22. kejutan

423 63 43
                                    

Now playing : Petrus Mahendra
Pura-pura lupa
.


.
.
.
.

Selamat membaca

Pukul 08.00

Ziva mendengus sebal begitu memasuki lobby kampus, karena tidak ada satupun orang disini.

Lyodra mengiriminya pesan agar ia datang kekampus dua jam sebelum kelas, yang artinya sekarang. Tapi sejak memasuki area kampus, ia tidak melihat ada sahabatnya atau  satupun orang. Padahal ia secepat kilat datang kekampus karena pesan yang mengatakan jika ada tugas yang mendadak.

Matanya masih sembab gara-gara menangis semalaman padahal ia sudah memakai make up  untuk menutupinya, sekuat apapun ia berusaha untuk menahannya, tetap saja ia gagal. Nama Reno dan kelakuannya kemarin membuat Ziva tidak bisa menahan air matanya lagi, apalagi Reno tidak datang untuk menemuinya.

Jika dulu laki-laki itu selalu membujukknya sampai Ziva mau memaafkan kesalahannya, lain dengan kemarin. Reno benar-benar berubah. Ia tidak meminta maaf, membujuk apalagi sampai rela datang kerumahnya. Semua fikiran negatif tentang Reno memenuhi otak Ziva saat ini, apa Reno tidak menyayanginya lagi? Apa sifatnya selama ini merepotkan laki-laki itu? Apa Reno sudah bosan dan mendapatkan gadis lain? Ah. Memikirkannya saja membuat tangis Ziva semakin pecah.

Ziva sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan dimana kekasihnya itu akan bermain basket atau bermain dengan semua temannya karena biasanya Reno akan menghubunginya tiada henti. Seperti pada saat Reno mengikuti pertandingan basket di Makasar. Laki-laki itu menghubunginya setiap saat. Mulai dari berangkat, tiba ditujuan, sebelum makan,sebelum tidur, sebelum mandi bahkan sesudah mandi. Katakanlah Ziva lebay dan terlalu bucin, tapi mendapat perlakuan seperti itu membuat ia merasa dihargai sebagai seorang kekasih.

Lah ini cuma tanding di Cibubur saja tidak ada kabar. Jelas Ziva tidak terima. Apalagi ini adalah pertama kalinya Reno bersikap seperti ini.

Ziva kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Baru saja beberapa langkah, sayup-sayup ia mendengar suara petikan gitar.

🎵jadilah pasangan hidupku

jadilah Ibu dari anak-anakku

membuka mata, dan tertidur
disampingku

aku tak main-main, seperti lelaki yang lain

satu yang kumauuuu

Kuingin melamarmu🎵

Alunan petikan gitar dan suara dari Reno sudah berhenti. Reno berdiri tepat didepan Ziva dengan gitar yang ada digendongannya. Membuat Ziva membekap mulutnya tidak percaya. Air matanya meluruh begitu saja, ada rasa bahagia dan sedikit rasa kecewa karena mengingat kejadian kemarin.

Reno merogoh saku jaketnya lalu mengelurkan sebuah kotak.

"Happy Anniversarry yang ke dua sayang" ucap Reno membuka kotak tersebut. Yang isinya adalah sebuah kalung dengan bandul inisial nama gadisnya.

"Maaf kemarin aku nyuekin kam, mau bikin kejutan soalnya" ucap Reno tersenyum seraya merentangkan tangannya agar dipeluk kekasihnya.

Plak...

Bukan pelukan, apalagi ciuman, namun tamparan yang cukup keras yang Reno dapat dari kekasihnya. Mata Ziva merah, pipinya basah dan hidungnya juga merah. Membuat Reno pasrah atas apa yang ia dapat. Ia tahu kelakuannya kemarin salah. Pasti Ziva khawatir ia kenapa-napa.

LDR (Nuca Lyodra) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang