Libur USBN selama delapan hari bagaikan surga dunia bagi siswa kelas sepuluh dan sebelas. Ya walaupun tetap diberi banyak tugas, setidaknya mereka bisa bangun siang.
Demikian pula Nadya yang memanfaatkan libur USBN untuk mengerjakan tugas, terutama proyek Bahasa Jawa, video cerita rakyat. Soalnya yang memakan banyak waktu, tenaga, mungkin juga biaya.
"Hmm ... perasaan aku punya kebaya kuning, deh." Nadya sibuk membuka lemari khusus baju pesta termasuk kebaya. Kebaya beraneka warna tergantung rapi di lemari, tapi sedari tadi Nadya belum menemukan warna yang ia cari.
"Coba tanya Mbak Cyn aja, deh." Nadya beranjak ke rumah sebelah.
"Mbak Cyn punya kebaya kuning, nggak?"
"Mau buat apa to?"
"Buat syuting tugas cerita rakyat, Mbak. Peranku jadi Klenting Kuning, jadi butuh kebaya kuning."
"Ohh ... kayanya ada kebaya kuning polos di lemariku deh, Nad. Seragam bridesmaid nikahan temenku. Mungkin agak kebesaran di kamu, tapi malah bisa nunjukin image Klenting Kuning yang kurus karena tak terurus. Coba kita lihat," ujar Cynthia. Mereka pun beranjak ke kamar Ardan-Cynthia.
"Nah, ini dia." Cynthia langsung menemukannya. Kebaya polos model kutu baru berwarna kuning cerah. Nadya langsung mematut diri di depan cermin.
"Emang yang jadi Ande-Ande Lumut-nya siapa, Nad?" tanya Cynthia penasaran.
"Fathan." Nadya menjawab pendek, tersipu malu.
"Hahaha ... pasti baper nih nanti waktu syuting."
"Kupinjem ya, Mbak," pinta Nadya, meminta izin.
"Pake aja gapapa, Nad. Bikin Ande-Ande Lumut terpesona dengan Klenting Kuning."
Nadya sudah senyum-senyum nggak jelas. Duhh ... dia malah takut kalau besok syuting-nya nggak niat karena baper. Semoga saja bisa profesional biar cepet selesai tugasnya.
***
"Besok ada yang bisa nganterin aku ke sekolah, nggak?" Nadya memecah keheningan saat makan malam.
"Ngapain ke sekolah? Bukannya selama USBN semua ekskul nggak ada kegiatan?" tanya Alif curiga.
"Aku besok mau syuting video bahasa Jawa, tapi kumpul dulu di depan sekolah."
"Ohh ... kalau gitu skip. Aku ada kuliah pagi."
Yee ... siapa juga yang ngarep dianterin kamu, Mas? Nadya mencibir kakak sulungnya dalam hati.
"Cepet banget bikinnya. Kelompokku aja nggak tau mau latihan kapan. Hari pertama libur USBN nikmati dulu lah, Dek. Jangan langsung ngerjain tugas," celoteh Nadhif.
"Itu kan kamu, Mas. Kelompokku pengennya cepet selesai biar bisa ngerjain tugas yang lain." Kemarin kelompoknya Nadya kumpul di apartemen Kiara untuk latihan, membahas kostum, dan transportasi ke tempat syuting. Besok, mereka mulai syuting di kota bawah.
"Ambis banget," desis Nadhif.
"Jam berapa, Nad?" tanya Lathif.
"Jam 8 rencana mulai OTW ke tempat syuting, Pa. Jadi kalau bisa setengah 8 udah pada OTW ke sekolah."
"Kenapa nggak berangkat bareng Daffa aja, Nad?" Alif nanya lagi.
"Nggak mau! Terlalu pagi!" Nadya menggeleng cepat. Yee ... Daffa bakal berangkat jam 6 dari rumah, padahal ujiannya dimulai setengah delapan. Nadya nggak mau luntang-lantung sendirian di depan sekolah, lah.
"Kan bisa ke rumah Kiara dulu."
"Kiara lagi tinggal di apartemen, tau. Rumahnya yang di belakang sekolah lagi direnovasi."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]
Teen Fiction[dam·pit] n anak kembar laki-laki dan perempuan (KBBI) Kembar dampit, atau kembar laki-laki dan perempuan. Seperti itulah "status" Nadhif dan Nadya. Mereka sepasang kembar yang telah memasuki masa remaja. Pastinya mereka telah mengenal cinta. Pasti...