Hari pengumuman SNMPTN pun tiba. Sejak semalam, Nadya nggak bisa tidur. Hatinya berdebar tak karuan. Rasanya lebih parah daripada saat dideketin gebetan.
Nadya sampe heran, kok bisa ya Hanif sama Nadhif merasa biasa aja? Nggak ada muka-muka tegang? Nadhif malah lupa hari ini pengumuman SNMPTN.
"Mari kita nobar pengumuman SNMPTN!"
"Jangan to, Mas."
"Kenapa? Seru, lho! Kalau keterima kan ikut seneng semuanya."
"Ya kalau keterima, kalau nggak? Malu, lah. Nanti kalian malah ngejek."
"Nggak bakal lah, Nad! Keterima atau nggak kita tetep bangga, dong."
Nadya tetep nggak setuju dengan ide nobar pengumuman. Mending buka sendiri-sendiri dan diam-diam. Namun apalah daya, serumah lebih setuju nobar menggunakan laptop yang tersambung dengan TV di ruang keluarga.
Beberapa menit jelang pengumuman.
Semuanya sudah berkumpul di ruang keluarga.
"Kita mulai dari Hanif dulu, deh."
"Aduh."
Jemari Lathif lincah mengetikkan nomor peserta. Terdengar suara klik, dan hasilnya adalah ....
"WEEE ... LOLOSS!!!"
Tiga Pandawa pertama langsung berseru girang. Hanif jelas kaget membaca monitor di hadapannya. Dia berhasil lolos teknik sipil! Mematahkan tradisi ranking satu paralel MIPA yang selalu lolos kedokteran.
"Sekarang giliran Nadhif, ya?"
Nadhif udah komat-kamit nggak jelas. Papanya begitu cepat mengetikkan nomor peserta. Lebih cepat lagi dalam mengklik hasilnya.
"LOLOS JUGA!!!" Pandawa kembali berseru.
"HAH?!" Nadhif melongo, tak percaya dirinya lolos teknik geodesi.
"Privilege ketua OSIS, nih!"
"Oiya! Ketos yang lolos pemeringkatan SNM biasanya lolos SNMPTN sih."
"Nah, puncaknya Nadya."
Nadya menutup matanya dengan telapak tangan, nggak mau melihat hasilnya. Dia amat berharap bisa menyusul kakak-kakaknya ....
"Nad ...."
Suasana mendadak berubah. Nadya memberanikan diri membuka mata dan hasilnya....
Terpampang tulisan semangat yang artinya gagal. Tangis Nadya langsung pecah. Tawa anggota keluarga yang lain langsung tersumpal.
***
"Cup cup, jangan nangis, Sayang. Mama Papa tetep bangga sama kamu. Gagal SNM bukan akhir segalanya. Masih ada SBMPTN. Mama justru yakin kamu bisa bersaing di SBM melihat grafik nilaimu saat try out di bimbel ataupun online selalu meningkat."
Nadya sangat sedih dan kecewa dengan hasil yang didapatkan. Namanya dibuka di akhir dengan harapan jadi puncak kebahagiaan, ternyata malah sebaliknya.
Nadya masih sesenggukan dengan posisi tengkurap di kasur dan membenamkan kepalanya di bantal. Dia nggak berminat keluar kamar. Tak peduli anggota keluarganya yang lain berusaha menghibur dan membujuknya.
Ariadna akhirnya keluar kamar dengan wajah lesu. Upayanya menghentikan tangisan Nadya tidak berhasil.
"Mungkin Nadya butuh waktu buat sendiri, Ma. Kalau sendiri bisa membuatnya tenang, jangan kita ganggu," hibur Lathif, merangkul istrinya.
"Takutnya Nadya sedih berkepanjangan, Pa."
"Semoga nggak, Ma. Putri kita itu mudah memaafkan. Dia juga pasti mudah berdamai dengan kenyataan. Semoga kesedihannya hanya sesaat."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]
Teen Fiction[dam·pit] n anak kembar laki-laki dan perempuan (KBBI) Kembar dampit, atau kembar laki-laki dan perempuan. Seperti itulah "status" Nadhif dan Nadya. Mereka sepasang kembar yang telah memasuki masa remaja. Pastinya mereka telah mengenal cinta. Pasti...