27: Bimbang

188 12 0
                                    

"Entah apa yang terjadi, hidupku sangat hampa tanpa kehadiranmu. Padahal kamu bukan siapa-siapa untukku."

******

Rani sedang duduk di depan televisi. Ia sedang menikmati sarapan. Rani melihat jam dinding yang tertempel. Jam itu menunjukkan pukul sembilan pagi. Rani sudah janji dengan Irfan jika mereka akan bertemu pukul sepuluh nanti.

Setelah selesai makan, Rani langsung berjalan menuju kamarnya dan mempersiapkan outfit yang akan dipakainya.

"Udah siap? Nggak ada yang ketinggalan?" tanya Irfan dengan menatap Rani.

Rani menggeleng tanpa menjawab.

Irfan mulai melajukan mobilnya menuju tempat yang mereka setujui. Irfan akan mengajak Rani ke sebuah danau yang menyimpan banyak kenangan untuk dirinya.

"Tumben diam aja. Lo sakit? Kalau lo sakit, kita pulang aja ya? Gue khawatir sama keadaan lo," ucap Irfan cemas.

"Nggak kok. Gue nggak kenapa-napa, cuma sedikit capek aja."

"Beneran?" Rani mengangguk.

Satu kata, 'gue nggak kenapa-napa' itu adalah sebuah kebohongan besar. Seperti apa yang dirasakan Rani saat ini. Sebenarnya ia dalam keadaan bimbang. Ia memikirkan tentang Irfan, Bian, dan juga perasaannya sendiri.

"Udah sampai nih," ucap Irfan dengan menatap ke arah Rani yang sedang melamun.

"Eh, udah sampai ya? Cepet banget."

Irfan tersenyum kecut. "Lo ada apaan sih? Ada yang disembunyiin dari gue, ya? Dari tadi diajak ngobrol nggak nyaut sama sekali."

Rani menatap Irfan. Ia merasa bersalah karena tidak menghiraukan Irfan. Rani terus menatap wajah Irfan yang mulai berubah ekspresi. Langkahnya berjalan keluar dari mobil dan diikuti oleh Rani.

"Maaf," ucap Rani lirih.

Irfan memeluk Rani erat lalu mencium ujung rambutnya yang sangat wangi. "Nggak apa, kalau lo belum siap cerita juga nggak apa."

"Makasih udah pengertian banget sama gue. Maaf kalau sikap gue bikin lo nggak nyaman."

Irfan memegang tangan Rani. "Udah nggak usah dibahas lagi, oke? Sekarang kita harus bahagia. Naik bebek-bebekan yuk?" ajak Irfan dengan semangat.

"Yuk!"

Mereka menaiki bebek-bebekan berwarna merah muda--seperti pilihan Rani sebelumnya. Mereka sangat menikmati waktu bersama. Rani seolah lupa dengan beban pikirannya. Ia sangat bahagia bisa berada disini dengan Irfan.

"Foto yuk?" ajak Irfan.

"Yukk!" jawab Rani dengan semangat.

Irfan mengeluarkan ponselnya lalu membuka kamera dan menekan tombol ambil gambar. Dari foto itu, mereka terlihat bahagia. Rani menatap Irfan dan juga Irfan menatap Rani dengan tatapan yang lucu.

Setelah selesai memutari danau dengan bebek-bebekan, Rani dan Irfan berjalan menuju sebuah warung.

"Makan disini nggak apa-apa kan?" tanya Irfan.

BIANTARA [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang