46. Before That Night (2)

29 12 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Malam itu, Sangyeon tiba-tiba masuk kekamar Changmin dengan amarah yang menggebu-gebu. Ia tak habis pikir dengan tingkah konyol Changmin yang akan membeberkan rahasia terbesarnya. Jika benar Changmin akan melakukan hal itu, bukan hanya Changmin saja yang dalam bahaya, satu pack juga mungkin terancam.

"YA! JI CHANGMIN-SSI! ADA APA DENGANMU? MENGAPA TIBA-TIBA KAU INGIN MEMBEBERKAN JATI DIRIMU?!" Bentak Sangyeon yang kini sudah berdiri dihadapan Changmin yang sedang berusaha untuk tidur.

"Ya...~ Sangyeon hyung~! Aku hanya ingin hatiku lega. Aku akan terima konsekuensi apapun dari Heeyoung maupun hyung! Kenapa harus pakai emosi hyung?" Jawab Changmin dengan sendu.

"Kau yang seharusnya berpikir!! Apa kau ga mikir akan keselamatan pack ini!? JI CHANGMIN! SADARLAH! Kau juga bisa mati... Kau bahkan belum mengetahui siapa dia sebenarnya!" Amarah Sangyeon sudah sedikit mereda, namun ia masih marah.

Changmin malah meneteskan air mata, ia muak dengan semua ini. Mengapa ia harus menjadi seorang werewolf. Mengapa kutukan ini belum patah juga? Ia ingin menjadi manusia normal biasa tanpa harus khawatir apabila purnama muncul. Ia hanya ingin bebas dan tak terikat dengan kutukan werewolfnya. Ia juga ingin menjalin kasih tanpa harus mengkhawatirkan jati dirinya.

"Dia mateku..... aku tak peduli siapa Heeyoung sebenarnya ......Hyung, awalnya aku ingin memangsanya namun sekarang aku ingin melindunginya karena dia mateku...! Andai kutukan ini dapat sirna...." Ucap Changmin dengan pilu.

"Haaah~ Changmin-ah! Apakah kau tahu siapa ketua hunter sekarang?" Jelas Sangyeon sambil meredakan amarah.

"Ngga tau, hyung! Setahuku anak dari ketua sebelumnya yang meninggal karena diterkam serigala.." jawab Changmin sambil mengusap air mata yang ada.

"Seon Heeyoung. Dia, matemu. Dia ketua hunter saat ini. Jadi-" Belum selesai Sangyeon memberi penjelasan, tiba- tiba Changmin berseru.

"Ngga! Mana mungkin Heeyoung seorang ketua hunter! Dia saja takut akan werewolf."

"Changmin, ia takut dengan werewolf karena ia melihat kedua orang tuanya meninggal diterkam werewolf dengan mata kepalanya sendiri. Jadi, apa sekarang kamu masih mau mengungkapkan jati dirimu didepan pacarmu yang juga ketua hunter?" Tawar Sangyeon sambil menepuk bahu Changmin.

"Maaf hyung.........Keputusanku sudah bulat! Kalau dengan itu aku mendapat hukuman dari hyung, aku siap menerima hukuman itu." Jawab Changmin dengan penuh keyakinan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Lusa kemudian..........

Younghoon dan Sangyeon kini sedang berada di ruang bawah tanah. Mereka sedang berdiskusi hal yang cukup penting, namun tidak ingin membuat anggota pack yang lain khawatir. Mereka berdua adalah alpha di pack ini.

"Younghoon......... Menurutmu apa yang harus kita lakukan kepada Changmin? Yang ia lakukan nanti akan membahayakan kita semua. Aku tak ingin kehilangan anggota pack..." Kata Sangyeon sambil berpikir keras.

Sambil memakan dan menelan roti yang ia makan, Younghoon pun menjawab, " Itu udah jadi suratan takdirnya Changmin, hyung..! Kita tidak bisa berbuat apa-apa....."

"-Tapi, bagaimana jika kita mengikutinya saja? Gua denger Changmin bakal melakukannya di gunung Taebaek." Ide Younghoon tiba-tiba muncul dari otaknya.

"Gue setuju!" Seru Sangyeon.

Lalu, suasana hening sebentar. Younghoon sedang asyik memakan roti kesukaannya, sedangkan Sangyeon sedang berpikir.

"Ya, hyung! Lu tahu ga kenapa kita bisa punya kutukan ini?" Tanya Younghoon yang seketika memecah keheningan yang ada.

"Seingat gua sih karena kakek dari kakek-kakek kita selingkuh....dan kita keturunan selingkuhannya..." jawab Sangyeon sambil mengingat-ingat kembali cerita yang pernah di ceritakan oleh kedua orangtua mereka.

"Apa benar, ketika dua hati bertemu, seluruh kutukan ini bakal hilang sepenuhnya?" Tanya Younghoon lagi.

"Sunwoo pernah mengungkit hal ini, jadi gua ingin memastikannya saja, dan juga dua hati apa yang dimaksud?" Sambung Younghoon.

"Ahhh....itu! Kutukan kita akan hilang ketika dua hati sudah bertemu, gue belum tau maksudnya, Hoon. Yang gue tau pasti, kita tidak boleh berselingkuh seperti kakek dari kakek-kakek kita." Jelas Sangyeon.

Semua pembicaraan tadi ternyata terdengar oleh seseorang menggunakan sihirnya. Mereka terkejut dengan apa yang mereka dengar, terutama tentang Changmin dan kutukan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

23 Mei 20××

Tak terasa musim semi akan berakhir. Materi semakin sulit dan tugas semakin banyak, membuat pusing sebagian besar para pelajar. Pak Kim, memberikan tugas kelompok percobaan rangkaian volta, masing-masing kelompok berisi dua orang. Heeyoung dan Changmin satu kelompok.

"Bubu mau ngerjain tugas ini kapan?" Tanya Heeyoung.

"Sepulang sekolah dirumahmu saja." Jawab Changmin dengan datar.

.

.



.

.

Sepulang sekolah.....

Kini, mereka berdua tengah melakukan percobaan sel volta dirumah Heeyoung. Heeyoung yang jatahnya merangkai, sedangkan Changmin menulis laporan.

"Ihhh! Kok lampunya ga nyala sih!!!" Keluh Heeyoung.

"Coba itu ujung kabelnya dililitnya lebih kenceng!" Kata Changmin yang masih sibuk menulis.

Heeyoung sudah lelah, ia pasrah dengan percobaan itu. Ia merebahkan diri di lantai.

"Ahhh~! sepertinya gagal!" Keluh Heeyoung.

"Coba ya aku liat lagi rangkaiannya." Kata Changmin yang langsung mengamati rangkaian tersebut.

Setelah diamati, ternyata daya lampu LED yang dipakai terlalu besar. Untungnya mereka beli lampu LED lebih. Setelah dicoba ulang, lampu itu menyala.

"Horeee!" Teriak Heeyoung dengan sumringah. Namun, saat ia menatap kearah Changmin, ia masih memasang muka datarnya. Changmin kenapa? Batin Heeyoung bertanya-tanya.






To be Continued

Hayoloh, Changmin kenapa?

Die or Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang