26. bantuin yah!

423 62 40
                                    


Selamat membaca

Lagi-lagi Lyodra bernapas kasar saat mengingat kiriman yang membuatnya terkejut bukan main. Pagi tadi, untuk kedua kalinya Miko mengirimnya sebuah pesan yang berisikan tiket perjalanan.

Bukan Miko yang mengajaknya jalan-jalan atau liburan, bukan juga tiket Miko yang bermaksud pamer padanya, melainkan tiket perjalanan seseorang beberapa tahun terakhir dengan tujuan dan orang yang sama.

(Jakarta-Jogja dan sebaliknya). Bukan hanya satu, tapi ada banyak, bahkan sangat banyak, hampir setiap minggu. Ada satu tiket perjalanan Jakarta-Jogja dihari, tanggal, bulan dan tahun yang sama dengan ketika ia mengalami kecelakaan. Hari dimana awal mula Keshya bolos selama dua minggu lamanya. Iya, itu tiket pesawatnya Keshya, sahabat Lyodra. Agatha Keshya Darmawan. Yang entah sekarang statusnya masih sahabat atau bukan. Terserah.

Lyodra masih menimang-nimang apa tujuan Miko mengiriminya tiket-tiket yang pernah Keshya gunakan? Dan dapat darimana?. Jadi, setiap kali Keshya bilang menjenguk tantenya, itu semua bohong? Dusta? Alibi?.

Satu hal yang ada dipikiran Lyodra saat ini, yaitu 'setega itukah Keshya melakukan semua ini padanya?!'.

Pikirannya kembali pada saat Venus memberitahunya bahwa Nuca pindah ke Jogja, bukan Solo. Dan otomatis semua tiket yang mengatasnamakan Keshya tadi tujuannya hanya satu, yaitu Nuca, siapa lagi?.

Selama ini Lyodra pontang-panting mencari alamat Nuca. Di semua sosmed, ngobok-ngobok kota Solo, eh ternyata orang yang selalu berusaha untuk membuatnya memutuskan hubungan dengan Nuca, bahkan status mereka adalah sahabat itu tahu dimana Nuca berada, tahu dimana selama ini tinggal, bahkan pasti tahu bagaimana keadaanya selama ini, tapi sekalipun tidak pernah memberi tahu Lyodra. Apa nama yang cocok untuk orang seperti dia? Pembohong? Pengkhianat? Perusak? Atau apa? Lyodra tidak tahu, bahkan tidak mengerti.

"Kenapa harus gini siiiih" gerutu Lyodra pada angin yang menerpa wajahnya. "Kenapa harus loe Key?".

Saat ini Lyodra tengah menikmati angin pagi menjelang siang. Tepat pukul 10.00 WIB. Kelas akan berlangsung satu jam lagi, ia sendirian di tempat ini, karena Ziva sedang menemani Reno makan disalah satu warung tenda depan kampus. Semenjak acara melamar waktu itu, Ziva bilang, bahwa tingkat kebucinan Reno berlipat ganda. Hampir setiap saat mengirim pesan, voice call dan lain sebagainya. Sampai bela-belain jemput dari kampusnya ke kampus Ziva jika sang kekasih membutuhkannya saat itu juga. Tak peduli ada atau tidak kelas, Reno akan langsung tancap gas tanpa  memikirkannya. Demi apapun,  menurut Lyodra, Ziva adalah salah satu wanita paling beruntung mendapatkan laki-laki seperti Reno dan begitupun sebaliknya. Mereka berdua saling melengkapi.

Sementara Lila, gadis itu sedang ada dalam masalah besar, sampai-sampai ia meminta  Ziva dan Lyodra untuk membantunya. Entah akan berakibat baik atau buruk saat iya memutuskan untuk menjawab 'iya atau tidak'. Tapi Ziva dan Lyodra selalu berdoa, supaya Lila mengambil jalan sesuai isi hatinya.

Klik..

Lamunannya buyar seketika saat Lyodra  mendapat pesan dari seseorang. Pesan yang membuatnya was-was dan deg-degan. Serta takut dan tidak habis pikir dalam satu waktu.

Miko

Gue bakal kirim semuanya sama loe, tapi gue gak mau loe mati mendadak, jadi loe harus sabar, karena gue bakal kirim satu persatu

Kirim apaan?

Makasih ya Ly, udah pernah jadi orang yang gue suka, detik ini. Gue mundur. Semoga loe selalu bahagia, kalo loe butuh apapun, sebagai teman gue pasti bantu.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang