36. nyawa!

392 47 10
                                    

Now playing : Syhakira Fatiha
Bahasa Kalbu
.
.
.
.

Selamat membaca

Bruk... Dengan kasarnya Gabriel menghempaskan tubuh seorang lelaki paruh baya tepat dihadapan Lyodra, Ziva dan Lila di halaman kampus, hingga membuat semua orang yang ada disana sontak menjerit saking terkejutnya. Mereka melongo menatap tak percaya pada Gabriel, laki-laki yang bisa dibilang jarang membuat gaduh. Ketua BEM paling disegani karena kebijaksanaan dan kebaikan hatinya, walupun sering mengumpat. Apalagi pada orang yang disayanginya. Beeeh.

"Kak Iel?" Pekik Lyodra terkejut.

"NGOMONG" sentak Gabriel tanpa menghiraukan ucapan Lyodra.

"Kak Iel, ada apaan sih?" Tanya Lyodra bingung.

"Ngomong, atau mulut loe gue robek" sentak Gabriel lagi seraya mendorong pria yang ia bawa tadi hingga membuat sang empu meringis, pasti telapak tangannya lecet karena menumpu tubuh yang Gabriel dorong.

"Kak, jangan kasar, bapaknya kasian" pinta Lyodra geram seraya membantu pria tersebut untuk bangun, namun pria twrsebut memilih menunduk. Dutambah lagi satupun pertanyaan Lyodra Gabriel abaikan dan malah memaksa pria tersebut, yang Lyodra sendiri tidak tahu siapa namanya untuk buka suara.

"Ngomong gue bilang" hardik Gabriel sekali lagi. Mata Gabriel merah menandakan emosinya yang masih tidak terkontrol, padahal ini area kampus loh, bagaimana jika ada dosen yang lewat, apa gak mati?. Dan ini adalah kali pertama Lyodra melihat Gabriel seemosi ini.

"Kak, udah" dengan terpaksa Lila menarik paksa Gabriel dari pria yang masih menundukan wajahnya tersebut dengan sedikit tenaga, pasalnya ini tuh Gabriel, tenaganya gede sama kaya badannya, sementara Ziva memilih menjadi penonton bukannya bantuin Lila, tapi kita lihat apa yang akan terjadi berikutnya.

"Lepas kali La" sentak Gabriel seraya menepis tarikan Lila di ujung bajunya.

"Ya loe dari tadi Lyodra nanya gak loe jawab, malah marah-marah gak jelas lagi, ada apa sih? Loe yang harusnya ngomong" teriak Lila geram. Bodo amatlah diliatin juga, anggap aja sedang ada pentas drama.

Gabriel menghela napas panjang.

"Nih orang yang yang mau nabrak Lyodra seminggu yang lalu" jawab Gabriel kesal.

Flashback..

Lyodra turun dari ojek yang ia tumpangi dari rumah menuju kampus karena motor tersebut mogok di tengah jalan, padahal arah kampus masih lumayan jauh.

"Maaf Neng, motornya mogok, neng kesana aja banyak kendaraan yang lewat, bis juga ada"

Lyodra menganguk patuh. Mau gimana lagi kan? Diam disini juga untuk apa? Kaya orang bego. Dengan langkah gontai, Lyodra berjalan menuju tempat yang tadi diarahkan oleh bapak ojek. Tempatnya lumayan sepi, padahal ini masih pukul 08.00.

Ketika ia sedang berjalan, tiba-tiba sebuah sepeda motor melaju kearahnya dengan sangat kencang. Padahal Lyodra tidak menghalangi jalan.

"AWAAAAAS" Teriak seseorang seraya menarik pinggang Lyodra untuk menjauh sehingga membentur tubuhnya. Sontak membuat Lyodra syok dan sedikit terhuyung karenanya.

"KAMPRET" umpat Gabriel kesal ketika sipengendara tersebut pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun.

"Ly, loe baik-baik aja kan?" Tanya Gabriel pelan seraya mengguncang pelan bahu Lyodra. Iya, Gabriel yang menolong Lyodra.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang