Akhirnya liburan selama satu bulan pun berakhir. Sekarang saatnya kembali bangun pagi untuk menyambut tahun ajaran baru.
Nadhif dan Nadya naik kelas sebelas. Dengan teman-teman yang masih sama cuma beda ruang kelas. Kawasan kelas sebelas berada di kompleks tengah, satu kompleks dengan mushala dan dekat kantin. Taman depan kawasan kelas sebelas memang tidak semenarik di kawasan kelas sepuluh ataupun dua belas, tapi setidaknya lokasi mereka strategis dekat kantin. Itu jadi hiburan utama.
Katanya sih kelas sebelas adalah masa paling indah di SMA. Semua ketua organisasi dipilih dari kelas sebelas. Kelas sebelas adalah masa di mana para siswa aktif berorganisasi dan mengikuti lomba. Dan yang paling penting, kelas sebelas saatnya karya wisata ke Bali!
Nah, karya wisata itu yang paling ditunggu. Lima hari tidak mengikuti pelajaran sekolah, tetapi refreshing pikiran di Bali. Wuuhh ... itu seru sekali!
Baiklah, kembali fokus ke hari pertama sekolah.
Dari parkiran, Nadhif langsung menuju ruang OSIS. Dia menitipkan tasnya pada Hanif. Para pengurus OSIS disibukkan persiapan acara MPLS, maka harus berangkat pagi.
Nadya pun ketularan sibuk. Sang ketua OSIS menunjuk Putra-Putri Semangat menjadi MC selama MPLS hingga tiga hari ke depan. Sudah menjadi tradisi dari tahun ke tahun.
"Kamu keren pake jas OSIS, Mas." Saat hendak menuju aula, Nadya berpapasan dengan kembarannya yang tampak terburu-buru. Namun karena mendengar adiknya berbicara padanya, Nadhif menghentikan langkah sejenak.
"Woya jelas. Nadhif gitu, lho," pamer Nadhif bangga.
Ewwhh ... tau gitu nggak usah kupuji tadi.
"Selempangnya kok belum dipake, Dek?" tegur Nadhif.
"Nanti aja kalau acaranya mau mulai. Malu tau dilihatin temen-temen."
"Ngapain malu? Jadi Putri Semangat harusnya bangga, dong! Banyak siswi sekolah ini yang ingin menjadi Putri Semangat, tapi tahun ini kesempatan itu jatuh padamu. Jadi kamu harus bangga lah, Dek."
"Bangga, sih, tapi kalau kelamaan pake selempang juga risih kali, Mas."
"Dah nggak usah banyak protes. Sini kupasangin." Nadhif merampas selempang dari saku rok kembarannya, lantas memasangkannya. Banyak pasang mata sengaja menonton momen mereka yang tampak natural dan hangat layaknya hubungan saudara dalam film atau novel.
Beberapa siswa baru kelas 10 juga tampak terpesona dengan sepasang anak kembar ini. Yang laki-laki tampak keren dengan jas OSIS, yang perempuan memukau dengan selempang bertuliskan PUTRI SEMANGAT 2018. Wajah mereka memang mempesona, sih, jadi wajar kalau adik kelas tidak bisa memalingkan wajah.
"Dah rapi. Siap menyihir adik kelas 10 dengan pesona sang putri sekolah." Nadhif menepuk-nepuk kedua telapak tangannya seakan baru saja menyelesaikan tugas berat.
"Alay," cibir Nadya. Kembarannya ini kadang suka berlebihan, deh.
Bel tanda upacara berbunyi tak lama kemudian. Semua siswa keluar dari kelas menuju lapangan belakang. Upacara di hari pertama sekolah akan dimulai, sekaligus membuka rangkaian MPLS tahun ini.
***
"Ada kakak OSIS yang ganteng banget!"
"Yang bule itu, ya?"
"Iya! Yang rambutnya cokelat itu! Keren banget! Cocok masuk kriteria most wanted boy kaya di novel!"
"Postur tubuhnya juga keren. Denger-denger dia juga anak paskibra."
"Wihh ... ikut OSIS sekaligus paskibra? Pasti jago memanajemen waktu, tuh!"
Di sela waktu istirahat MPLS, segerombolan siswi kelas 10 berkumpul di salah satu meja kantin. Mereka sibuk membicarakan seorang kakak OSIS yang menurut mereka ganteng.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]
Teen Fiction[dam·pit] n anak kembar laki-laki dan perempuan (KBBI) Kembar dampit, atau kembar laki-laki dan perempuan. Seperti itulah "status" Nadhif dan Nadya. Mereka sepasang kembar yang telah memasuki masa remaja. Pastinya mereka telah mengenal cinta. Pasti...