12. Buku Catatan Anya

1.5K 523 481
                                    

🦋____⛈️____🦋

𝐃𝐢 𝐝𝐞𝐰𝐚𝐬𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐬𝐞𝐦𝐞𝐬𝐭𝐚, 𝐝𝐢 𝐚𝐬𝐮𝐡 𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐦𝐚𝐬𝐚.

-𝐂𝐚𝐤𝐫𝐚𝐰𝐚𝐥𝐚 𝐏𝐫𝐚𝐧𝐚𝐝𝐢𝐩𝐭𝐚

🦋____⛈️____🦋

Siang telah berganti dengan malamnya, matahari pun diganti dengan abu pekat dari cahaya bulan. Dimalam yang gelap, Anya lagi lagi berjalan diatas sunyi yang menghimpit keadaannya.

Kejadian tadi hari membuatnya memperlambat kepulangannya. Ia sudah berkali kali memutar mutar trotoar yang sama seperti sebelumnya. Saat kembali lagi ke trotoar yang sama, kali ini ia memberhentikan langkahnya.

Dugh

Dugh

Dugh

Anya membenturkan kepalanya berkali kali pada panjangnya pembatas jalan. entah apa alasannya, hingga ia melakukan hal bodoh yang dikatakan orang orang yang berjalan melaluinya.

"Dia kenapa?" Bisik salah satu pasangan yang sedang berlalu lalang disana.

Lelaki itu tampak mengangkat kedua bahunya, "Gila kali."

Dugh

Dugh

Dugh

Anya tak menghiraukan ucapan mereka semua. Ia malah mengulang kembali hal yang ia lakukan seperti tadi.

Tubuh Anya merosot, ia menyandarkan badannya dibelakang tiang besar nan panjang itu. "Bulannya bagus." Ujarnya tiba tiba.

Ia terus menerus menatap bulan yang menjadi pencahaya dirinya saat ini, "bulan punya kembaran nggak ya?" Tanya nya lagi pada diri sendiri.

Ia menghela nafas, "Kalo ada Anya mau jadi kembarannya."

Ia memutar otaknya kembali, tangannya pun terlipat pada lutut kakinya yang ditekuk. "Hm emang bisa ya?"

Anya menggeleng, "Pasti di ambil Bella, Anya nggak kebagian lagi."

Lagi lagi ia menghela nafas, "Kapan ya Bella bagiin kak Cakra buat Anya? Kita kan udah temenan tadi siang."

"Anya cuma minta dikit aja kok, nggak usah banyak banyak."

Gadis itu tampak tersenyum, "Upik abu kalo di Langit tugasnya jadi apa ya?"

Ia bergeming, "Emang arti upik abu itu apa?"

Anya menggeleng gelengkan kepalanya kembali, mungkin panggilan itu adalah panggilan kesayangan dari teman teman sekolahnya.

Ia mengeluarkan buku catatannya.
Membuka satu persatu halaman yang hampir menebal.

Ia mengeluarkan pena kesayangannya, kemudian mulai menarikan jarinya diatas bagian kertas kosong selanjutnya.

Day's 264 for Cakra

Dibawah cahaya bulan yang sedang menyoroti dunia malam ini, anya terpaksa menuliskan sesuatu lagi disini.

Anya berharap, kalau saja ada satu lembaran yang bisa ngebuat Anya bahagia ketika membuka lembaran ini, namun dugaan Anya salah. kesalahan yang memang pantas dibenarkan untuk saat ini.

Berharap pada benda mati saja sudah sakit sekali rasanya, apalagi terhadap mahluk hidup yang dirinya saja tak tahu anya siapa.

Cakrawala |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang