⚠️❗⚠️
—KOMENTAR TAK SINKRON KARENA SUDAH DIREVISI—***
Tanpa kamu sadari, kita semua adalah penikmat kebohongan.
***
Cakrawala langsung melajukan motornya dari kecepatan normal ke garis penghujung, tindakan Cakra yang tiba - tiba itu membuat Anya yang di belakangnya hampir saja terjungkal, jika ia tidak cepat memeluk Cakra sebagai pelindungnya.
"AAAA, PELAN - PELAN, KAK!"
Cakra yang merasakan pelukan erat itu pun langsung membulatkan matanya, "NGAPAIN LO PELUK - PELUK GUE?!"
Di detik berikutnya, Cakra langsung mengurangi laju yang ia ambil, bertepatan dengan Halte bus di depan sekolahnya membuat Cakra memutuskan untuk berhenti di sana.
"Turun."
Anya yang belum mendengar dengan jelas pun terus terdiam seraya menatap punggung Cakra dengan tatapan kosong, nyawanya seolah terambil, dia masih belum sadar walaupun Cakra menggoyang - goyangkan motornya sedikit kuat.
"Turun!" Ulangnya lagi, terdengar nada suaranya yang sudah mulai sedikit meninggi.
"Hah?" Anya yang tersentak pun akhirnya mengerjap - ngerjapkan matanya, setelah sadar ia pun langsung menyapu wilayah di sekitarnya itu dengan sangat heran, tempat ini tak asing tapi ini bukan rumahnya.
"Kenapa di sini, kak? Kak Cakra ada perlu?"
Cakra yang sudah jengah pun langsung berdecak kembali, "Lo, tuli?"
Anya menggeleng, "Enggak kok, Anya gak tuli. Makannya Anya jawab pertanyaan kak Cakra."
"GUE BILANG TURUN YA TURUN! BODOH."
Anya yang baru saja mengerti pun langsung turun sambil memeluk celengan Ayamnya. Ia berdiri tegak di hadapan Cakra kemudian bertanya dengan raut polosnya, "Kenapa kak Cakra marah?"
Cakra langsung melepaskan helmnya, lalu langsung menatap manusia didepannya ini dengan raut yang teramat kesal, "Ngapain lo peluk - peluk gue? Cari kesempatan?!"
Anya termenung, ia memberanikan diri menatap netra indah lelaki itu, "kalo Anya gak pegangan nanti terbang."
Cakra terlihat kesal, anya sudah berbohong kepadanya! Manusia kecil ini selalu saja mengejar -ngejarnya, mana mungkin anya tidak memanfaatkan situasi tadi bukan? Cakra benci pembohong!
"Udahlah, basi tau gak? Cewek cewek modelan lo itu mudah banget buat ditebak. Nemplok - nemplok pas ditegur bilangnya gak sengaja. Lo senyam - senyum sendiri kan dari tadi?"
Anya menggeleng keras, "Sejak—"
"Apa sih, yang lo mau dari gue, Nya. Kenapa lo gak ada cape - capenya jadi penganggu gue, gue risih."
"Lo mau duit? Tahta? Sama ratunya Zervanos?"
Sedetik kemudian, Cakra teringat akan ucapannya. Ia langsung melirik bentukan tubuh Anya dari atas sampai bawah, " gue bilang apa tadi? Ratu?"
"Pfttt ... hahahaha!"
Tak kuasa menahan tawanya, gelak tawa dari mulut Cakra langsung terdengar, ia tertawa sambil memegang perutnya, entah bagaimana agar ini dapat berhenti, ia senang merendahkan Anya, itu adalah sesuatu yang dapat membuat suasana hatinya membaik.
Harusnya Anya senang karena bisa melihat Cakrawala tertawa karenanya, tapi ia tidak dapat membohongi dirinya sendiri, pandangannya terlihat sedikit mengabur, ada sesuatu yang menghalangi bola matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala |REVISI|
Teen FictionIni kisah Cakrawala Pranadipta, manusia yang tak suka bercerita. Sedikit menggeser egonya, ia akan memulai berbagi tentang banyak penyesalannya. Sesal itu langka baginya, darah kotor sudah banyak yang tumpah diatas tangannya. Ia tidak menyesal, kare...