68. melamarmu

244 23 0
                                    

🎶 Now playing🎶
.
.
Brian McKnight
Marry your daughter
.
.
.
Selamat membaca


Menyerah.

Kali ini Keshya memutuskan untuk menyerah pada takdir hidupnya.

Jika ia beruntung, mungkin ia akan bahagia bersama laki-laki yang bahkan tidak pernah sedikitpun ia harapkan, namun jika kebalikannya, ia harus ikhlas karena ia sadar, selama Tuhan memberinya napas, tidak pernah sedetikpun ia syukuri apalagi nikmati, yaa, kecuali pertemuannya dengan Nuca.

"Tolong, percayakan hati loe ke gue Key, gue janji akan bikin loe bahagia selama Tuhan masih kasih izin buat gue napas, selama loe masih ada didunia ini dan selama loe percaya sama omongan gue." ucap Fiki, begitu laki-laki itu diizinkan Keshya masuk kedalam apartemennya.

Apartemen yang hanya ia sendiri yang tahu, itupun sebelum kejadian malam itu. Karena sekarang ada Fiki, Ziva, juga Reno yang tahu tempat tinggalnya. Itupun karena paksaan Ziva yang tidak mungkin mengantar keshya kerumahnya ataupun rumah Keshya sendiri.

"Iya." ucap Keshya lirih, namun masih bisa didengar oleh telinga tajam Fiki.

Semenjak kejadian malam itu, Fiki tidak berpikir dua kali untuk menemui Keshya, tentu setelah memohon pada Ziva, karena Fiki yakin bahwa ini adalah kesempatan emas untuknya mendapatkan Keshya dan mendapatkan hati gadis yang ia cintai saat pandangan pertama.

Mendengar jawaban Keshya, membuat Fiki yang semula menggenggam tangan tangan Keshya dengan otomatis menegakkan tubuhnya dan berganti posisi meremas lembut bahu Keshya, seolah mencari kebenaran dari gadis itu.

"Se-serius?" Tanya Fiki gugup. Dadanya berdebar keras mendengar penuturan gadis itu.

"Terserah kalo gak percaya." jawab Keshya seraya melepaskan diri dari kurungan Fiki.

Namun sebelum itu terjadi, Fiki lebih dulu mendorong pundak Keshya hingga gadis itu kembali terduduk.

"Apaan sih," protes Keshya, "pulang sana, gue mau tidur." Katanya lagi dengan nada kesal. Tahu begini, tidak akan Keshya mau membuka hatinya pada orang lain.

"Thanks." Kata Fiki tulus.

Keshya menghembuskan napasnya gusar. Jujur, ia takut, takut akan sakit hati untuk kesekian kalinya. Walaupun ia sendiri sudah pasrah dan menyerah, tetap saja ia juga merasa takut jika ia kembali jatuh karena laki-laki.

"Yaudah, kamu istirahat, aku temenin, janji, gak akan ada yang terjadi selain aku tidur disini," kata Fiki berusaha meyakinkan Keshya, laki-laki itu juga melihat ada banyak keraguan dari Keshya.

Napas yang naik turun, badannya sedikit gemetar dan keringat yang terus bercucuran, padahal ruangan ini sangat dingin menurut Fiki.

Keshya mengangguk tanpa menjawab ucapan Fiki. Gadis itu berdiri lalu berlalu meninggalkan Fiki tanpa mau dibuat repot untuk berbalik setelah sampai didepan pintu kamar, membuat Fiki menarik napas pasrah.

Ini pilihannya kan, ini keputusannya kan. Mau tidak mau, suka tidak suka, Fiki akan terima.

💜🧡

Disinilah Keshya dan Fiki sekarang, kediaman Keshya yang baru, ralat, lebih tepatnya kediaman Ayah Keshya, karena semenjak kejadian tempo lalu, Keshya tidak pernah pulang kerumah ini.

Rumah yang lebih kecil dari sebelumnya. Jelas, Arkan harus menjual rumah mewahnya demi menutup gaji karyawan dan lain sebagainya. Lagipula untuk apa rumah besar, jika kedua anaknya saja enggan tinggal dirumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang