48. satu ruangan

466 46 67
                                    


Selamat membaca

Jangan lupa komen guys....♡

Runa dan Deon memasuki ruangan Nuca karena sudah 1jam lebih tetapi Lyodra tidak juga keluar dari ruangan itu.

"Ealaaah, pantes gak keluar-keluar" ucap Runa seraya berdecak saat melihat posisi Lyodra yang memeluk adik bungsunya.

"Nuca udah gak pake nasal canula lagi?" Tanya Deon bingung bahkan mengacuhkan posisi Lyodra. Pasalnya sebelum Runa mengantarkan Lyodra, alat itu masih terpasang manis diwajah Nuca.

"Iya yah, kok bisa?" Runa ikut bingung. Ia langsung menghampiri Nuca dan melihat kondisi adik bungsunya itu. Pucat.

"Perlu aku panggil dokter gak?" Tanya Deon.

"Iya, boleh, aku mau tahu kondisi Nuca, pencet aja tombol bantuan" ucap Runa yang diangguki oleh Deon.

"Uuuuh gemes banget sih kalian" ucap Runa seraya mengarahkan kamera ponselnya lalu menjepret momen tersebut sebelum dokter datang. Sementara Deon hanya geleng-geleng kepala saat melihat kelakuan istrinya.

"Ly, bangun Ly, dokternya keburu dateng loh" ucap Runa seraya menepuk pelan pipi Lyodra, gadis itupun membuka matanya secara perlahan.

"Hmm" gumam Lyodra yang kembali menutup matanya. Tangannya masih setia memeluk tubuh sang adik.

"Bobonya lanjut di kamar kamu ya" ucap Runa seraya terkekeh geli saat melihat muka bantal Lyodra.

"Ehm" gumam Lyodra seraya membuka matanya secara perlahan. "Eh, Mbak Runa, maaf Mbak, Lyly ketiduran" ucap Lyodra tidak enak hati, ia langsung menegakkan kepalanya dengan cepat. Kepalanya mendadak pusing karena bangun dengan tiba-tiba. "Akh" ringisnya seraya memegang kepalanya.

"Eh-eh kaget ya, ya ampun maaf Ly" ucap Runa panik dan membantu Lyodra memijit kepalanya.

"Gak papa Mbak, kaget dikit aja" jawab Lyodra seraya tersenyum. Ia lalu mundur saat mendengar suara pintu terbuka.

"Tadi Nuca bangun gak Ly" kali ini Deon yang bertanya.

Lyodra tampak berpikir, jujur, apa boong ya? 'Tanya Lyodra dalam hati.
Masalahnya tadi Nuca menyuruhnya untuk tutup mulut dulu.

Lyo, jangan dulu bilang mamah sama yang lain ya kalo aku udah sadar, biar surprise.

"Permisi" ucap seorang dokter begitu masuk kedalam ruangan membuat mereka bertiga perlahan mundur.

"Siapa yang copot nasal canulanya?" Tanya Runa setengah berbisik.

Damn..

Nuca bodoh, bisa-bisanya tuh alat lupa dipasang lagi 'batin Lyodra.

"Hah?"

"Hayoloooh, kamu abis ngapain aja sama Nuca selain peluk-peluk?" Tanya Runa dengan wajah yang semakin dekat kearah Lyodra, membuat Lyodra merinding seketika.

"Habis kamu cium dia ya Ly? Dimana? Ditangan?  Didahi atau disini" tanya Runa seraya menunjuk bibirnya karena Lyodra masih tidak menjawab pertanyaan yang tadi.

Glek..

Lyodra menelan ludahnya kasar. Udah semua Mbak 'batin Lyodra kikuk.

"Kenapa? Kok mukanya mendadak merah gitu. Aaahhh jangan-jangan iya yah yang aku bilang barusan? Hayoh ngaku, trus Nuca sadar karena itu pasti, iya kaaan, makanya nasal canulanya dilepas" goda Runa yang berhasil membuat Lyodra semakin bingung dan panas dalam satu waktu.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang