60. tamparan keras

398 43 60
                                    

Selamat membaca


Satu hari sebelumnya...

"Anterin balik kalo udah loe obatin" tiba-tiba suara bariton menginterupsi dari arah pintu, membuat orang yang ada didalamnya terkejut namun setelahnya mereka tersenyum, kecuali Keshya, mata gadis itu hampir keluar saat melihat sosok yang tidak asing dimatanya.

"Elah baaaang, baru dateng, kemana aja loe?" Tanya Nathan yang mundur dua langkah karena posisinya menghalangi sosok dihadapannya untuk masuk.

"Ngecek aja siapa tahu kalian berbuat lebih" jawabnya tanpa ekspresi.

"Mana gue bisa, tahu sendiri sesayang apa gue sama Ghina, jadi gak mungkin gue kecewain dia kan" jawab Nathan apa adanya.

"Kalian berdua tuh sama aja, gak bakal berani berbuat lebih kan, cupu" ejek Anne tepat sasaran. Ia tahu betul kedua orang dihadapannya ini tidak akan berani berbuat lebih. Susah kalau sudah menyangkut sama yang namanya pawangmah.

"Loe kan bos nya Ann, wajar lah, Alfi gak bakal marah" ujar Nathan tidak terima.

Selama mereka berdebat tentang hal yang tidak penting bagi Kehsya, gadis itu memilih menelisik sosok yang tiba-tiba datang tanpa ia ingin tahu arah pembicaraan mereka.

Sosoknya yang tinggi, tegap dan kokoh membuatnya bergidik, namun sisi lainnya melarang Keshya untuk takut.

"Sebenernya gue males buang-buang waktu kaya gini, apalagi yang menyangkut loe" ujar sosok yang tiba-tiba ada disamping Keshya saat ini, ia bahkan sudah tidak melihat Nathan pergi kemana "tapi apa yang temen-temen gue lakuin patut gue pantau, walaupun Nathan ataupun gue gak bakal gunain kekuatan kita buat ngapa-ngain loe, tapi inget, disini ada Anne" ujarnya lagi seraya menatap mata Keshya yang sudah mulai ketakutan.

"Mas Deon" cicit Keshya.

Lagi-lagi dan lagi, Keshya harus menelan kekecewaan pada dirinya sendiri karena tidak pernah sekalipun mencari fakta atau apapun tentang Deon yang bisa menjadi tameng bagi dirinya, sosok yang tidak terlalu dekat dengan Nuca dimata Keshya, namun ia melupakan bahwa keluarga Nuca adalah penyelamat keluarga Deon yang hanya mampu bertahan dengan keadaan jauh dari kata layak.

Deon, sosok yang selalu membela keluarga Nuca dengan keadaan apapun dan bagaimanapun. Ditambah lagi keluarga Nuca yang tidak pernah merasa keberatan ketika harus membantu Deon juga keluarganya yang hanya menyisakan ia, adik dan ibunya. Dan Keshya lupa akan fakta itu.

Kini ia sadar, lambat laun Deon pasti akan menyadari perubahan dan sikap Nuca. Deon juga pasti mencari tahu tentang Lyodra yang otomatis mengarah kepada dirinya. Loe bodoh Key, bodoh 'umpatnya dalam hati.

"Kenapa loe ikut terlibat?" Lihat, bodoh bukan. Tentu saja Deon tertawa renyah mendengar pertanyaan bodoh dari bibir gadis itu.

"Ada pertanyaan lain?" Deon balik bertanya. Karena sudah jelas bukan apa jawaban atas pertanyaan Keshya tadi.

"Loe gak bisa dong terlibat gitu aja, loe gak ada sangkut pautnya sama gue" ujar Keshya yang lagi-lagi menjatuhkan namanya sendiri.

"Andai aja gue punya kuasa buat bikin loe mati ditangan gue, udah pasti bakal gue lakuin saat ini juga" ujar Deon yang kini sudah mengubah posisi berada tepat didepan gadis itu.

"Lepasin gue, loe gak patut ikut-ikutan dalam hal ini" bentak Keshya dengan nada marahnya.

"Kalo loe ngelakuin sesuatu yang gak ada sangkut pautnya sama gue, gue pasti diem. Tapi karena loe usik adik-adik gue, tentu, loe dalam masalah besar saat itu juga" ujar Deon setelah memutus kontak mata dengan gadis yang ada dihadapannya.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang