9. Gambang Semarang

13 3 0
                                    

Dua bulan setelah kehebohan cinlok di paskibra.

Ulangan akhir semester selama 10 hari juga dengan cepat terlampaui. Sekarang saatnya beristirahat sejenak, melepaskan beban yang ada di pikiran dengan berbagai kegiatan class meeting yang menyenangkan.

Namun bagi beberapa siswa, liburan semester kali ini bukan saatnya bersenang-senang. Mereka harus latihan. Yaa ... besok Januari, ada event besar bagi anak padus dan paskibra. Liburan besok yang hanya terhitung 10 hari saja tidak bisa membuat mereka bersantai. Mereka harus latihan dari sekarang demi mencapai hasil yang membanggakan.

Termasuk juga Nadhif dan Nadya. Mereka terpilih menjadi anggota tim paskib dan padus yang akan berlomba di luar kota. Liburan akhir semester kali ini mereka nggak bisa ke mana-mana selain ke sekolah.

"Ciee ... pada kepilih lomba. Nggak bisa liburan nih, yee ...." Qory asyik menggoda sepupu-sepupunya di sela kegiatan class meeting.

"Asem, menengo, Rek."

"Gapapa gak bisa liburan, Mas, kalau kita menang kan malah diajak liburan."

"Woya bener juga, Dek. Katanya agendanya habis lomba tim paskib diajak liburan dulu sebelum pulang."

"Oleh-oleh dari Jakarta sama Surabaya kutunggu lho, yaa."

"Ini masih bulan Desember, Korek. Kita lomba bulan depan. Jangankan pergantian tahun, bagi rapor aja belum." Nadya juga gemas sendiri dengan tingkah Qory. Bisa-bisanya langsung meminta oleh-oleh padahal mereka belum berlomba.

"Kalau kamu bisa mengendalikan kelas selama ditinggal para pengurusnya, baru deh kukasih oleh-oleh, Rek."

"Lah, emang pengurus kelas mau pada ke mana, Nad?"

"Thariq kan juga kepilih lomba, sama Fathan. Nazhifa, Ilham, Janu juga kepilih masuk tim kan, Mas?"

"Heeh, Dek. Tiga anak paskib kelas kalian masuk tim lomba semua."

"Lah anjir, ketua, wakil, sekretaris kenapa pada minggat semua? Terus aku piye?"

"Ya berarti kamu yang ngurusin kelas selama ditinggal mereka lah, Rek," komentar Hanif.

Ekspresi Qory langsung tertekuk. Enak banget sang ketua, wakil, sekretaris, bendahara 2, dan sie di kelasnya terpilih lomba dalam waktu bersamaan. Otomatis dia sebagai bendahara pertama yang akan mengurus kelas selama ditinggal mereka.

"Yang sabar ya, Rek." Nadya mengelus-elus punggung sepupunya sambil tertawa. Qory cuma mendengus.

Kalau begini caranya dia juga pengen ikut lomba, lah! Sayangnya tidak ada lomba dari ekskul yang dia ikuti (PMR) dalam waktu dekat.

"Kalian berangkat kapan, sih?"

"Bulan depan lah, Rek."

"Lhayo tanggal berapa?"

"Tanggal 17 kayanya."

"Berarti kalian nggak nonton pensi Ambal Warsa, dong? Padus nggak ngisi pensi, ya?"

Hanif dan Nadya saling berpandangan. Anggota padus nggak sebanyak paskibra, sih. Kalau paskibra kan yang terpilih lomba hanya dua puluhan, didominasi kelas sepuluh.

"Nah, kita juga nggak tau, Rek. Semua anak padus ikut lomba, nggak ada cadangan di sekolah."

"Mungkin yang ngisi kelas 12 kali, Mas. Mungkin Mas Alif disuruh nyanyi juga." Nadya nggak yakin dengan jawabannya sendiri.

"Masa bodo. Yang penting aku nggak ngurusin Ambal Warsa." Nadhif bersiul senang. Terpilih lomba berarti dia nggak disibukkan persiapan ultah sekolah.

"Padahal aku pengen nonton pensinya, lho. Penasaran banget, tapi hari itu juga berangkat ke Surabaya," keluh Nadya. Tahun pertama di SMA, dia justru nggak bisa melihat pensi ultah sekolahnya.

DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang