33. lepas

413 60 13
                                    


Selamat membaca

Nuca memasuki sebuah kafe sesuai dengan apa yang Sita kirimkan. Sebenarnya Nuca mengajak Sita untuk menemaninya sekaligus memantau, namun gadis itu menolak dengan alasan sedang proses penjajakan jadi calon kakak ipar Nuca. Percaya diri sekali gadis itu kan?.

Karena pesan Sita beberapa waktu lalu, akhirnya hari ini pintu yang ingin ia buka sebentar lagi akan benar-benar terbuka dan ia akan bebas sebebas-bebasnya. Tapi setelah itu ia akan kembali berjuang untuk Lyodra. Tunggu gue Lyo 'batin Nuca. Nuca sangat percaya diri jika hari ini semua yang ia inginkan dan harapkan benar-benar akan terwujud.

Sebenarnya bisa saja ia tidak menganggap gadis itu karena memang gadis itu yang tidak mau dilepas, salah Nuca jika gadis itu tetap mempertahankan hubungan padahal Nuca mencintai gadis lain?

Bicara soal penyelidikan, Nuca sudah mempersiapkan semuanya dengan sangat matang. Mulai dari datang lebih awal serta tidak lupa kaca mata hitam, masker hitam dan tutup kepala yang juga hitam ia simpan didalam tas kecil miliknya dan baru akan dikenakan ketika orang yang ia tunggu tiba. Nuca memperhatikan setiap orang yang masuk kedalam kafe dengan seksama, siapa tahu orang yang sedang dicarinya benar-benar datang. Seperti kata Sita, mereka selalu datang setiap hari sabtu pagi seperti sekarang, entah apa tujuannya. Bukan urusan Nuca bukan?!.

"Mau pesen apa masnya?" Tanya seorang pelayan yang berhasil membuyarkan fokus Nuca.

"Ice lemon tea satu, sama nasi goreng, terima kasih" jawab Nuca halus lalu kembali fokus dengan pintu masuk. Namun bukannya berlalu, pelayan tersebut masih berdiri didepan Nuca, entah apa yang dilihatnya.

Merasa ada yang memperhatikan, Nucapun melirik pelayan tersebut yang rupanya sedang mengamatinya, entah karena apa.

"Ada apa ya Mbak? Lupa mencatat pesanan saya?" Tanya Nuca bingung.

"Em, ehh, enggak Mas, Maaf, saya permisi" jawab pelayan tersebut lalu pergi. Samar-samar Nuca mendengar ocehan pelayan tersebut.

"Sadar Rayaaa, dia pasti punya pacar"

Ucapan pelayan tersebut berhasil membuat Nuca mengernyit bingung.

Kurang lebih lima belas menit menunggu, akhirnya orang yang ia tunggu muncul juga. Sita benar, orang yang ia cari sedang bersama dengan seseorang, persis seperti yang Sita kirimkan tempo lalu. Secepat kilat Nuca memakai atribut yang dibawanya tidak lupa koran dengan gaya pura-pura baca sebagai pelengkapnya, supaya tidak ada yang curiga. Kalian tahu apa yang Nuca rasa saat ini? Senang!. Yaa tentu saja senang, siapa yang tidak akan senang mendapat sebuah keajaiban. Jika saja itu berlaku untuk ingatannya, pasti akan jauh lebih dari kata senang. Dan bahagia adalah salah satunya.

Orang yang Nuca tunggu duduk bersebelahan denggannya, hanya saja dibatasi oleh bilik yang menjadi pembatas antar meja, jadi bisa dipastikan posisinya aman saat ini.

Dengan posisi terbaiknya, Nuca memasang telinga dengan sebaik-baiknya. Ia tidak ingin melewatkan satu katapun yang nantinya akan keluar dari mulut kedua orang tersebut.

"Seneng deh bisa ketemuan lagi" ucap seorang gadis yang amat Nuca kenal. Jema. Iya, Jema, kekasih Nuca yang enggan putus dengannya, tapi sekarang sedang berduaan dengan seorang laki-laki. Cih. Nuca tidak cemburu, serius. Hanya saja tidak habis pikir.

"Kenapa?" Tanya laki-laki di depannya. Jika melihat dari penampilan, sepertinya tidak jauh berbeda dengan Nuca, bisa jadi seumuran atau mungkin lebih tua. Namun Nuca tidak pernah mengenal laki-laki tersebut. Asing.

"Kan kamu tahu alasannya, masih aja nanya" jawab Jema ketus.

"Nuca?" Jawab laki-laki tersebut.

Deg... jelas Nuca terkejut. Kemarin-kemarin katanya gak mau putus dengan berbagai alasan, tapi lihat sekarang, ia menjadi alasan karena Jema tidak bisa bertemu dengan laki-laki tersebut. Ada apa sebenarnya. Ditambah lagi laki-laki itu tahu dirinya, sedangkan Nuca?.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang