04. Make Me Confused

92 15 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Dirumah Jeno
Pukul 08.30 PM

"Tante!!!! Heeyoung-ie datang!!" Teriak Heeyoung.

"Aigooo!!!! Heeyoung-ie sudah besar ya sekarang!" Balas tante, ibu nya Jeno sambil memeluk Heeyoung.

"Eomma! Jeno laper! Ayo buruan makan malam!" Keluh Jeno.

"Kau ini! Tak bisakah membiarkan ibumu ini berbincang-bincang dengan Heeyoung! Ya sudah, ayo ke ruang makan!" Ajak tante.

Saat kami sampai di ruang makan, ayah Jeno telah selesai masak hidangan untuk makan malam.

"Appa! Hari ini aku mengajak Heeyoung menginap!" Ujar Jeno.

Belum sempat memeluk, Tuan Lee berkata, "kenapa kalian berdua mengeluarkan bau serigala yang menjijikkan? "

"Hah? " Tanya Hee young dengan bingung.

"Kalian mampir kemana saja tadi? " Tanya Tuan Lee.

"Tadi, kami mampir ke supermarket untuk membeli minuman. Mungkin disana kami juga berdesakan dengan werewolf juga, " Kata Jeno sambil berspekulasi.

Tuan Lee mengangguk paham. Lalu menyuruh mereka berdua mandi agar bau werewolf sedikit menghilang.

30 menit kemudian, keluarga Lee dan Hee young menyantap makanan yang sudah disiapkan

"Oh iya, Heeyoung! Sudah lama tak kita tak jumpa! Bagaimana kabarmu?" Tanya Ayahnya Jeno, Paman Lee.

"Baik kok paman! Terimakasih sudah mengundang saya!" Balas Heeyoung.

"Oh iya, bulan depan kamu ikut pertemuan hunter di Daegu, tempat paman Han berada kan?" Tanya paman Lee.

"Tentu saja paman. Itu adalah pertemuan perdanaku sebagai ketua hunter. Tapi, aku cemas jika mereka menganggapku tak layak, " Jujur Hee young.

Jeno yang mendengar itu langsung mengelus tangan Hee young sambil mengatakan, " Tak usah cemas. Kau kan sudah menunjukkan pada tetua kalau kau itu jauh diatas kata mampu, "

Nyonya Lee sangat antusias melihat interaksi anaknya dengan anak sahabatnya itu.

"Kalian sangat cocok. Kuharap kalian dapat menikah di kemudian hari, " Kata Nyonya Lee dengan bahagia.

Tuan Lee langsung menyenggol istrinya. Menurutnya, pernikahan adalah hal yang sangat sakral dan tak pantas untuk dibicarakan ketika sedang makan.

"Kenapa yeobo menyenggol ku? Benar kan kalau mereka itu cocok, " Sungut Nyonya Lee.

Kedua insan yang tengah menjadi perdebatan itu hanya diam dan melanjutkan kegiatan makan mereka. Mereka sudah terbiasa mendengar perdebatan pasangan Lee itu.

"Hee young, gua antar ke kamarmu." Ajak Jeno. Ia sebenarnya malas di tengah-tengah orang tuanya berdebat karena pada akhirnya mereka akan bermesraan.

"Aku akan membantu bibi mencuci ini semua dulu." Kata Hee young sambil membereskan piring yang kotor.

"Kau memang menantu idaman kami ehehehehe" Kekeh Nyonya Lee.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dirumah Changmin
10.01 pm

Changmin sedang duduk melihat bintang yang berkelap kelip di angkasa. Namun tanpa sadar, ia teralihkan oleh rumah yang ada didepannya itu. Rumah itu gelap dan sepi karena pemiliknya langsung pergi dan tidak menyalakan lampu, setidaknya masih ada lampu yang didekat gerbang.

"Hyung! Kenapa kau selalu menatap rumah itu? Apa karena itu rumah mangsamu?" Tanya Eric yang sedari tadi melihat gerak gerik Changmin.

"Ah! Masa sih! Ngga tuh! Daritadi liatin langit yang penuh bintang gini, yang ga bisa kita nikmati saat jadi werewolf!" Elak Changmin.

"Ahhh! Mana mungkin liatin langit doang!" Balas Eric dengan ketus.

"Ya! Apakah kau tidak mengerjakan tugas?" Tanya Changmin.

"Udah dong! Eric gitu! Ngga kayak hyung! Bawa cewe ke rumah!" Ejek Eric yang langsung dijitak oleh Changmin.

"Ya! Kalian buruan masuk! Tidur! Bukan malah nggibah bareng!" Perintah Younghoon, wakil pack ketika Sangyeon tidak ada.

Lalu mereka kembali ke kamar masing-masing.

"Semoga aja yang pernah gua alamin ga terjadi ama Kyu!" Batin Younghoon sambil melihat langit malam bertabur bintang.

Kemudian, Younghoon melangkah menuju kamar pribadinya. Ia membuka kenop pintu kamarnya dan hawa dingin langsung menusuk kulitnya.

Ia tersenyum pada sebuah lukisan seorang wanita di atas ranjangnya. Wanita itu tersenyum di gendongan sesosok pria dan pria itu adalah dirinya sendiri.

"Sayang, Changmin nggak bakal merasakan yang aku rasakan, kan? " Tanya Younghoon sambil mengelus lukisan tersebut.

Kemudian, ia menggeser lukisan tersebut ke atas dan terbukalah sebuah pintu rahasia di balik lukisan tersebut.

"Ayo, cepat kau masuk, " Perintah Sangyeon dari dalam ruangan tersebut.

Younghoon masuk dan melewati beberapa lorong panjang. Akhirnya, ia menemukan Sangyeon yang sedang sibuk menata peta besar di lantai.

"Kau lihat itu? " Tunjuk Sangyeon pada sebuah titik hitam.

"Ada apa? " Tanya Younghoon.

"Bulan depan ada pertemuan para hunter dan pertemuan itu difasilitasi oleh keturunan mendiang kekasihmu. Disana Ketua hunter baru keluar dan memulai kerangka kerja baru." Kata Sangyeon tajam.

Younghoon sedikit kesal mendengar nama keturunan kekasihnya. Ia tau kalau kekasihnya tak pernah menikah dengan siapapun hingga akhir hayatnya.

"Maaf kalau kata-kataku kelewatan. Aku tau kau masih mencintainya. Tapi, ingatlah hal ini. Mau dia dilahirkan kembali, kau dan dia tak akan bisa bersatu selamanya, "  Kata Sangyeon sambil mengusap bahu Younghoon. Ia tau kalau Younghoon sudah melewati banyak hal hingga kini.

"Aku akan survei kesana bersama Sunwoo. Dia memiliki insting yang paling tajam diantara kita." Sambung Sangyeon sambil pamit pergi.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Rumah Jeno
Pukul 11.55

Malam ini Heeyoung tidak bisa tidur. Kemudian, ia lari ke balkon melihat langit malam yang sangat indah sampai - sampai ingin ia lukis didalam sebuah kanvas. Jeno pun menyusul Heeyoung dan duduk disebelahnya.

"Ya! Lu ngapain dibalkon malam - malam gini?" Tanya Jeno.

"Ngga tau, ga bisa tidur aja."

"Pasti deg-degan buat acara pertemuan di Daegu sebulan lagi," kata Jeno sambil menyelimuti Heeyoung. Heeyoung pun menggumamkan kata terima kasih.

Keheningan pun muncul diantara keduanya. Tak ada yang ingin melanjutkan pembicaraan. Bahkan atensi mereka jatuh pada dua hal berbeda.

"Jeno-ya,  kau kenapa tak menggantikan posisi ayahmu yang udah pensiun?" Tanya Heeyoung sambil menatap kedua mata Jeno.

"Itu........karena bukan passion gua, gua ga pengen jadi hunter. Kalau sekedar tau sih gua gapapa. Gua ga mau terlibat lebih dalam." jawab Jeno dengan tersenyum.

Lagi-lagi keheningan tercipta. Sungguh malam yang sangat tenang. Sepertinya Heeyoung kelelahan. Tanpa ada pembicaraan, Heeyoung menyenderkan kepalanya dibahu Jeno. Dihati Jeno mungkin bergumam agar waktu berhenti sejenak agar dapat menikmati waktu romantis itu dengan Heeyoung,yang terjadi secara tidak sengaja.

Tbc!!!!!!

See u in the next chapter!!!

Jangan lupa vote

Luv u

Die or Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang