Rani menjalani hari ini dengan penuh semangat. Ia menyisir rambut dan memoleskan sedikit make up di wajahnya. Irfan mengajak Rani untuk pergi ke suatu tempat yang rahasia.
Irfan sudah sampai di depan rumah Rani. Ia menunggu gadisnya itu keluar dari rumah. Tak lama kemudian, Rani mendekat ke arah mobil Irfan dengan memakai celana jeans dan kaos serta sneakers.
"Cantik banget pacar gue," puji Irfan.
"Bisa aja gombalnya. Lo mau ngajak gue kemana sih?"
Irfan melajukan mobilnya meninggalkan rumah Rani. "Rahasia dong. Tempat ini sangat spesial bagi gue."
Rani mengangguk lalu menyalakan sebuah lagu. Mereka larut dalam alunan melodi yang tercipta dari lagu itu. Sesekali Rani menatap Irfan dan mereka tersenyum secara bersamaan.
Perjalanan sudah memakan waktu selama dua puluh menit. Rani belum tahu akan dibawa Irfan kemana. Mobil sudah memasuki area pedesaan yang indah nan sejuk. Rani membuka kaca mobil dan menghirup udara dalam-dalam.
"Ini di daerah mana? Segar banget udaranya," ucap Rani.
"Ada deh, nanti juga lo tahu. Sebentar lagi kita sampai kok." Rani mengangguk lalu kembali menutup kaca mobil.
Irfan menggandeng tangan Rani, mereka berjalan menuju sebuah rumah tua yang terletak di pedesaan. Rani tidak tahu pasti ini di daerah mana. Namun ia sangat bahagia melihat suasana desa yang sudah jarang sekali ditemukan.
"Ini rumah siapa?" tanya Rani.
"Rumah nenek gue. Yuk masuk ke dalam, gue kenalin sama nenek," jawab Irfan sembari tersenyum.
Rani menghentikan langkahnya. "Nenek lo? Kenapa nggak bilang, sih? Penampilan gue kayak mau main ke mal. Gue malu ketemu sama nenek lo."
Irfan menyelipkan rambut hitam Rani ke telinganya. "Jangan gitu. Apapun yang lo pakai itu cantik menurut gue. Gue juga yakin kalau nenek bakal suka sama lo. Tenang aja."
"Oke."
Irfan mengetuk pintu berwarna cokelat. Tak lama kemudian pintu itu terbuka dan muncul seorang nenek tua yang berusia sekitar enam puluh tahun.
"Irfan? Lama sekali kamu nggak kesini. Nenek kangen tau. Terakhir kali kamu ke rumah nenek itu masih kecil, sekarang sudah besar saja," ucap nenek.
"Maafin Irfan ya, nek. Akhir-akhir ini Irfan sibuk sekolah. Mama sama papa juga sibuk kerja," jawab Irfan.
"Nggak apa, ayo masuk."
Rani duduk di ruang tamu yang bernuansa jaman kolonial belanda. Semua barang-barang disini terlihat lama dan antik. Mulai dari kursi rotan hingga jendela rumah khas jaman Belanda.
"Ini siapa, Irfan?" tanya nenek.
"Ini pacar aku, nek. Namanya Rani."
Nenek mendekat ke arah Rani dan memegang tangannya. "Cantik banget lho pacar kamu. Nenek suka sama dia."
"Makasih, nek. Rani juga bahagia bisa ketemu sama nenek," balas Rani dengan menebarkan senyuman yang sangat manis.
"Kamu mau keliling rumah nenek? Nanti nenek tunjukin semua ruangan yang ada disini." Rani mengangguk lalu berjalan mengikuti nenek dan Irfan.
Rani sedang berada di taman yang menyuguhkan pemandangan indah. Rumah nenek Irfan terletak diatas perbukitan yang membuat udara disini sangat segar dan sejuk.
Irfan sibuk memotret pemandangan menggunakan kamera barunya. Sedangkan Rani sibuk berbincang-bincang dengan nenek Irfan. Ternyata mereka memiliki banyak persamaan yang membuat mereka asyik mengobrol.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA [Completed] ✔
Teen FictionBiantara Langit Angkasa adalah siswa SMA Kertajaya yang duduk di kelas 11. Bian sapaan akrabnya, suka bermain basket dan menjabat sebagai ketua tim basket SMA Kertajaya. Arani Sharilla Mahajaya adalah siswi yang duduk di kelas sepuluh, walaupun masi...