62. Discuss on the Pillow

34 11 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.











.

Setelah mengantar Heeyoung pulang kerumahnya, Changmin hendak pamit untuk pulang. Namun Heeyoung mencekal tangannya dan bertanya, " Ini udah malam, kamu mau pulang naik apa?"

"Jalan kaki."

"Ini kan pinggiran Seoul, bubu! Kan rumahmu bukan disebelah!"

"Heeyoungie! Aku kan werewolf, masa lupa?"

"Ah iya juga! Tapi bubu nginep aja ya? "

"Ngga usah Youngie...! Ntar kamu repot...."

"Ngga! Ini aku yang minta! Kalo bubu ga nurut ini berarti paksaan! Lagipula masih ada yang harus bubu jelaskan!"

Kemudian Heeyoung menyeret Changmin ke dalam rumahnya. Tak lupa ia juga mengunci pintu utama. Ia meminjamkan kamar Taejun kepada Changmin untuk beristirahat. Jika kalian bertanya dimana Taejun, ia sekarang sudah tinggal bersama istrinya di daerah Busan. Ia hanya akan mengunjungi Heeyoung sebulan sekali, jadi kamar itu sudah jarang ditempati olehnya.

.




.




.

.

.

.

.

Heeyoung kini membawakan sebuah kaos berwarna biru dan celana training berwarna hitam untuk Changmin. Awalnya ia sudah mengetuk pintu kamar Taejun berkali-kali namun sepertinya Changmin tidak merespon. Akhirnya ia memutuskan untuk masuk dan duduk di kasur.

"Bubu! Ini kupinjami pakaian! Kutaruh dikasur ya!" Teriak Heeyoung.

"Sepertinya dia lagi mandi" batin Heeyoung lalu memilih menunggu Changmin didepan kamar.

Selang beberapa menit kemudian, Changmin membuka pintu kamar untuk menemui Heeyoung. Ternyata ia sudah daritadi bersandar di tembok depan kamar itu. Ia mengucapkan terimakasih atas pakaian yang Heeyoung pinjami. Saat hendak masuk kekamar, lagi-lagi Heeyoung mencekal tangan Changmin lagi.

"Apa lagi sayang?" Ujar Changmin melembut.

Entah mengapa, mendengar Changmin memanggilnya dengan kata "sayang" dapat membuat jantung Heeyoung berpacu sangat cepat dan ditambah dirinya menjadi salah tingkah.

"I-i-itu........ Bubu-" Ucapnya tergagap-gagap sambil menggoyangkan tangan Changmin. Mukanya pun sudah memerah layaknya kepiting rebus.

"Aigooo! Manisnya............." Reaksi Changmin dalam hatinya saat melihat Heeyoung salting karenanya.

"Oh! Mau tidur bareng?" Goda Changmin.

Kini muka Heeyoung sudah tak terkondisikan lagi. Maksud sebenarnya itu mengajak Changmin berbincang di kamarnya tetapi mengapa ia mengartikannya ajakan tidur bersama.

Die or Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang