𝒕𝒊𝒅𝒂𝒌 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒔𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒅𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒘𝒂𝒋𝒂𝒉𝒌𝒖. 𝒋𝒊𝒌𝒂 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒕𝒂𝒌 𝒔𝒖𝒌𝒂, 𝒄𝒐𝒑𝒐𝒕 𝒔𝒂𝒋𝒂 𝒎𝒂𝒕𝒂𝒎𝒖.
-𝐮𝐧𝐤𝐧𝐨𝐰-***
Cakrawala menyeka air yang tertetes di pelipisnya, handuk pun ia gesekan berulang kali dikepalanya.
Ia membuka lemari bajunya, mengambil celana dan seragam sekolahnya. Ia masuk kedalam walk in closet kemudian menggantinya disana.Sekolah sudah masuk sejak satu jam yang lalu, namun ia baru saja terbangun sejak beberapa menit yang lalu. Sudah hal yang lumrah memang baginya, andai saja Maminya tak banyak berceloteh tentang kehidupannya, ia akan melanjutkan tidurnya sampai langit menghitam kembali.
Ia melirik kearah jaket yang semalam ia gunakan untuk menolong gadis itu, "Gue abis ngapain?!" Sentaknya pada diri sendiri.
Cakra mengambil jaket itu, menatapnya dalam lalu kemudian berjalan kearah tempat sampah yang berada diluar apartemen-nya.
Gerakannya terhenti, melirik sebentar kearah jaket itu dengan seksama, ia pun lama lama kesal kemudian berdecak.
"Abis dicuci, gue buang lo!" Ancam lelaki itu kemudian masuk lagi kedalam apartemen-nya.
Ia berjalan kearah walk in closet kembali, berniat mengambil jaket kulit yang baru.
"Itu cewe pasti kegeeran." Beo nya sepanjang jalan.
Cakrawala menghela nafasnya sebentar, "tenang, tenang, tenang."
Ia tesenyum, "Apa gue jangan sekola dulu aja ya?"
Buk
Lelaki itu memukul kepalanya sendiri, "Lo kenapa si anjing."
Nafasnya mulai gusar, "Dia semalem tidur, jadi dia nggak inget sama sekali sama lo."
Ia lagi lagi tesenyum, "Ya .... pasti nggak inget."
Buk
Buk
Buk
Buk
Cakra menjambak rambutnya, "CEWE GILA!"
Ceklek
"NASI UDUK SEMUR JENGLOT--"
Laksa menutup mulutnya, "eh ada ngab Cakra," sapa lelaki itu.
Cakra menetralkan wajahnya kembali, "ngapain lo ke sini?" Ia berdiri kemudian menghampiri laksa yang baru saja datang dengan kresek kosong berbagai warna ditangannya.
Laksa nyengir, ia menggaruk tekuknya yang tak gatal, "Mau a--anu,"
Cakra terkekeh, "oh, jadi lo yang sering ngambilin mie instan gue? Elpiji gue juga?" Ia menepuk nepuk bahu Laksa meminta penjelasan.
Laksa gugup, ia memundurkan langkahnya perlahan, "e--enak aja lo! i--itu si TITANIC YANG NGAMBIL!" Teriaknya menekankan nama Titanic disana.
Cakra menaikan alisnya, "Masa sih?" Ia melirik kearah kresek yang ada ditangan Laksa, "Terus, itu apa?"
Laksa sontak menyembunyikan kreseknya itu dibelakang punggungnya, "a--anu, g--gue mau a--anu-"
Cakra memasang sepatunya, ia melirik kearah Laksa sesekali, "anu apa? ngebet nganu lo?"
Laksa tersenyum, "Hehehe, iya. gue balik dulu dah," lelaki melangkah mundur kearah belakang, ia tersenyum ketika sampai di ambang pintu.
Ia membungkukan badannya, "Sampai ketemu disekolah, pak bos."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala |REVISI|
Teen FictionIni kisah Cakrawala Pranadipta, manusia yang tak suka bercerita. Sedikit menggeser egonya, ia akan memulai berbagi tentang banyak penyesalannya. Sesal itu langka baginya, darah kotor sudah banyak yang tumpah diatas tangannya. Ia tidak menyesal, kare...