56. tolongin gue!

348 48 23
                                    

Selamat membaca
.
.
.
.

Brak....

"Nathan?" Pekik Keshya ketika seseorang muncul dari balik pintu.

"Shit" umpat Nathan. "Gue cape-cape dandan ala-ala pahlawan bertopeng, eh ujung-ujungnya nih masker lepas gitu aja. Gagal kan" lanjutnya dengan geram.

Pasalnya Nathan sudah mengobrak abrik isi lemari bajunya hanya untuk mencari baju dan celana yang senada dengan masker hitam bergambar tengkorak miliknya. Dan lihat, gatot alias gagal total. Kesal bukan main. Rencananya benar-benar amburadul.

"Nathan tolongin gue" ujar Keshya lirih tanpa peduli umpatan Nathan.

Mendengar namanya dipanggil, Nathan maju beberapa langkah di depan Keshya, meneliti dengan seksama penampilan gadis yang kerap kali ia lihat selalu berpenampilan modis dan menarik, tapi kali ini jauh dari kata itu.

Tubuhnya diikat, rambutnya acak-acakan dan jangan lupakan sudut bibir yang berdarah, hanya saja mungkin sudah kering.

"Loe bilang apa? Tolong?" Tanya Nathan dengan suara yang mampu membuat Keshya bergidik.

Tidak banyak yang Keshya tahu tentang Nathan, satu-satunya teman Nuca yang paling tertutup diantara teman-teman Nuca lainnya.

Nathan nyaris tidak tersentuh dan sialnya Keshya menyesal mengapa ia tidak pernah tertarik untuk mencari tahu sosok yang saat ini ada dihadapannya.

Bagi Keshya dulu, Nathan itu tak jauh berbeda dengan Teman Nuca lainnya, tidak ada pengaruhnya terhadap dirinya, karena ia memang sangat jarang melihat Nathan dan Nuca ada dalam satu tempat yang sama, namun saat tahu Nuca pernah menjalin hubungan lama dengan Jema, rasa sesal itu semakin bertambah.

Coba gue kenal deket Nathan lebih jauh

Coba gue bisa kerja sama bareng Nathan

Coba Nathan gak dingin

Coba dulu gue gak cuek sama hidupnya Nathan

Dan masih banyak coba-coba yang lainnya, ia pasti tidak akan semenyesal ini. Sungguh.

"Iya Nath, tolong, please, gue gak tahu lagi mau minta tolong sama siapa, loe kesini mau nolongin gue kan? Hp gue hancur Nath, bantuin" ujar Keshya dengan air mata yang dibuat semenyedihkan mungkin, ralat, sedih beneran kok.

Nathan melangkah maju, menarik sudut bibirnya keatas, memperhatikan kembali wajah gadis yang ada dihadapanya.

"Coba lagi, tapi sambil mohon-mohon, gue pengen denger" pinta Nathan seolah tidak mendengar ucapan gadis itu tadi. "Cium kaki gue kalo perlu"

"Nath?" Panggil Keshya lirih.

"Coba aja, penasaran gue" ujar Nathan dengan wajah dibuat seserius mungkin. "Ini kenapa?" Tanya Nathan seraya mencengkram kuat dagu Keshya, tak lupa menekan sudut bibir yang mengeluarkan darah tadi.

"Aw. Akh. Sakit Nath" ringis Keshya karena kuatnya cengkraman Nathan.

"Gini doang sakit? Ghina gak bisa jalan bertahun-tahun, setelah sebelumnya ditabrak trus keadaannya kritis, jauh lebih sakit gue rasa" ujar Nathan semakin menekan bibir Keshya tanpa ampun, sementara Anne asik menonton tanpa ada rasa ingin membantu atau memisahkan.

Flashback.

Beberapa hari setelah mendengar semua penuturan Ziva, Nathan memutuskan untuk menanyakan langsung pada Ghina perihal siapa dalang dibalik lumpuhnya dia, namun lagi-lagi Nathan harus menelan pil kekecewaan karena Ghina tetap tutup mulut dan tidak mau membahas lagi tentang itu semua.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang