57. permintaan maaf

421 46 38
                                    


selamat membaca

.
.
.

Lyodra mendesah kecewa ketika mobilnya sudah berhenti sempurna didepan pagar rumahnya.

Lagi-lagi ia harus menelan kekecewaan karena tidak mendapatkan bantuan siapapun perihal menghilangnya Keshya sejak kejadian tadi siang.

Nuca dan Ziva menjadi daftar pertama yang tidak mungkin Lyodra mintai tolong untuk mencari gadis itu, bukannya ditolong yang ada justru Lyodra yang mendapat wejangan.

Ketika ia bersiap untuk turun karena ternyata didalam pagar ada mobil yang entah milik siapa, tiba-tiba ia dibuat terkejut dengan 3ketukan dikaca mobilnya.

Kaget, jelas saja, ini sudah malam, dan ada yang mengetuk kacanya, sudah jelas Lyodra sangat takut, tapi setelah dilihat beberapa kali, ternyata sosok tersebut tidak asing dimatanya, ia pun bergegas turun dan mendapati orang tersebut bersandar di pintu mobil seraya mengetuk-ngetukan sepatu ketanah.

Merasa diperhatikan, orang tersebut memandang kearah Lyodra seraya berseru.

"Hai Ly, udah lama gak ketemu" sapa orang itu bersahabat. Orang itu hanya sedikit membungkukkan badan tanpa berjabat tangan.

"Hai juga Mas Goldi" sapa Lyodra balik.

Benar saja, ternyata Goldi, kakak Keshya. Ia memang sudah lama tidak bertemu Goldi, namun wajahnya tidak banyak berubah dari dulu, tetap awet muda, seumuran Richard. Sepertinya.

Hubungan Lyodra tidak terlalu akrab dengan Goldi, hanya sekedar kenal, itupun karena saat kelulusan SMP, Goldi yang mengambil ijazah Keshya, jadi ia hanya kenal sebatas itu, tidak lebih.

"Maaf ya, saya ganggu" ujar Goldi seraya menegapkan tubuhnya.

"Mau masuk?" Tawar Lyodra karena mereka masih di depan gerbang.

"Disini aja" jawab Goldi.

Lyodra membuka bagasi mobil, lalu duduk dibagian tersebut, diikuti Goldi disebelahnya.

"Apa kabar?" Tanya Goldi kembali bertanya.

"Seperti yang Mas Goldi liat, sehat, Mas sendiri?" Tanya Lyodra seadanya. Entahlah, canggung rasanya, sudah lama tidak bertemu dan tiba-tiba muncul didepan mata.

"Sebenarnya, saya kesini mau tanya soal...."

"Oh iya" seru Lyodra setelah ingat sesuatu. Ia bahkan memotong ucapan Goldi. "Keshya udah pulang?" Tanyanya panik. "Dia tadi di copet trus pas saya kejar gak bisa, kebetulan tempatnya lagi sepi, trus ada ojek yang dia tumpangi, saya udah cegah supaya jangan percaya, tapi Keshya gak mau denger, jadi, ya gitu, maaf saya gak bisa bikin dia berenti ngejar copet itu" ujar Lyodra kalang-kabut.

Jujur, selama di apartemen Sita, Lyodra tidak bisa fokus mengajari wanita itu untuk membuat mie, fikirannya terus melayang ke Keshya.

"Ngapain sih Ly, ngelamun? Mikirin apa?" Tanya Sita tadi sore.

"Hah? Hmm, i-iya, gue bingung, gak tahu kabarnya Keshya, tadi dia dicopet" jawab Lyodra sedikit tersentak karena kerasnya ucapan Sita.

"Alhamdulillaaaah, mati kan orangnya?"

Reaksi Sita benar-benar membuat Lyodra menjatuhkan rahangnya. Bisa-bisanya dia berkata demikian, sedangkan ia sendiri mati-matian memikirkan nasib Keshya.

"Iblis satu itu belum jera ya, heran gue, kapan sih dia matinya. Harusnya nih ya, dia mati aja, syukuran deh gue. Seminggu berturut-turut bila perlu" ujar Sita lagi menggebu-gebu.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang