9. banyak yang berubah

500 66 21
                                    

Now Playing -- Peterpan
Semua tentang kita
.


.
.

Iya aku mau
Lyodra


Satu minggu sudah Lyodra dipindah ke ruang perawatan, alat-alat yang menempel pada tubuhnyapun sudah dilepas, hanya tersisa infus yang masih setia pada punggung tangannya juga gips yang menempel di kaki kanan dan tangan kirinya karena patah.

Tetapi, siapapun yang mengajaknya berbicara, tidak ada satu jawaban yang keluar dari bibir Lyodra. Berbagai jenis jokes sudah Richard keluarkan tapi tetap saja gagal. Lyodra hanya melamun dan menangis, hingga membuat semua yang ada diruangannya bingung harus berbuat apa.

Untungnya semenjak kejadian beberapa waktu lalu, sipenguntit tidak pernah terlihat, sudah tobat mungkin, aminin aja 'ucap Ziva dalam hati.

"Lyyyy, cerita dong, ada apa? Mau apa? Bunda bisa bantu apa?" Tanya Lyana seraya mengusap punggung Lyodra.

Lagi-lagi Lyodra hanya menggeleng. Membuat Lyana pasrah dan memilih membiarkan anaknya, mungkin Lyodra benar-benar membutuhkan waktu untuk menerima keadaanya sekarang.

"Bunda titip ya Ziv, mau beli makan buat Ayah, sebentar lagi nyampe soalnya" ucap Lyana lalu meninggalkan ruangan.

Ziva hanya mengagguk.

Dan sekarang hanya tersisa Ziva yang menemani Lyodra, karena Richard menjemput Rendi di tempat kerja, sementara Reno, ada ujian dan Ziva tidak tahu ujian apa. Yaaa lebih tepatnya, tidak mau tahu.

"Ly gue mau kasih info penting" ucap Ziva setelah menarik napas panjang "Bu Sukma di pecat Lyyy" lanjut Ziva tepat di depan wajah Lyodra karena posisi gadis itu duduk setengah tidur.

Mendengar ucapan Ziva, mata Lyodra terbelalak dan menatap tajam mata Ziva, seolah meminta penjelasan.

"Mau tahu gak gara-gara apa?" Tanya Ziva antusias, matanya ikut melotot seperti Lyodra.

Lyodra mengangguk. Ziva tersenyum. Sepertinya cerita sekolah lebih menarik daripada jokes Richard.

"Jadiiii waktu itu kak Mina, loe tahu kan kak Mina? Temennya kak Ari eh tetangganya kak Ari yang waktu itu ngejabat jadi bendahara pas masuk osis?" Tanya Ziva. Lalu Lyodra kembali mengangguk.

"Loe juga tahu kan kalo orang tuanya punya warung nasi goreng? Yaaaa walaupun gak terlalu besar tapi tetep rame nyaaa minta ampun dan punya beberapa karyawan" lanjut Ziva.

Mereka berdua tahu warung makan itu karena beberapa kali pernah makan disana dan bertemu dengan Mina.

Ziva maupun Lyodra tidak pernah mempermasalahkan status sosial seseorang, tapi itu selalu menjadi masalah bagi Bu Sukma, jadi otomatis Ziva membahasnya. Kemudian Lyodra kembali mengangguk.

"Jadi tiga hari yang lalu kak Mina telat gara-gara abis nebus obat diapotek karena emang dia lagi sakit, dan kebetulan apoteknya gak terlalu jauh sama sekolah, jadi sekalian. Naaah biasanya dia kan gak pernah telat tuh karena emang bentar banget beli obatnya. Tapi karena waktu itu tiba-tiba ada kecelakaan jadi nyampe sekolahnya dia telat deh. Loe juga tahu kan Ly, Bu Sukma suka seenaknya sendiri? Mana mau dia ngedengerin penjelasan murid yang status sosialnya biasa aja. Jadi Kak Mina langsung aja tuh dihukum keliling lapangan 10 puteran padahal jelas-jelas lagi sakit, mukanya aja udah pucet gitu, banyak malah saksinya, jadi lah dia pingsan padahal baru 3 puteran" Lanjut Ziva mengebu-gebu.

Sepertinya Ziva berhasil. Terlihat dari ekspresi wajah Lyodra yang semakin antusias.

"Terus dibawa kan dia kerumah sakit karena petugas UKS gak mau ngambil resiko. Langsung dirawat tahu Ly karena katanya tipes. Orang tuanya protes dong ke sekolah, naaah dari situ kebongkarlah semua kebusukan Bu Sukma. Emang busuk tuh guru, heran gue, bisa-bisanya selaluuuu aja belain anak orang kaya, apa dia dapet fee makanya sampe segitunya?" Ziva terus saja mengoceh, sampai akhirnya ocehannya berakhir karena ditatap tajam oleh sahabatnya tersebut.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang