30. maaf

454 62 15
                                    


Selamat membaca

💜

Lyodra kembali merasakan apa itu dilema. Lagi dan lagi. Baru beberapa waktu lalu ia membenci laki-laki yang bernama Nuca karena kebohongan dan statusnya dengan gadis bernama Jema, saat ini ia malah kembali menyayangi laki-laki itu karena beberapa kebenaran yang baru diketahuinya.

Pertama, dia baru mengetahui sebuah kenyataan bahwa, di hari, tanggal, bulan dan tahun yang sama ia kecelakaan, ternyata Nuca juga mengalaminya. Nuca menabrak pembatas jalan karena menghindari truk yang mengakibatkan mobil yang dikendarainya ringsek bahkan sempat terguling beberapa kali.

Kejadiannya pada pagi hari sebelum Nuca tiba di sekolah, sedangkan ia, pada sore hari. Jadi saat ia mempunyai firasat yang mengakibatkan dirinya terserempet motor, ternyata itu sebuah pertanda bahwa Nuca kecelakaan.

Ziva juga bilang, saat ia kecelakaan dan hendak dibawa ke rumah sakit, ia merancau memanggil bahkan minta tolong pada pada laki-laki itu, apa itu juga firasat? Bisa saja bukan?.

Dan kenyataan itu baru diketahuinya saat telah sampai dirumah sakit, saat duduk ditaman dan menunggu Nuca membeli minum. Seseorang mengirimkan video tersebut lengkap hingga Nuca yang sedang dibopong oleh beberapa orang dengan darah yang entah mengalir darimana saja, kemeja putih sudah berubah menjadi merah karena darah yang mengalir kebaju laki-laki itu. Dan orang tersebut masih sama, Miko orangnya.

"Loe kenapa sih? Kangen ya sama gue? Gak bisa jauh ya?" Tanya Nuca saat Lyodra tiba-tiba menghampur kedalam pelukannya, menangis sejadi-jadinya, bahkan mengakibatkan punggung Nuca basah dengan air mata Lyodra.

Mendengar penuturan Nuca, Lyodra menggeplak kepala laki-laki yang tingkat percaya dirinya sudah melampaui batas itu. Yaaa walupun jawabannya memang iya.

"Iya-iya maaf, yaudah nangis aja sana, biarin baju gue basah juga, ikhlas gue mah, sejam, dua jam, bahkan seharianpun gue sanggup Lyo" Lyodra semakin erat memeluk Nuca, tangisnya masih terdengar, bahkan sesenggukan.

"Loe kenapa sih, hah?" Tanya Nuca yang memang masih penasaran.

"Maaf" cicit Lyodra.

"Hah, maaf? Maaf kenapa?" Tanya Nuca bingung. Seingat Nuca, Lyodra tidak mempunyai salah padanya. Apa soal foto itu? 'Batin nuca.

"Maaf"

"Lyooo" ucap Nuca lembut, tangannya bergerak mengusap halus kepala gadis itu lalu mencoba melepaskan Lyodra dari pelukannya untuk melihat wajah gadis itu. Ia tidak akan marah pada Lyodra sebelum semua kebenaran terungkap. Semuanya, foto dan surat itu.

"Gak mau, maunya peluk aja, kangeeen, hiks, udah lama gak meluk kaya gini" rengek Lyodra yang malah semakin mengeratkan tangannya ditubuh Nuca.

Lyodra tidak tahu apa yang akan terjadi setelah ini, tapi ia berharap hanya kebahagiaan, tanpa ada lagi air mata kesedihan yang menemaninya. Bukankah empat tahun cukup untuk bersedih dan menahan rasa rindu? Bukankah sudah cukup rasa sakit yang harus ia terima saat menerima kanyataan bahwa ada nama Jema diantara mereka. Biarkan ia egois untuk saat ini dengan mempertahankan posisi dirinya yang masih enggan melepas pelukannya pada Nuca.

Kenyataan kedua. Jadi, selama dua minggu Keshya menghilang tanpa kabar, yang katanya menemani tantenya yang sakit, itu semua bohong? Alibi? Padahal kenyataannya ia menemani Nuca. Dan sedikitpun Keshya tidak ada perasaan ingin memberitahu Lyodra tentang ini, gadis itu bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Sialan. Padahal Lyodra amat membutuhkannya.

Fakta ketiga, kecelakaan yang Nuca alami ternyata berakibat pada ingatannya yang terkunci rapat di dalam otaknya.

Selective Amnesia. Kenyataan yang harus Lyodra terima selanjutnya, adalah Nuca yang Amnesia tetapi hanya melupakam dirinya. Lyodra juga menarik kesimpulan bahwa hubungan Nuca dan Jema murni karena Nuca hilang ingatan. Setahu Lyodra, Amnesia yang satu itu terjadi karena efek dari stres yang berlebihan atau kecelakaan. Jika stres, apa Nuca juga mengalami hal yang sama dengannya. Tertekan dan terpuruk?.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang