37. Axel dan Sita

367 52 15
                                    

Silahkan membaca

"Ikut  gue yuk" Nuca menarik paksa Lyodra ketika gadis itu sedang asik dengan ponsel dan kedua sahabat karibnya, Ziva dan Lila.

Nuca sudah menceritakan semua pada Lyodra perihal Jema dan perjodohan, termasuk pembatalannya, dan untungnya Lyodra sedikit luluh, apalagi Lyodra tahu persis siapa yang menolongnya ketika ia pingsan dan hampir tertabrak motor. Walaupun sebenarnya Gabriel orang pertama. Tapikan Nuca juga menenangkannya.

"Ke?" Tanya Lyodra bingung begitupun dengan kedua sahabatnya, namun mereka memilih untuk diam. Ziva dan Lila memutuskan untuk memaafkan Nuca. Iya, itupun dengan syarat, Nuca harus selalu melaporkan kemanapun ia akan membawa sahabatnya pergi. Tanpa terkecuali.

"Nyari Sita, tiba-tiba resighn tanpa alasan yang jelas. Bantuin bujuk yah" jelas Nuca sungguh-sungguh.

"Kok gue? Apa hubungannya?"

"Dia banyak bantu gue, loe juga kan?"

"Ayolaaah. Please, temenin, dia ngefans banget sama loe, bujuk dia ya, bantuin gue"

Lyodra menghela napas pelan. "Yaudah" ucap Lyodra, lalu berlalu meninggalkan kedua sahabatnya setelah mereka mengangguk pertanda setuju.

💜

"Sita dimana?" Tanya Lyodra ketika mobil Nuca melaju membelah ramainya ibukota.

"Kata Reza sih jam segini ngampus"

"Reza siapa?"

"Sahabat sekaligus tetangga Sita"

"Ooh, sepenting itu ya Sita?" Bukan apa-apa, wajah Nuca sepanik itu karena Sita berhenti kerja, entahlah Lyodra agak risih melihat tingkah Nuca itu. Aneh ya? Padahal mereka kan gak ada hubungan serius. Yaa, untuk saat ini. Tidak tahu beberapa waktu kedepannya.

"Cemburu?"

"Ngarep! Ya kan tumben aja sepanik itu, ditambah lagi loe punya banyak karyawan kan? Lepas satu gak masalahk juga?" Ucap Lyodra tanpa berpikir. Namun beberapa detik kemudian ia merutuki mulutnya yang lemes. Bisa-bisanya ia mengatakan hal sekasar itu. "Maaf Nuc, bukan itu maksud gue" ucap Lyodra menyesal.

"Paham. Sita itu yang bikin gue lepas sama Jema secara resmi dan mutlak, seperti yang gue ceritain tempo lalu. Lepas sebagai pacar sekaligus calon tunangan, dia banyak membantu, jadi wajar kan kalo gue sepanik itu dia keluar, mana gak ada kabar lagi. Nomor nya gak bisa dihubungi" lirih Nuca.

"Ooh, btw dari kapan? Kok baru dicari sekarang?" Tanya Lyodra yang mulai paham. Senyumnya bahkan terbit, yaa walupun cuma tipis. Malu kan sama Nuca. Cemburumu tidak tepat Lyodra. Eh.

"Satu minggu yang lalu, baru kosong waktunya, jadi baru sempet" jawab Nuca tanpa melirik Lyodra. Ialah sibuk, mana ada ia tenang jika gadis yang disayanginya sedang tidak baik-baik saja.Pandangannya lurus kedepan, walaupun hatinya tiba-tiba menghangat karena sedikit senang dengan kecemburuan gadis yang tidak ingin mengakuinya itu.

Begitu sampai di fakultas bisnis, mereka berdua turun dan dengan gerakan cepat Nuca meraih tangan Lyodra untuk ia genggam setelah Lyodra menyamakan posisinya dengan Nuca.

"Eh" pekik Lyodra terkejut, namun tidak berontak. Ia yakin saat ini pipinya bersemu.

"Biar gak ada yang godain" ucap Nuca yang bisa membaca raut wajah Lyodra.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang