25. Sebuah Kehormatan

13 3 0
                                    

"LCC kebangsaan tahun ini berhasil dimenangkan oleh kelas XI MIPA 2! Selamat!"

LCC Kebangsaan untuk kelas sepuluh dan sebelas sudah berakhir, dimenangkan kelas XI MIPA 2 yang diwakili oleh Thariq, Nazhifa, dan Qory. Nadya sebagai MC tentu saja senang kelasnya menang. Akhirnya, mereka naik tingkat dari LCC Pesantren Ramadan yang lalu yang berhasil menduduki posisi ketiga.

"Seneng kan kelasnya menang? Dah nggak nangis lagi?" Hanif sengaja meledek Nadya yang sempat berseru senang saat kelasnya, Sitaara, berhasil menjawab tujuh dari sepuluh pertanyaan rebutan.

"Apa sih, Mas." Nadya jadi malu kalau diingatkan kejadian beberapa jam lalu. Nadya sekarang memang sudah tersenyum lebar, tapi matanya masih tampak sembab, bekas menangis selama setengah jam. Semoga saja cuma sedikit orang yang melihatnya menangis karena kehilangan uang.

"Habis ini kita latihan, Nad."

"Latihan apa, Mas?"

"Latihan nyanyi buat upacara 17-an besok, lah."

"Tapi suaraku kok agak serak, ya."

"Mungkin gara-gara tadi kamu nangis, makanya agak serak. Dah ... minum banyak air putih dulu. Nanti sampe rumah makan kencur."

Mereka berdua beranjak meninggalkan aula. Mereka harus latihan nyanyi sebagai persembahan dalam upacara HUT RI tiga hari lagi. Hanif, Fathan, dan Nadya nggak ikut paduan suara untuk upacara, tapi mereka terpilih untuk membawakan medley lagu daerah sebagai penutup rangkaian upacara. Nantinya mereka akan diiringi oleh band sekolah.

Sudah jadi rutinitas setiap upacara HUT RI, siswa dengan suara emas akan membawakan medley lagu daerah setelah rangkaian pengibaran bendera layaknya upacara di Istana Negara. Penyanyinya biasanya dipilih dari kelas sebelas.

Mereka bergegas menuju ruang band. Personil band sudah lengkap. Lomba hari ini juga sudah berakhir, jadi mereka punya waktu luang untuk latihan.

Kira-kira lagu apa saja yang akan mereka bawakan, ya?

***

Menjelang upacara HUT RI, ekskul paskibra tentu saja sangat sibuk. Sebagian dari mereka terpilih menjadi petugas upacara yang didominasi kelas sebelas. Pemilihan petugas upacara sendiri sudah dilakukan sejak sebulan lalu. Latihan menjadi petugas upacara HUT RI memakan waktu lebih lama dibanding upacara biasa. Maka tiga hari menjelang 17 Agustus, intensitas latihan naik dua kali lipat. Kemungkinan para petugas juga akan pulang malam demi tampil paripurna dalam upacara.

Petugas upacara HUT RI yang paling menarik perhatian peserta upacara tentu saja tiga pengibar bendera, pembawa baki, serta komandan pasukan pengibar. Kira-kira, siapa yang beruntung menempati posisi-posisi itu, ya?

"Gerakan kalian sudah bagus, sih. Tinggal dikompakin aja, terutama yang pasukan delapan. Pembentang bendera masih agak takut waktu membentangkan. Jangan takut, Dek! Benderanya sudah dilipat sedemikian rupa biar nggak kebalik saat dibentangkan." Alumni SMA Semangat yang dulu pernah menjadi anggota paskibra tingkat provinsi kini didapuk menjadi pelatih.

Sebagian besar dari petugas upacara yang terpilih sudah pernah menjadi petugas upacara HUT RI dulu saat SD maupun SMP. Hanya tinggal mengingat dan menyempurnakan gerakan. Latihan tidak akan rumit ketika mereka sudah mengenal basicnya.

"Satu lagi yang perlu diingat, rambut kalian! Saya harap kalian sudah pada mencukur dan memotong rambut maksimal H-1 upacara, atau saat geladi bersih. Paham?"

"Siap, paham!"

"Baiklah, kalian bisa beristirahat dulu selama lima belas menit. Setelah itu lanjut latihan selama sejam baru kalian bisa pulang. Mengerti?"

DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang