13. Kamu Menang, Aku Senang

12 3 0
                                    

Ada pemandangan berbeda di rumah kali ini. Sedari pulang sekolah sampai sekarang muka Nadya tertekuk.

"Kenapa dah nih bocah?" Alif yang baru pulang dari tempat les langsung disuguhi raut cemberut Nadya.

"Sebel, Mas."

"Sebel kenapa?"

"Gara-gara si ketua kelas nyebelin tuh."

"Emang si Thariq ngapain?"

"Dia nyuruh aku wakilin lomba."

"Lomba apaan?"

"Putra-Putri Semangat, lah. Apalagi?"

Tawa Alif langsung meledak, kemudian bertepuk tangan senang. Sebagai Putra Semangat saat ini, tentunya Alif seneng kalau ada adiknya yang mengikuti jejaknya.

"Pantes Thariq milih kamu jadi wakil kelas buat PaPi, Nad. Mantan ketos pasti jago ngomong di depan umum. Targetnya nggak muluk-muluk, minimal kamu winner Putri Semangat, lah."

"Mas! Aku serius! Aku nggak mau ikutan PaPi!"

"Tapi kamu cocok jadi pemenang Putri Semangat, Nad! Percaya deh sama masmu yang paling keren dan ganteng ini, sang Putra Semangat 2017."

Nadya mendengus sebal. Dia lupa, Alif sangat semangat jika menyangkut Putra-Putri Semangat. Jadi percuma juga curhat dengan Alif.

"Emang pasangannya siapa, Nad? Thariq?"

"Fathan."

"Cocok, dong! Berasa naik ke panggung pelaminan, bukan ke panggung final."

"MAS!!!!" Nadya berseru sebal. Apa katanya? Panggung pelaminan? Masnya ini benar-benar nggak bisa diandalkan!

Ingin rasanya Nadya mengundurkan diri, tapi kasihan sama Fathan. Kepada siapa dia harus curhat masalah ini?

***

"Santai, Nad, aku juga ditunjuk Nadhif buat ikut PaPi. Aku palingan nggak terlalu serius, soalnya lawannya berat-berat, terutama kelas 11. Mas Daffa juga kepilih, tuh. Udah ketebak paling dia yang bakal menang."

Ternyata Hanif terpilih mewakili X MIPA 3 dalam pemilihan Putra-Putri Semangat bulan depan. Huft ... akhirnya ada yang bisa dijadikan tempat curhat.

"Cowok kelasmu yang maju Fathan?"

"Iya, Mas."

"Cocok! Pasti dia yang bakal menang gelar berbakat, tuh."

"Iya, sih. Fathan tuh sebenernya multitalented, tapi dia agak pemalu. Sebenernya di kelas dia aktif tanya atau berpendapat kalau ada presentasi kelompok, cuma kalau di luar agak minder."

"Partnernya kan kamu, dia pasti bisa menaklukkan rasa gugupnya, Nad. Dia udah biasa nyanyi waktu pertemuan ortu, jadi pasti dia bisa menaklukkan tes bakat. Kalau Fathan aja bisa, kamu pasti lebih bisa, lah, Nad. Kamu kan mantan ketos," ujar Hanif menyemangati. Nadya bisa sedikit tersenyum lega.

Hanif benar juga, sih. Kalau Fathan aja nggak menolak ketika ditunjuk, kenapa dia yang mantan ketos malah menolak? Ketos kan sering bicara di depan umum. Jadi harusnya gampang bagi Nadya untuk menaklukkan interview ataupun sesi tanya-jawab saat seleksi.

Tapi Nadya belum bisa sepenuhnya lega, karena belum tahu lawan lainnya.

***

Seleksi Putra-Putri Semangat resmi dimulai. Akhir minggu lalu dimulai dengan registrasi dan photoshoot kontestan. Minggu ini dilanjut tes tertulis dan wawancara.

"Sekolah kita berdiri kapan, Nad?"

"Hmm ... kemarin Januari sekolah kita ultah ke-40, berarti berdirinya 15 Januari 1978."

DAMPIT (New Version) ~ [Complete√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang