39: Semakin erat

162 10 0
                                    

"Seperti ini terus, ya? Aku mencintaimu selamanya."

*****

Seperti biasanya, Bian menjemput Rani untuk berangkat menuju sekolah. Ia sengaja mengajak Rani untuk mencari sarapan terlebih dahulu. Sepeda motor Bian berhenti di sebuah warteg.

"Yuk ke dalam," ajak Bian.

Rani mengangguk dengan ragu. Ia takut jika tempat ini tidak nyaman untuknya.

"Kenapa? Jijik?" tanya Bian.

"Gitu deh."

Bian tersenyum lalu menggandeng tangan Rani. "Nggak seperti apa yang lo bayangkan kok. Percaya sama gue."

"Beneran, ya?"

"Iya, masa gue bohong sih?"

Mereka masuk ke dalam warteg itu. Ternyata di dalamnya tidak terlalu menjijikkan yang ada di bayangan Rani. Ia tidak sarapan karena sudah sarapan dirumah. Rani sibuk memperhatikan Bian yang sedang makan dengan lahap.

"Lapar banget, ya?" tanya Rani.

"Iya, mama sama papa gue ada kerjaan di luar kota. Jadinya nggak ada yang masakin gue," jawab Bian.

"Pembantu?"

"Pembantu gue kebetulan libur."

"Oh.."

Bian sudah selesai makan dan membayarnya. "Oh iya, Tante Ratih kemana?"

Rani menatap Bian. "Mama ada urusan kerjaan diluar kota."

Bian mengangguk saja.

***

Suasana sekolah ramai dipenuhi siswa dan siswi yang datang. Rani melepaskan helm lalu berjalan bersama Bian menuju kelasnya. Rani sudah bilang kepada Bian agar tidak mengantarnya, namun Bian menolak.

"Udah sampai sini aja. Malu dilihat sama yang lain," ucap Rani.

"Kalau yang lain lihat lo dengan tatapan tajam, itu tandanya mereka sirik sama lo. Janhan hiraukan mereka, ya?"

Rani mengangguk.

"Semangat belajarnya," ucap Bian.

"Lo juga. Semangat habis ini mau naik ke kelas dua belas," jawab Rani.

Bian tersenyum lalu mengusap puncak kepala Rani. "Siap ibu negara."

Jam pelajaran terasa sangat lama karena banyak ujian hari ini. Rani sangat benci jika harus bertemu ujian, mungkin semuanya juga begitu.

Ujian harian pertama berjalan lancar karena Rani lumayan menguasai materinya. Namun ia menemukan kesulitan ketika berhadapan dengan ujian kedua. Guru mata pelajaran Rani selalu berkeliling melihat siswa-siswinya.

"Lima menit lagi waktunya selesai," ucap guru itu.

Rani pasrah. Ia hanya menjawab semampunya saja.

BIANTARA [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang