5. firasat

579 64 4
                                    

Percaya atau tidak aku
mencintaimu itu sudah mutlak
Dan tidak bisa diganggu gugat.
perasaan ku kekamu juga suci
Tak ada namanya ingkar janji
Lyodra

20 Oktober
Hari berikutnya di sekolah. Berita tentang foto-foto Lyodra dan Rafi mendadak menghilang begitu saja. Tidak berjejak sama sekali. Murid-muridpun tidak ada yang mengerti dan tidak ada juga penjelasan dari pihak sekolah tentang kelanjutannya. Pokoknya hilang seperti ditelan bumi. Di semua sosial media juga sudah tidak ada.

Fans-fans Lyodra juga banyak yang bertanya, Lyodra hanya mengatakan "tidak ada yang perlu diperdebatkan, masalahnya sudah selesai. Mohon jangan di ungkit-ungkit lagi".

Pagi hari di tanggal 20 Oktober terasa berbeda, entah mengapa angin bertiup kencang dan terasa amat menusuk hingga sesekali Ziva mengelus lengan atasnya karena kedinginan padahal ia sudah memakai jaket ditubuhnya. Rasanya seperti angin pembawa duka atau kesedihan. Entahlah yang jelas rasa anginnya berbeda dari biasanya.

"Dingin?" Tanya Reno karena dari tadi Ziva tidak berhenti mondar-mandir sambil mengelus lengan atasnya.

"Iya" jawab Ziva seraya mengelus lengan atasnya berkali-kali.

"Sini" ucap Reno seraya merentangkan tangannya.

Ziva yang mengerti maksud Reno tersenyum lalu menghambur dalam pelukan Reno. Reno mengeratkan pelukannya beberapa detik lalu melepaskannya. Karena ingat itu lingkungan sekolah.

"Ren? UN kapan?" tanya Ziva setelah pelukannya di lepas Reno dan duduk disebelah laki-laki tersebut sambil menunggu bel masuk dan juga menunggu Lyodra. Sedangkan Keshya masih diperpus mengerjakan PR yang lupa dibuatnya gara-gara nonton film drama China rekomendasi Anne kemarin.

"sekarang masih Oktober kan? Yaaa kurang lebih lima bulan lagi lah, kenapa?" tany Reno sambil menghitung jarinya.

"aku mau kasih hadiahlaaaah, apalagi" jawab Ziva.

"asiiik, bola basket kan? Yang aku incer waktu itu?" tanya Reno antusias.

"yeeeyy, ngarep" jawab Ziva sambil mendorong tubuh Reno pelan.

Tiba-tiba keduanya dikejutkan dengan kedatangan Lyodra yang sedikit berantakan. Roknya kotor, dahinya berdarah,sikunya juga berdarah.

Wajah Lyodra terlihat menahan sakit.

"Lyyy, loe kanapa?" tanya Ziva panik, begitupula Reno.

"minum dulu nih, belum gue minum ini" Reno menyodorkan botol minumnya pada Lyodra. Tapi tidak direspon.

Lalu Ziva mengambil alih botol tersebut dan meminumkannya pada bibir Lyodra, karena Dilihat tangan kanannya gemetar sementara tangan kirinya tidak bereaksi dan diam saja, pasti keram "pikir Ziva.

Matanya sudah penuh dengan air mata yang juga dibiarkan membasahi wajahnya tanpa berusaha menghapusnya.

"kenapa?" tanya Ziva lagi dengan lembut sambil menusap air Lyodra lalu menggiringnya untuk diobati di UKS.

"keserempet barusan" jawab Lyodra lirih, napasnya terengah-engah.

"kok bisa?" tanya Reno.

"Tiba-tiba dada gue sakit kaya ketusuk pas baru turun dari ojek trus gue diem bentar, tahu-tahu entah darimana ada motor yang nyerempet gitu aja, dahi gue nambrak pager yang kebetulan udah mulai karatan" cerita Lyodra panjang lebar dengan tangisan yang masih mendominasinya.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang