38. A Warning from Other.

33 8 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.




.

"......Tujuan saya kemari adalah untuk memperingati anda, Seon Heeyoung..!"

"Menperingati saya dari apa ya? Robin-nim?!" Balas Heeyoung.

Saat hendak menjawab pertanyaan Heeyoung, ia melihat lebam leher Heeyoung sudah ada tanda mate yang berarti Robin sedikit terlambat untuk memperingati Heeyoung.

"Itu......–

—Kekasihmu adalah seorang werewolf!

"Jangan mengada-ada Anda! " kata Heeyoung marah.

"Aku tidak berbohong. Seharusnya kamu sadar siapa kekasihmu sebenarnya, "

"Lebih baik Anda keluar saja, Tuan. Perkataan Anda sudah melewati batas, " Pinta Jeno saat sadar Heeyoung mungkin akan marah setelah ini.

Robin yang sadar bahwa kedatangannya yng tiba-tiba dan membawakan kabar yang tak enak untuk Heeyoung pun memilih pamit pergi. Tak lupa ia menjabat tangan Jeno dan berkata, " Aku titip Heeyoung padamu. Jaga dia dari kejadian yang mungkin tak mengenakkan untuknya di masa yang akan datang nanti.."

Lalu, Robin pergi dari sana sambil menepuk pundak Jeno. Jeno hanya mengangguk cepat agar Robin segera pergi. Ia sadar jika Robin terlalu lama disini akan membuat Heeyoung semakin marah.

Kini raut wajah Heeyoung menunjukkan rasa kekesalan. Bagaimana tidak, seseorang yang tidak ingin ia temui malah menemui dirinya langsung. Beruntung ada Jeno saat itu, jika tidak, mungkin akan ada baku tembak karena Robin adalah seorang werewolf.

"Heeyoung.....kalau lu ngerasa omongan Robin-nim tadi mengganggu lu, mending ga usah lu pikirin! Habisin aja tuh pie lu!" Kata Jeno untuk menenangkan Heeyoung.

.


































.

Rumah Changmin
Pukul 09.00 pm

Changmin kini berada di kamarnya Sangyeon. Sesaat setelah Changmin duduk di kursi yang ada dikamar itu, Sangyeon langsung mengintrogasinya.

"Ji Changmin, tadi siang apa yang kau lakukan dengan Heeyoung hingga ada bekas cumbuan di lehernya?"

"Sejujurnya.......—

—Aku hanya menggigit bagian lehernya itu saja, hyung! Mana mungkin aku menyentuh mangsaku jika tidak kelepasan seperti ini?" Jawab Changmin dengan jujur.

"Lantas, jelaskan tanda yang tadi ada dileher kalian berdua! Kau tahu maksud dari tanda itu?" Aura Sangyeon mulai mengintimidasi Changmin walau raut wajah Sangyeon tidak tampak seperti sedang marah.

Changmin menjelaskan kejadian tadi dengan detail. Sangyeon yang mendengar hanya mengangguk-angguk dan amarahnya sepertinya mulai mereda. Kini, Sangyeon sudah tahu pasti maksud dari tanda itu.

"Haaaah.......

—Sekarang kau boleh keluar!" Titah Sangyeon yang langsung dipatuhi oleh Changmin.

Sebelum ia sampai ke kamarnya, tiba-tiba ia ditarik oleh beberapa hyung dan dongsaeng-nya ke dalam kamarnya Sunwoo dan Eric.

Lagi-lagi Changmin diintrogasi. Ia bukan buron yang telah tertangkap polisi dan media, namun mengapa semua ingin menanyakan kejadian tadi yang secara tidak sengaja dilakukan bersama Heeyoung, mangsanya.

"Aigooo! Aku ini tidak melakukan kesalahan besar!!!!!! Mengapa aku kini selalu diintrogasi sih??!!!" Batin Changmin meraung-raung.

.






.

Beberapa saat kemudian, Changmin memang sudah tidak diinterogasi lagi, namun ia belum diperbolehkan keluar dari kamar Sunwoo.

"Ya! Sunwoo! Gimana hasilnya?" New kini terlalu bersemangat.

"Sebentar........" kata Sunwoo sambil membolak-balikkan halaman buku dan.....Voila! Halaman yang ia cari sudah ketemu.

"Ahaaa....!

....Tanda yang ada dileher hyung dan Heeyoung noona itu adalah tanda mate. Bisa dibilang Heeyoung ini matemu..!" Jelas Sunwoo.

Changmin tercengang. "Hah?! Dia mateku?" Ia masih tidak percaya bahwa matenya adalah mangsanya sendiri. Disisi lain, beberapa orang yang berada di kamar Sunwoo bersorak-sorai sambil menggoda Changmin dengan berkata, "Cie...cie...cie!, yang udah nemu matenya!"

Tak lupa Sunwoo yang mengetahui rencana awal hyungnya itu langsung mengejek," mana bisa hyung memangsa mate hyung sendiri ahahahahahaha.....!"

Changmin merasa malu dan mukanya kini memerah. Changmin memilih pergi daripada menahan malu disana. Ia sudah kembali ke kamarnya lagi. Rasa lega akhirnya hadir juga.

Kini, ia galau. Memikirkan perkataan anggota lainnya mengenai matenya. Hal itu membuatnya bimbang akan rencana awal mendekati Heeyoung.

"Rencanamu dari awal sudah gagal, Kyu!" Kata seseorang yang secara tiba-tiba membuka pintu kamar Changmin.

.



































.

1 Bulan kemudian.

21 Juli 20××

Rumah Heeyoung

Setelah sebulan liburan musim panas berlalu, kini ia merebahkan diri diatas lantai ruang tamunya. Ia tidak tahu lagi harus melakukan apa.

"UGHHH! BOSANNNNN!" Keluh Heeyoung.

Lalu, ia memilih untuk mengambil jurnal ayahnya dan meneruskan baca jurnal itu. Halaman yang ia baca kali ini dapat menguak fakta baru tentang werewolf.

"Tidak semua werewolf itu harus dibunuh! Mereka yang sering berkeliaran memburu manusia itu adalah werewolf yang tidak memiliki klan/pack. Para pendahulu hunter dengan pendahulu bangsa werewolf dulu telah membuat perjanjian. Hanya Rogue yang berani menentang hal itu karena mereka egois."

Jadi, selama ini yang Heeyoung tau adalah semua werewolf itu sama. Sama-sama kejam dan keji sehingga memunculkan pekerjaan yang dinamakan "Hunter". Memburu makhluk yang mengerikan dan berani merenggut nyawa kedua orangtuanya dihadapannya sendiri, dan saat itu Heeyoung tak bisa melakukan apa-apa selain menangis sambil menggoyangkan kedua mayat orangtuanya.

Memori itu teringat kembali oleh Heeyoung. Sedikit demi sedikit setetes air mata keluar dari pelupuk mata Heeyoung. Dengan cepat ia menyeka air matanya.

Ia cepat-cepat menutup jurnal itu dan menaruhnya dilaci terdekat.

TBC!

See you in the next chapter!

Die or Love [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang