57. Pretend

24 12 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.



.

Semua orang yang ada di rumah itu kini tengah berbahagia, lantaran salah satu penghuninya sudah cukup pulih. Rasa suka cita telah kembali pada pack itu. Kini, mereka tengah santai mengobrol di ruang tengah.


"Ey, Ceritakan bagaimana Changmin bisa sadar..." Sangyeon menowel Younghoon yang tengah sibuk mengobrol.

"Hyung, bisakah bahas itu nanti? Gua takut ntar suasananya runyam...!"

Tak lama kemudian, Changmin memegangi kepalanya dan mengeluh kesakitan. Kepalanya terasa sangat berat hingga ia berjalan pun sampai sempoyongan. Juyeon yang melihatnya pun langsung memapah Changmin menuju kamar.

Di kamar, Changmin beristirahat. Dari pintu kacanya, terlihat seorang gadis sepertinya sedang menatap kearahnya namun Changmin memilih abai.

Ternyata, Juyeon peka dengan tatapan Changmin yang bertanya-tanya. Ia pun langsung mengatakan apa yang dirasa perlu.

"Dia itu kekasihmu...... Kau koma karena ditembak olehnya...."

"Dia?! P...p....pacarku?" Changmin terlonjak kaget sambil menunjuk kearah gadis yang ia maksud. Ingatannya belum pulih sepenuhnya.

"Iya, dia pacarmu. Ngapain terkejut gitu sih? Setahun lho kalian pacaran..."

"Aku bahkan tak tahu nama gadis itu. Sepertinya otakku bermasalah..."

"Yang kuingat dari gadis itu hanyalah tentang darahnya yang begitu lezat, sampai rasanya aku kecanduan darahnya...." sambung Changmin sambil mengingat kembali darah segar gadis itu menetesi memasuki rongga mulutnya. Betapa nikmatnya darah gadis itu hingga angannya pun mengingat rasanya.

"ARRRRRGGGGHHHH!" Erangan Changmin sambil memegangi kepala dan salah satu tangannya menyentuh tanda mate itu. Spertinya hal yang barusan ia alami sangatlah menyakitkan hingga Changmin meneteskan air mata. Kini, Changmin pun mulai merintih kesakitan, ia merasa di lehernya ada yang mencekiknya.

"SAKIT.......KUMOHON.......HENTIKAN..."

Juyeon pun bergegas memanggil yang lain untuk membantunya. Semua penghuni rumah itu kini tengah menaruh atensi pada Changmin yang meraung-raung kesakitan sambil memegangi kepalanya.

"ARRRRRRRGGGGGHHHHHHH! SAKIT! JEBAL GEUMANHAEEEEEEE!" Rintihnya sambil meringkuk diatas kasurnya. Rasanya tanda itu seakan mencekiknya.

Namun, semua hanya bisa diam terpaku, mereka hanya bisa melihat dengan rasa iba karena mereka tak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Lalu, Changmin jatuh pingsan dengan matanya yang sembap. Kemudian, sekuruh orang dirumah itu menghampiri Changmin yang tengah pingsan, menidurkan Changmin dikasurnya, lalu menyelimutinya. Namun, semua terheran dengan leher Changmin. Tanda itu kini terlihat jelas di leher jenjang Changmin. Seperti layaknya luka bakar yang amat menyakitkan dengan tertulis nama matenya terpampang jelas, "Seon Heeyoung".

.

.

.

Heeyoung memang tadi sedang menatap kearah kamar Changmin sembari berharap pria itu muncul namun sepertinya itu hanya harapannya saja, tak lebih. Heeyoung pun melangkahkan kakinya menuju kamar kedua orang tuanya. Kini, ia sementara tidur disana karena ia ingin menenangkan dirinya.

Saat hendak tidur, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar itu.

"Nona! Anda sudah tidur?" Tanya Taejun untuk memastikannya.

"Belum, masuk saja....."

Tae jun lalu melangkah dan duduk ditepi kasur itu.

"Bagaimana keadaanmu setelah insiden kemaren?" Tae Jun memcoba membuka percakapan.

Awalnya Heeyoung menggeleng lemah, lalu ia menjawab, " Tidak......Aku tidak baik-baik saja...."

"Oppa, aku lelah dengan semua ini......" Parau Heeyoung

"Mengapa semua hal yang kulewati ini begitu menyakitkan? Tak bisakah aku menjalani hidupku dengan damai? Aku ketua hunter tapi aku mengeluh pada asistenku........Ketua hunter macam apa aku ini !? " Ejeknya untuk dirinya sendiri.

"Bahkan, sebagai manusia biasa, aku tak bisa menerima fakta bahwa pacarku seorang manusia serigala dan malah nyaris membunuhnya........Gadis macam apa aku ini!?" Racau Heeyoung. Ia menutupi dirinya dengan selimut, ia tak ingin sisi menyedihkannya ini terlihat oleh siapapun. Namun, malam ini Tae jun mengetahui bahwa saat ini Heeyoung benar-benar rapuh.

Merasa bahwa Heeyoung sedang ingin sendiri, Tae jun memilih untuk keluar dari kamar tanpa mengucapkan apapun.

"Tae Jun oppa! Bisakah kau menggantikan posisi hunterku sementara saja? Sepertinya aku perlu cuti....." ucapnya sesaat Tae Jun sudah mencapai ambang pintu.
















Alam bawah sadar Changmin

Tiba-tiba ia terbangun disebuah ruang hampa. Ia memilih untuk berjalan menelusuri ruang itu hingga ia menemukan sebuah meja dan kursi sekolah.

"Meja sekolah? Mengapa ada disini?" Batinnya sambil celingak- celinguk.

Saat ia sudah duduk manis di kursi tadi, tiba-tiba didepannya sudah ada layar tancap. Changmin berpikir apakah ini bioskop pribadinya? Ia bisa saja dengan mudahnya menonton film baru.

Dari layar yang berada didepannya, muncullah kenangannya dengan Heeeyoung, dari awal pertemuan mereka hingga saat ini.

"Gadis itu!? Apa yang baru saja kulihat?!" Katanya sambil memfokuskan pandangannya.

Matanya terbelalak dan tangannya menutupi mulutnya saat first kiss yang tidak sengaja dulu terlihat di layar.

Momen demi momen pun semua hal yang ia lakukan bersama gadis itu telah ia saksikan sendiri. Ia sepertinya sedikit tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Apa semua ini memoriku saat bersama gadis itu? Tunggu......Dia mateku? Oh tidak apa aku telah menyakitinya?

Tiba-tiba, setetes air mata keluar dari matanya lalu mengalir, membasahi pipinya secara perlahan dan menetesi bahunya.

Sepertinya ia sudah mulai ingat bahwa gadis itu, Seon Heeyoung adalah belahan jiwanya. Namun ia juga sadar bahwa mereka berdua adalah makhluk yang berbeda dan tak bisa bersatu. Takdir benang merahnya sepertinya cukup sampai disini saja.

"Heeyoung, maafkan aku.....Aku mencintaimu tapi aku bukan seorang manusia...." parau Changmin.

To Be Continued.

Gimana nih ntar endingnya?

Bentar lagi mau ending lho

Thanks buat pembaca setia :')

I luv u all

See u

Die or Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang