15. Masalah

1.3K 421 390
                                    

𝒌𝒂𝒖 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒐𝒓𝒆𝒔 𝒍𝒖𝒌𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒉𝒆𝒃𝒂𝒕.
-𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐧𝐲-

***

"Lo apain mobil gue?!" Teriak Embun di depan wajah Bella, tangannya terkepal erat. Nafasnya pun memburu.

Laksa manaikan alisnya dari arah kejauhan, "Mereka kenapa lagi?" Tanya nya pada orang orang yang ada disampingnya.

Titanic melirik kearah Julian, "Jul, Embun jadi anak Metalic ya?"

Julian jelas menggeleng, ia menatap puggung Bella dengan datar, berani berani nya dia mencari masalah dengan kekasihnya.

Hadden menatap semuanya tak minat, ia berjalan kearah lima gadis yang ada disana, kemudian menarik salah satunya.

"E-Eh, kenapa?" Ringis gadis itu kearahnya, langkahnya tertuntut, membuatnya tak bisa menyeimbangkan semuanya.

Hadden tetap menarik tangan gadis itu, "Itu bukan urusan lo." Ujarnya tanpa melirik kebelakang.

"T-Tapi--"

Hadden membalikan badannya, "Pulang Anya." Mata Hadden menajam, tak ada senyuman yang diberikan oleh lelaki itu.

Anya menyentakan tangannya, "ANYA MAU SAMA EMBUN!" Teriak gadis itu di depan wajahnya.

Semua orang mengalihkan perhatiannya kearah mereka berdua, termasuk anak anak Barze di dalamnya.

Hadden menyisirkan pandangannya, ketika netra Cakra dan dirinya beradu, ia kembali menarik tangan gadis itu kembali.

"Pulang."

"ANYA GAK MAU PULANG!" Anya lagi lagi mencoba menepis tangan lelaki itu, namun tenaganya bukan lah apa apa untuk seorang Hadden Pramuditha, lelaki itu menyunggingkan senyumnya.

"Lo udah bikin gue marah Anya." Bisiknya tepat disamping telinga Anya.

Tatapan Anya meluruh, ia mencoba untuk memandang mata lelaki itu depan penuh, "Kak Hadden kenapa?"

Cakra tiba tiba datang ditengah tengah mereka, kemudian menepis tangan yang saling bertaut itu dihadapannya, "Dia gak mau, lo nggak usah maksa."

Seketika Atmosfer disana terasa terhenti, para gadis yang tadinya berseteru pun seketika langsung berhenti.

Mars menyunggingkan senyumnya, "Cinta segitiga?" Tanya lelaki itu tanpa melirik kearah siapapun.

Laksa terkekeh, "Cinta segilima."

Alis Mars mengkerut, "Berlima?"

Laksa mengangkat telapak tangannya, kemudian langsung berhitung disana. "Cakra, Anya, Hadden, Bella ..."

" ... Dan laki laki yang ada diantara kita semua."

Mars tersenyum, "Rumit."

Mereka semua mengalihkan pandangannya kembali, melipat tangannya masing masing untuk melihat pertujukan yang dimainkan oleh kedua sahabatnya.

Hadden menatap Cakra datar, ia tak mengeluarkan satu patah kata apapun.

Tiba tiba Tangan Anya tertarik kekanan, berusaha mengambil alih gadis itu dari sahabatnya. Sontak, Hadden dengan cepat meraih tangan Anya yang berada disebelah kiri.

Cakra terkekeh sinis, "lepas." ia terus menerus menarik tangan Anya kearahnya, namun tak ada perubahan. Hadden pun semakin mengencangkan genggamannya.

"Urus urusan lo sendiri."

Cakra mengulas senyumnya, "Urusan gue ada disini."

"Anya mau pergi sendiri." Pinta gadis itu tanpa melirik siapapun.

Cakrawala |REVISI|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang