sungguh membuat seluruh tubuhnya sakit.
Saat pintu terbuka, Atlanna melihat Jonathan yang tampak khawatir. Apa Maverick menyuruh Jonathan untuk memanggilnya? Tapi kenapa harus malam-malam begini?
"Maaf ada apa?" Tanya Atlanna dengan sopan.
"Itu nona, tuan muda demam." Awalnya Atlanna terkejut mendengar itu, tapi ia langsung mengubah ekspresi wajahnya.
"Lalu?" Atlanna merasa sudah tidak punya hak lagi sekarang, ditambah sekarang Maverick sudah memiliki Juliette.
"Tuan muda selalu menyebut nama anda nona, saya bingung harus bagaimana? Tuan muda sama sekali tidak ingin dibawa ke rumah sakit." Hati Atlanna menghangat mendengar jika Maverick menyebut namanya.
"Tapi bukankah tadi siang dia masih baik-baik saja? Kenapa sekarang kau bilang dia demam?" Atlanna bingung, Maverick tadi siang masih baik-baik saja.
"Saya tidak tau nona, tiba-tiba tuan muda pulang dengan keadaan demam tadi."
"Apa kekasihnya tidak ada?" Jonathan malah mengerutkan keningnya tak mengerti.
"Kekasih siapa nona? Bukankah nona kekasihnya?" Jonathan tidak pernah melihat Maverick yang berpacaran dengan gadis selain Atlanna.
"Ah siapa aku lupa namanya, tapi gadis itu selalu bersama Maverick." Apa yang dikatakan Jonathan? Bukankah Juliette adalah kekasih Maverick?
"Nona Juliette maksud anda?" Atlanna pun mengangguk dengan cepat mendengar itu.
"Iya Juliette," kata Atlanna.
"Nona Juliette hanya teman tuan muda."
Senang, tentu saja. Atlanna sungguh lega saat mengetahui jika Juliette bukanlah kekasih Maverick.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love and Revenge (Tahap Revisi)
RomanceSEQUEL PLEASE DON'T HATE ME BUAT KALIAN YANG ENGGAK SUKA CERITA BANYAK KONFLIK AKU SARANIN ENGGAK UDAH BACA, SOALNYA CERITA INI KONFLIKNYA BERAT DAN ALURNYA AGAR RUMIT. 17+++ Berbahaya, itulah yang mendeskripsikan sosok Maverick Avellino Lorenzo. Ma...