40: Uwu-uwu

192 12 0
                                    

"Mungkin kita adalah salah satu pasangan yang menebarkan uwu-uwu dihadapan para jomlo akut ini."

***

Sebelum menjemput Rani, Bian sengaja mampir ke toko bunga yang ada di dekat rumahnya untuk membelikan Rani setangkai mawar putih. Semalam ia baru saja membaca teori jika perempuan akan senang bila dikasih bunga oleh orang yang tersayang.

Sementara itu, Rani berdiri di depan pagar rumahnya sambil berharap cemas. Pikirannya tidak tenang karena khawatir dengan Bian. Tidak biasanya ia ngaret seperti ini.

"Tegang banget mukanya," ucap Bian.

Rani bernafas lega. "Ih! Darimana aja, sih? Gue khawatir sama lo. Gue kira lo ada apa-apa dijalan."

Bian terkekeh pelan. "Yaudah, yuk berangkat ke sekolah.

Sepanjang jalan, Rani dan Bian tidak berhenti berceloteh. Mereka sibuk membicarakan hal yang tidak penting, tapi tidak apa--dengan begini Rani merasa menjadi wanita paling bahagia.

"Kadang gue heran, kenapa ya kaum jomlo lebih banyak daripada kaum yang punya pasangan?"

Rani menatap Bian lewat kaca spion. "Mungkin mereka belum ditakdirkan untuk bertemu dengan pasangannya."

Bian tertawa. "Untung aja semesta baik sama gue."

"Baik gimana?"

"Gue dipertemukan lebih cepat sama jodoh gue."

"Ih! Gombal mulu. Belajar darimana?"

"Nggak perlu tau, calon jodohku."

Telinga Rani merasa geli mendengar rayuan Bian itu. "Udah ah, kuping gue geli banget."

Lalu sedetik kemudian mereka tertawa dengan lepas. Bian belum pernah merasakan sebahagia ini, Rani pun demikian. Dulu saat bersama Irfan, Rani hanya bisa bahagia saja dan tidak sebahagia bersama Bian.

***

Bian memarkirkan sepeda motornya di tempat biasa. Rani turun dari sepeda motor dan hendak berjalan menuju kelas. Namun tangan Rani digenggam oleh Bian, seakan tidak membiarkan Rani pergi meninggalkan dirinya.

"Kenapa?" tanya Rani.

Bian mengeluarkan bunga dari dalam tasnya dan memberikan kepada Rani.

"Ini apa?"

Bian memegang tangan Rani. "Itu bunga buat lo. Gimana, lo suka?"

"Suka banget. Makasih."

Bian mengangguk dan tersenyum. "Sama-sama. Apapun akan gue lakukan, asal lo bahagia."

Dafa, Farel, dan Gandi mendengar semua ucapan Bian kepada Rani. Mereka heran, Rani bisa mengubah sikap Bian yang dulunya sangat cuek dan dingin. Mereka mendekat ke arah Bian dan Rani.

"Duh, jiwa jomlo gue meronta-ronta," sindir Dafa.

"Iya nih! Kalau mau pamer uwu-uwu mending di tempat sepi aja. Kalau disini kan jadinya gue pengen uwu juga," sahut Farel.

BIANTARA [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang