29. titik terang (2)

440 64 15
                                    


Selamat membaca.

Pukul 16.00

Jalanan sedang ramai, kendaraan berlalu lalang, mobil Nuca berjalan tepat didepan mobil Lyodra. Untungnya bukan jam pulang kantor, sehingga jalanan masih aman untuk dilalui, jika tidak, sudah pasti mereka tejebak kemacetan sekarang.

"Loe nguping?" Tanya Lyodra setelah mendengar alasan Nuca datang kerumah Gazza.

"Hah? Loe juga tahu soal itu?" Tanya Nuca terkejut. Ia pikir, ia saja yang tahu, tapi nyatanya tidak.

"Apa?" Tanya Lyodra seolah tidak mendengar ucapan Nuca, padahalmah didalam hatinya ia merasa bodoh telah mengatakan itu. Trus Nuca tahu darimana kalo gak nguping 'batin Lyodra.

"Kok apa?" Tanya Nuca lagi.

"Loe bilang apa tadi?" Tanya Lyodra pura-pura budek.

"Loe tahu juga soal Ghina?" Tanya Nuca serius.

"Tahu apa? Ghina? Ghina kenapa" Tanya Lyodra lagi.

"Jangan muter-muter, loe tahu juga kan?" Desak Nuca.

Lyodra tidak menjawab, ia memilih untuk melirik kejendela yang ada disampingnya. Membuat Nuca menghela napas kasar.

"Loe kenapa sih?" Tanya Nuca jengah. Padahal kan tinggal bilang iyah, tahu. Apa coba susahnya.

Tapi Lyodra tetap tidak menjawab.

Ciiit. Nuca mengerem mendadak tepat didepan lampu merah, membuat Lyodra terlonjak kaget, untung seatbeltnya terpasang rapih. Namun gadis itu memutuskan untuk tetap menatap jendela. Tidak ingin menatap laki-laki yang ada disampingnya.

"Lyo, kenapa sih? Malah diem aja? Loe tahu masalah ini, tapi loe diem aja? Kenapa?" Tanya Nuca lagi dan lagi. Lebih baik ia melihat gadis itu ngomel atau marah-marah, daripada diam seribu bahasa.

Jika Lyodra menjawab iya, iya takut Nuca melabrak Keshya dan ulah gadis  itu semakin menjadi-jadi.
Lyodra memutuskan untuk memejamkan matanya dan tertidur,  Nuca tahu bukan rumah sakit Pancasila dimana? Jadi ia tidak perlu repot menjadi pemandu.

Nuca menghela napas melihat Lyodra yang pura-pura tidur. Apa sih yang sedang gadis itu pikirkan? Otak Nuca mentok memikirkannya.

"Gue bakal jeblosin Keshya kepenjara" ucap Nuca yang langsung membuat Lyodra melotot kearahnya.

"JANGAN" sergah Lyodra.

"Dengerkan loe, tahu kan loe, trus kenapa diem" 

"Apa sih, tahu apaan?" Sergah Lyodra bohong.

"Udah ketauan gak usah ngelak. Gak masalah kan kalo dilaporin? Gue punya temen yang bokapnya itu salah satu pengacara terkenal di Indonesia, dia pasti mau bantu" ucap Nuca sengit.

"Jangan Nuc, tolong, lagipula kita gak punya bukti kan? Jangan yah, yah yah yah" Alibi Lyodra seraya menggoyangkan lengan Nuca pelan. Walaupun sebenarnya ada, tapi ia takut Keshya akan melakukan hal yang jauh lebih kejam dan Lyodra tidak mau, bahkan tidak  boleh sampai  terjadi.

"Gue emang gak ada bukti, tapi loe punya kan?" Tanya Nuca serius.

"Mana ada? Gak boleh gegabah. Lagian belum tentu Keshya pelakunya" ucap Lyodra. Setelah mendapat beberapa bukti tentang Keshya dari Miko, Lyodra semakin was-was dibuatnya. Salah langkah sedikit, fatal akibatnya.

"Yaudah pake bukti dari gue" jawab Nuca final.

"Enggak Nuuc, ish" dengus Lyodra.

"Kenapa? Dia udah keterlaluan. Masa iya didiemin" ucap Nuca menegaskan.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang