18. The Werewolf feel Lonely

54 13 0
                                    

Malamnya, Changmin terus saja melihat ke seberang nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malamnya, Changmin terus saja melihat ke seberang nya. Lebih tepatnya ke arah kamar Heeyoung. Ia melihat mangsanya yang tak berdaya itu sangat menggugah selera makannya. " Rasanya aku ingin cepat-cepat melahap dia!!!!!" Batin Changmin.

"Ya! Kyu! Bisa kita bicara sebentar?" Ujar Younghoon lalu menghampiri Changmin.

"Bicara tentang apa hyung?"

"Apa motif utamamu untuk mendekati Heeyoung?"

"Hyung, Aku mendekatinya karena ingin memakan, merasakan daging manusia seperti leluhur kita terdahulu! Terlebih lagi, bau darahnya yang mengalir dari lukanya saa.......ngat maanisss!!!" Jelas Changmin dengan sedikit penekanan di akhir kalimat.

"Leluhur terdahulu kita itu hanya mementingkan diri mereka sendiri! Makan seenaknya, Apapun yang mereka inginkan harus menjadi miliknya. Sampai-sampai kita saat ini dalam bahaya karena leluhur kita yang egois! Dari jaman kakek kita, Werewolf sudah dilarang makan daging manusia! Karena perjanjiannya dengan hunter! Jadi, lu kalau bisa menyerah saja!" Ucap Younghoon dengan sedikit lebih tegas.

"Terus, nanti bukannya usahaku sia-sia? Lagipula Heeyoung sepertinya sudah jatuh cinta denganku!"

"Ya! Lu ini jangan melakukan hal bodoh yang merugikan para werewolf lah! Ntar kalau lu ketahuan, kita semua kena imbasnya!" Amarah Younghoon semakin meningkat seiring sikap tak acuh Changmin meningkat.

"Ah, aku malas berbicara dengan hyung lagi, " Kata Changmin.

Ia memilih untuk masuk kamar dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

Sementara itu, Younghoon hanya menghela nafas. Ia hanya tak ingin Changmin merasakan kepedihan yang sudah pernah ia rasakan.

Younghoon keluar kamar Changmin. Ia melihat Eric sedang memantul-mantulkan bola basketnya ke pintu kamarnya.

"Kau ingin pintu kamarmu rusak? " Tanya Younghoon dengan nada lembut.

Eric hanya tersenyum dan menghentikan permainan itu. "Tentu saja tidak hyung..!" Rajuknya.

"Lalu, kenapa kau belum tidur? Sekarang sudah jam 11 malam, " 

"Aku bosan harus menunggu Sunwoo yang sedari tadi ada di kamar Sangyeon hyung, " Adu Eric.

Younghoon mengangkat alisnya bingung. Ia tau kalau Sunwoo memang sedari dulu berambisi menjadi dokter bedah tapi ia tak tau kalau dia menjadi ambisius sekarang.

"Lebih baik kau tidur dulu. Biarkan saja dia belajar. Kalau dia sudah capek, pasti dia masuk kamar kalian."

Eric mengangguk dan memasuki kamarnya. Bahkan ia melupakan bola basket yang ia mainkan tadi.

Younghoon lalu menatap kamar Sangyeon yang berada di kamar utama. Memang disana masih terang. Bahkan ia juga dapat melihat Sangyeon yang sedang mengajarkan Sunwoo.

Kemudian, Younghoon berinisiatif untuk mengusir Sunwoo dari kamar Sangyeon dan menyuruhnya tidur.

Baru saja ia ingin mengetuk pintu jati itu, terdengar sebuah perkataan Sunwoo yang mampu membuatnya kaget.

"Reinkarnasi kekasih Younghoon hyung sudah lahir. Bahkan ia baru saja menyelesaikan S2 nya. Jadi, mau sampai kapan hyung menyembunyikan fakta itu? "

Younghoon merasa bahwa seluruh sendinya meluruh. Ia seperti kehilangan pijakan saat ini. Dengan kekuatan yang ada, ia kembali ke kamar dengan cepat.

"Bagaimana Sunwoo tau tentang masa lalu ku?  Selain itu, bagaimana ia bisa tau tentang reinkarnasi? " Tanya Younghoon pada dirinya sendiri sebelum ia memejamkan matanya untuk tertidur.
.

.

.

.

".....Hyung, kau berhak bahagia....." Lirih Sunwoo. Sedari awal, ia tau kalau Younghoon ada di balik pintu itu. Ia memang sengaja mengatakan hal itu tanpa Sangyeon sadari.

"Oh iya! Bagaimana soal ketua hunter? Kasihan, ia sedang demam!" Tanya Sunwoo.

"Bahas besok saja! Kau pasti sudah ngantuk..." Kata Sangyeon yang tersenyum sambil mengelus kepala Sunwoo.

Sunwoo pun mengangguk dan melesat menuju kamarnya, dan sesampainya dikamar ia bercanda ria dengan Eric.

Disisi lain, Heeyoung merasa ada hal yang sedikit aneh saat di uks tadi, agar ia tidak tambah pusing, langsung saja ia memanggil Tae jun oppa.

"Tae jun oppa! Tadi sore kan kau menjemputku,  apakah kau melihat Changmin? "

"Changmin siapa? Apakah pria menyebalkan yang pernah kita temui di gerbang rumah Anda, Nona? " sarkas Taejun.

"Iya! Ngomong-omong aku kok bisa sampai sini? Setahuku aku kedinginan diuks?" Heeyoung penasaran.

"Hmmm..........Tadi bocah itu bilang, saat nona kedinginan, ia hendak mencari selimut cadangan, tapi semuanya sedang dilaudry, lalu bocah tengil itu melepas jasnya untuk menghangatkan nona namun tidak berefek. Jadi bocah tengil itu tidur sambil memeluk nona..."  Jelas Taejun.

" Benarkah?!  Jangan bercanda padaku!! Kukira itu hanya mimpi tapi kenapa harus kenyataan sih?! Mau taruh dimana mukaku ketika aku menemuinya besok!! arghhhhh!!" Katanya sambil berjongkok dan menutupi wajahnya dengan kedua tangannya lalu segera mengambil ponselnya untuk bercermin. Untung saja tidak ada bekas apapun.

"Kenapa Nona harus salah tingkah? Jangan-jangan Nona menyukainya ya? " Selidik Taejun yang mulai curiga.

Heeyoung hanya mengangguk sambil berusaha menyembunyikan wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus dibalik selimut. Untuk pertama kalinya, Taejun merasa gemas akan sikap Heeyoung yang sedang salting dan ia berpikir alangkah baiknya jika ia tidak masuk sekolah.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Changmin melihat ke arah bangku depan yang kosong karena Heeyoung tak masuk sekolah lagi. Sudah terhitung 2 hari, Heeyoung tidak masuk karena demam.

Ia merasa ada sesuatu yang kurang di hatinya. Tapi, ia buru-buru menepis perasaan itu.

"Kau sama saja dengan Jeno hari ini..." Kata Haechan tiba-tiba.

"Uh, maksudmu? "

"Seperti orang yang kehilangan arah saja, "

"Whutt? "

Haechan hanya terkekeh dan kembali fokus pada soal yang ada di buku paket.

Changmin pun menoleh pada Jeno. Benar saja, Jeno hanya menidurkan kepalanya di meja dan terus memandangi kursi sebelahnya yang kosong. Sungguh miris bukan?

"Heeyoung masih demam? " Tanya Junmyeon ssaem di depan.

"Iya Pak" Jawab Jeno setelah kembali duduk tegak.

"Tadi ada pemuda datang kesini membawa suratnya. Wajahnya seperti anak kuliahan tapi dia memakai jas. Apakah dia kekasih Heeyoung? " Tanya Junmyeon ssaem.

Satu kelas pun menengok pada Jeno meminta penjelasan. Jeno yang ditatap seperti itu hanya menghela nafas dan menjawab, "dia itu sepupunya sekaligus walinya"

"Saya nitipin tugasnya Heeyoung ke siapa?" Tanya Junmyeon ssaem.

"Saya aja ssaem!" Ujar Changmin tiba-tiba.

To be continued

Kamu mau beraksi apalagi Changmin??

Please! Vote ff ini dan komen bila kalian ingin berkomen.

And i love u my readers and siders <3

Vanralaa16

Die or Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang