72. Kembali ke Bali

6 2 0
                                    

Bandara dipadati calon penumpang di masa libur akhir semester ganjil alias libur Natal dan tahun baru. Dekorasi khas Natal dan tahun baru menghiasi tiap sudut bandara.

Penerbangan menuju Bali masih setengah jam lagi. Keluarga Edelstein bersantai sejenak di ruang tunggu bandara.

Nadya menemani Dalila melihat pesawat yang terparkir di apron dari jendela ruang tunggu. Anak seumuran Dalila sangat senang mengenal hal-hal baru.

"Lihat Lila, pesawat yang itu mau terbang." Nadya menunjuk sebuah pesawat yang sedang pushback ke taxiway.

"Awatnya becal!"

"Lila nggak sabar ya mau naik pesawat? Iya, bentar lagi kita naik pesawat."

Tak lama kemudian ada pengumuman bagi calon penumpang menuju Denpasar untuk segera menuju garbarata. Trio Amburegul semangat sekali, tak sabar ingin segera masuk pesawat. Maksudnya nggak sabar melihat mbak-mbak pramugari cantik.

"HP udah pada dimatiin, kan?"

"Udah, Pa."

"Selamat datang." Para pramugari menyambut penumpang dengan ramah.

"Aku mau duduk dekat jendela!" cetus Nadya.

"Demi kepentingan snapgram sayap pesawat," desis Nadhif.

Pramugari sigap membantu penumpang yang kebingungan mencari bangku sesuai nomor di tiket ataupun menaikkan tas penumpang ke kabin atas. Pramugari yang lain membagikan welcome drink untuk penumpang yang sudah duduk.

Semua bangku sudah terisi. Pintu pesawat ditutup. Pramugari mendemonstrasikan penyelamatan di kondisi darurat sekaligus memberi tahu bahwa pesawat akan take off. Para penumpang diharapkan sudah mematikan semua gadget dan memasang sabuk pengaman.

Pesawat sudah berada di landasan pacu. Tak lama kemudian pesawat mengudara dengan mulus.

Semoga tidak ada kendala apa pun selama sejam penerbangan menuju Bali.

***

Keluarga Edelstein langsung menuju hotel. Selama di Bali, Lathif menyewa sebuah mobil dari persewaan mobil dan agen travel milik keluarganya Fathan. Saat mengunjungi destinasi wisata, akan ada tour guide yang memandu mereka.

Mereka memilih hotel tempat Nadhif dan Nadya menginap saat karya wisata tahun lalu, booking dua kamar. Letaknya di pusat kota Denpasar, jadi mudah untuk ke mana-mana.

"Aku mau keliling hotel ya, Ma." Nadhif meminta izin.

"Ikutt!!!"

"Hati-hati, jangan sampe nyasar."

Nadya juga ikut Trio Amburegul keliling hotel. Kemarin dia nggak sempat berkeliling, begitu sampe hotel langsung istirahat.

***

Hari pertama liburan, mereka memilih tempat wisata santai di sekitaran Kabupaten Badung. Destinasi pertama ke waterpark, setelah itu ke Dream Museum Zone, tempat foto berlatarkan lukisan 3D. Sebenarnya mereka sudah pernah mengunjungi museum 3D di Jogja saat liburan tahun lalu, eh sekarang mereka juga memilih destinasi serupa.

"Asyik, renang!" Trio Amburegul berseru senang.

Udah lama nggak main air di waterpark. Kolam renang yang biasa digunakan untuk pelajaran olahraga nggak ada wahana perosotannya, sih.

"Berani naik perosotan yang tinggi nggak, Nad?" tantang Daffa.

"Berani, lah. Ngece banget."

"Untung Nadya nggak lagi dapet. Coba kalau lagi dapet, nggak bisa renang," ledek Nadhif. Nadya mendengus sebal.

DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang