26. Toxic Junior

10 3 0
                                    

Setiap angkatan pasti ada saja kelas yang paling menonjol. Entah itu karena prestasinya, kekompakannya, ataupun karena berisi siswa-siswi kaya. Kelas 12 yang paling menonjol adalah Kemotaksis, XII MIPA 1, kelasnya Daffa. Terkenal berisikan siswa cerdas yang selalu menguasai ranking paralel angkatan. Untuk kelas 11, untuk saat ini yang paling menonjol adalah Sitaara, kelasnya Nadya. Mereka terkenal dengan julukan kelas kerajaan. Selain itu mereka juga selalu kompak.

Untuk angkatan baru, sepertinya terlalu dini untuk menentukan kelas yang paling menonjol. Namun hingga sebulan ini, memang ada satu kelas yang selalu ingin menonjol. Reactive, X MIPA 5, yang katanya berisikan anak-anak orang kaya seperti pejabat hingga konglomerat.

Desas-desus tentang Reactive sudah didengar kakak kelas. Jadilah bahan gosip paling menarik.

"Nggak kusangka Geinna tuh anak Reactive. Yang katanya terkenal songong," gumam Nadhif. Dia sendiri juga nggak percaya Geinna masuk dalam kelas seperti itu.

"Bukan katanya aja sih, anak-anak Reactive memang songong. Pernah nggak sengaja disenggol anak kelas mereka, bukannya minta maaf malah aku yang diomelin. Gila anjir. Baru kali ini junior marahin senior," celoteh Hafidho. "Ehh tapi Geinna tuh siapa, sih? Kok kalian bertiga sering banget ngomongin Geinna? Terutama Nadhif."

"Kamu gatau, Dho? Mantannya Nadhif, tuh." Maulana yang menjawab.

"Anjir, kapan Nadhif pacaran sama dia?"

"Jaman SMP, lah. Waktu kelas sembilan, Nadya ditembak Thariq, nggak lama kemudian Nadhif nembak Geinna. Menjelang UN, Nadya diputusin Thariq, nggak lama kemudian Geinna mutusin Nadhif. Tahun lalu Nadya ditembak Fathan, nggak lama kemudian Nadhif nembak Nazhifa. Begitulah ritme percintaan mereka," jelas Hanif.

"Ayo ke koperasi!" potong Nadhif. Ngomongin mantannya membuatnya lapar.

"Gas! Aku kangen risol mayo koperasi!" Hafidho tanpa berpikir panjang langsung setuju.

"Aku juga butuh beli folio di koperasi, sih. Kata kelas sebelah bakal ada tugas sejarah dikerjain di folio." Hanif juga ikut bangkit dari bangkunya. Terkadang ada tugas yang harus dikerjakan di kertas folio. Untung koperasi sekolah menyediakan kertas folio maupun HVS.

"Entar aku minta ya, Nif."

"Yoi."

Koperasi sekolah memang selalu ramai saat istirahat pertama. Soalnya stok jajanan di koperasi pasti sudah habis saat istirahat kedua, sih. Mbak-mbak koperasi cukup kewalahan melayani siswa. Kadang siswanya juga nggak sabaran, saling dorong, saling sikut, jadi membuat rusuh.

Kerusuhan juga terjadi kali ini. Gara-gara ada yang nggak sengaja menginjak sepatu baru yang konon katanya mahal.

"Nggak usah dorong-dorong bisa, nggak?" Seorang siswi dengan wajah putih mulus bak porselen tampak kesal karena terdorong. Yang lain mana mendengarkan, masih sibuk berebut jajanan dan meminta uang kembalian.

Siswi itu terdorong lagi hingga menabrak Nadhif yang padahal sudah berdiri menjauh dari kerumunan yang mengerikan. Siswi itu tambah marah karena tanpa sengaja Nadhif menginjak kakinya.

"Udah tau rame gini jadi melamun, dong! Kakiku keinjek, tau! Mana sepatuku baru beli, mahal pula. Jadi kotor gara-gara kamu!"

"Aduhh ... sorry, Dek. Aku kan nggak sengaja nginjak kakimu."

"Nggak sengaja apanya?! Sepatuku jadi kotor, nih! Ihh ... sepatumu apa nggak pernah dibersihin, sih?"

Perdebatan antara Nadhif dan siswi berwajah bak porselen itu menarik perhatian siswa lain, termasuk Hanif yang sedang menghitung lembaran kertas folio yang akan ia beli. Juga Maulana dan Hafidho yang sedang mengambil minuman di kulkas.

DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang