53. restu

409 47 49
                                    


♡selamat membaca♡

    Hari ini, satu minggu setelah Nuca menyatakan perasaan dan niatnya untuk meminang sang mantan, ia memutuskan untuk memberitahukan niat baik tersebut kepada keluarga Lyodra, kebetulan hari ini semua keluarga Lyodra libur, jadi saat ini adalah waktu yang tepat untuk membicarakan maksud baik tersebut, apapun resikonya, Nuca akan menerimanya.

"Jadi kalian mau nikah muda?" Tanya Richard begitu Nuca menceritakan rencananya bersama Lyodra.

Nuca dan Lyodra mengangguk mantap, mereka benar-benar sudah sangat yakin akan keputusannya, terlebih Lyodra, ia yakin dengan cara ini, Keshya tidak akan macam-macam lagi. Iya, semoga.

"Kalian yakin?" Tanya Lyana dengan raut wajah sulit diartikan. Masalahnya, mereka masih muda, jadi wajarkan.

"Kenapa? Bunda gak setuju ya?" Tanya Lyodra dengan tatapan sendu. Padahal Bundanya ini, sudah sangat ia harapkan akan mengatakan iya tanpa alasan apapun.

"Gak gitu Ly, menikah itu bukan untuk mainan loh, bunda cuma gak mau kamu menyesal nantinya. Bunda bukan meragukan Nuca ataupun kamu, tapi ini janji sehidup semati, bukan orang yang pacaran bisa putus nyambung gitu aja, paham kan maksud Bunda? Kamu tahu sendiri orang menikah dengan umur cukup saja kadang masih labil dalam mengambil keputusan saat ada masalah, apalagi kalian yang masih sangat muda" ujar Lyana sungguh-sungguh.

"Bunda gak usah ragu dan khawatirin Lyly soal kesetian dan kepercayaan, Bunda tahu sendirikan berapa lama Lyly nungguin Nuca, Bunda juga tahu kalo Lyly gak gampang percaya sama hal-hal menyimpang lainnya, Bunda juga paham kan kalau lyly gak pernah main-main soal ucapan, Bunda bisa kasih Lyly kepercayaan buat tanggung jawab atas apapun keputusan yang Lyly ambil"

"Kalau gue sih gak yakin" celetuk Richard tiba-tiba. Tangannya sudah bersedekap seolah menantang.

"Lyly janji gak akan jauh dari Bunda, kita berdua masih disini, dikota Jakarta, iya kan Nuc? Lagipula Nuca buka usaha dan bantu papahnya disini kok" ujar Lyly yang diangguki Nuca.

"Gak gitu maksud nya Lyyy" ujar Richard frustasi. Tangannya meraup wajahnya kasar, bingung harus mengatakan apa pada adik kesayangannya ini.

"Lalu?" Tanya Lyodra bingung, begitu pula dengan Nuca.

"Loe nyadar gak sih sama apa yang loe omongin barusan? Loe pengen nikah mudakan?" Tanya Richard dengan raut wajah seperti menahan amarah. "Dengan loe ngomong kaya tadi, seolah loe pengen ngabisin sisa hidup loe sama orang lain" tambah Richard makin tak habis pikir.

"Orang lain?" Dahi Lyodra mengernyit ketika Richard mengatakan itu. "Orang lain yang loe maksud itu yang bakal jadi ayah dari anak-anak gue kelak bang, dia yang bakal jadi suami gue dan nemenin gue sampai tua nanti" ujar Lyodra kesal.

"Haha" kekeh Richard miris. "Tahu apa loe soal menemani hingga tua, masa depan dan ngabisin waktu bersama, inget Ly, loe masih ada orang tua yang masih bisa loe jaga dan temani kalo tujuan loe ngabisin waktu bersama, ditamabah lagi loe masih kuliah dan masih bisa raih cita-cita loe Ly, loe juga gak mikir apa, Ayah sama Bunda juga butuh loe? Jangan egois dong"

Mendengar ucapan Richard jelas membuat Lyodra kesal.

"Jadi selama ini apa?" Tanya Lyodra yang mulai meninggikan suaranya. "Gue gak pernah kemana-mana kan? Gue ada sama Ayah dan Bunda dari dulu. Kalo gue egois, gue bakal ambil beasiswa bahkan soal pertukaran pelajar saat SMA, tapi karena gue tahu waktu gue bakal habis kalau gue jauh dari orang tua, makanya gue tolak semua itu. Dan loe mikir gue egois. Sadar dong yang egois siapa?"

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang