"Apa kamu tidak ingin menjelaskan yang sebenarnya kepadaku?"
***
Rani memasang tali sepatunya lalu mengikatnya kencang. Hari ini, ia memilih untuk menaiki mobilnya. Rani juga sudah mengirimkan pesan kepada Bian jika tidak usah menjemput dirinya.
Benar, Rani ingin menjaga jarak kepada Bian agar dia tahu dimana letak kesalahannya. Ia tidak ingin memint Bian untuk menjelaskan secara langsung. Rani hanya ingin Bian menceritakan semua ini atas inisiatifnya sendiri tanpa harus disuruh.
"Kenapa nggak dijemput aja? Kan enak sekalian berangkat sama bidadari," ucap Bian yang sudah berdiri disamping mobil Rani.
"Nggak, tadi ada urusan dikit. Gue takut ngerepotin lo karena nunggu lama," jawab Rani berbohong.
"Gue antar ke kelas ya?"
"Emm, nggak usah. Lo langsung ke kelas aja."
Bian berdiri dan menatap Rani yang mulai menjauh dari pandangannya. Ia merasa hari ini gadis itu berbeda. Ia juga merasa jika ada sesuatu yang ditutupi oleh Rani dari dirinya.
***
Pelajaran kimia sangat menghabiskan tenaga serta pikiran Rani. Ia terus mencoba untuk fokus kepada materi yang dijelaskan guru, tapi semuanya gagal. Ucapan Irfan terus terngiang-ngiang di benak Rani sejak kemarin.
Lamunan Rani buyar ketika bel istirahat berbunyi. Ia bersama ketiga sahabatnya berjalan menuju kantin.
"Kalian mau makan apa?" tanya Emil.
"Gimana kalau soto mie aja?" usul Fina dengan menatap sahabatnya.
Insha mengangguk. "Gue setuju!"
Fina menatap ke arah Rani yang sedang asyik menenggelamkan dirinya di lamunan. Fina menyikut tangan Rani dan membuatnya terkejut.
"Ada apa?" tanya Rani.
"Lo mau makan apa?" ulang Emil.
Rani menatap penjual makanan di kantinnya. "Terserah, samain aja kayak kalian."
Fina bangkit dari duduknya. "Oke, gue pesenin ya. Kalian tunggu disini."
Insha mendekat ke arah Rani dan menatapnya lekat-lekat. Ia tahu jika Rani sedang tidak baik-baik saja. Ia menduga jika semua ini ada hubungannya dengan Biantara.
"Ada masalah sama Bian?"
Alis Rani terangkat. "Hah? Nggak kok. Kita baik-baik aja."
"Tapi gue lihatnya lo kayak nyembunyiin sesuatu. Emangnya apa?" tanya Insha dengan menetap Rani intens.
"Gue belum bisa cerita."
Insha mengelus pundak Rani. "Oke, kita tunggu sampai lo siap cerita."
Rani bingung tujuh keliling. Apakah ia harus menceritakan tentang Syifa kemarin kepada teman-temannya? Bagaimana jika teman-temannya bereaksi dan melabrak Syifa di kelasnya? Rani sudah tidak ingin membuat masalah lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIANTARA [Completed] ✔
Ficção AdolescenteBiantara Langit Angkasa adalah siswa SMA Kertajaya yang duduk di kelas 11. Bian sapaan akrabnya, suka bermain basket dan menjabat sebagai ketua tim basket SMA Kertajaya. Arani Sharilla Mahajaya adalah siswi yang duduk di kelas sepuluh, walaupun masi...