Ada kenyamanan, namun tak ada ikatan.
***
Cakra langsung menarik tangan Anya dari sana, menuntut gadis itu agar menyamakan langkahnya. Anya yang masih tertatih pun tampak kewalahan, ia berusaha menarik tangan Cakra agar berhenti menggusur dirinya.
"Kenapa sih, kak?!" teriak Anya dibelakangnya, genggaman Cakra yang semakin mengerat membuat pergelangannya sakit.
"Ikut gue!"
Cakra menghentakan tangannya saat mereka telah sampai disuatu tempat, taman belakang sekolah. Anya pun sontak langsung memegang pergelangan tangannya kembali, meringis pelan seraya menunggu jawaban Cakra mengapa ia dibawa kesini.
"Kak Cakra kenapa sih?!"
Nafas Cakra tampak memburu, "Lo yang kenapa! Kenapa lo jalan bareng sama temen gue, Huh?!" kilatnya penuh amarah.
Anya membulatkan matanya, salahnya dimana? Jelas mereka hanya seorang teman yang berangkat bersama, seperti hal yang dilakukan banyak orang di luar sana.
"Motor kak Laksa mogok, kebetulan mogoknya gak jauh dari jarak Anya tadi. Terus dia samperin Anya buat ngajak berangkat bareng. Lagian bis itu kan buat umum, yang ada disana gak cuma kita berdua! ada banyak orang, Kak!" Anya tampak sama kesalnya.
"Halah, paling elo yang drama-drama minta di papahkan?! Ngomong aja deh udah," Lelaki itu berujar tanpa dosa yang melekat di wajahnya. Ucapannya tadi jelas membuat Anya langsung tertohok. Rasa nyeri di dada lagi-lagi menghantamnya dengan keras.
Gadis itu meneguk salivanya terlebih dahulu, "Kalo gak tau apa-apa jangan sok tau gitu deh, kak! Kalo iya emang kenapa hah?! Lagian itu juga urusan Anya!"
Cakra menatap gadis itu datar, geraman tak tertahan lagi-lagi menderu dengan tajam. Mata elangnya tak teralihkan sedikit pun dari pandangan Anya.
"Lo berani teriak di depan gue, Hah?!"
Anya menggeleng pelan, kepalanya terduduk lagi setelah ucapan Cakra terucap. Ia ingin cepat-cepat pergi ke dalam kelasnya, menghilang dari lelaki itu untuk sebentar saja sepertinya akan lebih baik.
"Maaf, Kak."
"Ck, terserah. Intinya lo bisa jalan sama siapapun, Nya. Tapi jangan sama sahabat gue juga! Lo tau? Berurusan sama Hadden aja udah bikin kepala gue pusing! Lo mau Zervanos bubar perlahan gara-gara sikap murahan lo ini?!"
Lagi-lagi menggeleng, mata sayu Anya diam-diam meluncurkan cairan bening pada ekor matanya. Rambutnya yang panjang membuat Cakra tak bisa melihatnya. Ia mencoba melangkahkan kaki mungilnya dari hadapan Cakra, namun tampak lengan kekar itu dengan sigap menahannya.
"Mau kemana lo?! Gue belum selesai ngomong!"
Gadis itu menghentakan tangannya, membuat lengan Cakra seketika langsung terlepas dari genggamannya. Anya berlari kencang, tanpa mengucapkan satu patah kata apapun pada Cakra terlebih dahulu.
"Anya ... Anyaaa!" teriak Cakra marah. Setelah punggung Anya menghilang dari hadapannya, Lelaki itu tampak langsung memukul angin yang tak tahu arahnya, menendang semua dedaunan dengan penuh kekesalan dalam hatinya.
"ARGHHH DASAR MURAHAN!"
****
"Metamorfosis adalah suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik itu terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala |REVISI|
Teen FictionIni kisah Cakrawala Pranadipta, manusia yang tak suka bercerita. Sedikit menggeser egonya, ia akan memulai berbagi tentang banyak penyesalannya. Sesal itu langka baginya, darah kotor sudah banyak yang tumpah diatas tangannya. Ia tidak menyesal, kare...