49. Nathan

404 51 20
                                    


Selamat membaca

Ziva, Reno dan Nathan terkejut bukan ketika mendengar teriakan Lyodra, tetapi ketika mendapati seseorang tiba-tiba memeluk erat tubuh gadis itu.

"Kamu tenang ya, aku disini, ok" ucap Nuca berusaha menenangkan Lyodra didekapannya.

Iya, orang itu adalah Nuca, yang sedaritadi asik dengan mimpinya tiba-tiba bangun dan memeluk erat tubuh Lyodra ketika gadis itu histeris, tidak peduli jika saat ini Lyodra berontak dan bisa mengakibatkan telapak tangannya yang terdapat infus berdarah.

"Gak, pergi-pergi" ucap Lyodra yang masih saja berontak. Namun kekuatan Nuca seolah sedang terisi penuh, ia tidak membiarkan gadis itu lepas dari dekapannya.

Setelah beberapa saat, Lyodra kembali tenang dan memejamkan matanya. Nafas teratur dari gadis itu membuat Nuca berani membaringkan tubuh Lyodra dengan benar di atas brankar.

"Sejak kapan loe sadar?" Tanya Nathan begitu Nuca duduk dengan tenang didepan Lyodra.

"Kepo" jawab Nuca tak acuh.

"Definisi temen lakbat, ya gini. Gue jauh-jauh dari Jogja kesini buat nyamperin loe, nengok loe, ini balesan loe, gila" ucap Nathan mendramatisir.

"Alah, loe kesini juga setelah nemenin Ghina terapi kan!" Kali ini Ziva yang membalas.

"Kok loe tahu?" Tanya Nathan pada Ziva.

"Hampir setiap bulan loe ke jakarta buat itu Noraaak, ya kali gue gak tahu" balas Ziva sengit.

"Dan loe baru nyamperin gue dua kali setelah gue pindah dari Jogja. Ck" ucap Nuca tak habis pikir.

"Yakan, waktu gue gak banyak di Jakarta, gue harus kuliah, gue ke Jakarta juga nemenin dia terapi, wajarlah kalo gue cuma sebentar" balas Nathan tak mau kalah.

"Alaaaah, alasan" cibir Nuca, Ziva dan Reno kompak membuat Nathan mendengus sebal.

"Gue mau ngomong Nat, penting" ucap Ziva setelah hening beberapa saat dan berhasil mengalihkan tatapan orang-orang yang ada diruangan tersebut termasuk Nuca.

"Disini aja, males jalan gue" jawab Nathan cepat. Penasaran sebenarnya tapi mager.

"Ngomong apa?" Tanya Nuca ikut penasaran. Bisa jadikan omongan mereka ada hubungannya dengan dirinya atau mungkin Lyodra.

"Dibalkon aja"  jawab Ziva lagi. Gadis itu bahkan mengabaikan pertanyaan Nuca lalu berjalan mendahului yang lain.

"Sabar Nuuuc" monolog Nucaseraya mengelus dadanya. Ia memutuskan untuk mengamati Lyodra yang sedang tidur. Dahi gadis itu memar dan Nuca harus tahu siapa pelakunya.

Sebenarnya Nuca mendengar semua pembicaraan Ziva tadi, hanya saja ia menunggu momen yang tepat agar bisa tahu semuanya.

💜

Disinilah mereka sekarang, balkon rumah sakit. Karena ruangan Nuca adalah VIP, jadi salah satu keistimewaannya adalah balkon yang lumayan luas untuk sekedar Nongkrong. Tepat yang tepat untuk melihat matahari terbit atau terbenam, karena berada dilantai 4 gedung rumah sakit.

Sebenarnya Ziva melarang Reno, namun karena pacarnya itu tidak mengizinkan jika ia tidak ikut, maka dengan terpaksa Ziva mengiyakan, bukan apa-apa, hanya saja Ziva takut Reno menahannya untuk bercerita.pada Nathan.

"Cepetan, loe mau ngomongin apa? Serius amat sampe cowok loh gak boleh ikut? Jangan-jangan loe mau bilang suka ya sama gue" ucap Nathan dengan percaya diri yang amat tinggi ketika ia mendaratkan bokongnya di salah satu bangku.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang