dua tujuh - 27

471 96 3
                                    

"terus kak, sekarang lo kerja dimana?"

"masih ngelamar, gue nggak kaya abang sama suami lo yang lulus langsung nerusin company."

subin mencibir, "ih biasa aja dong anjir, nyindir amat lo kesannya."

"tau nih kak chan, gue ikut merasa," timpal byungchan.

chan tak menghiraukan protesan dua adik tingkatnya, sibuk meminum frappuccino yang tinggal separuh.

"lo sendiri gimana sama sejun? lo juga chan, kapan nikah? seungwoo kayanya udah mapan." pemuda yang paling tua itu memandang subin dan byungchan bergantian.

"nanyain gue mulu, lo sendiri mana ada pasangan? sini bawa ke kita."

subin langsung tertawa kecil, "nah tuh kak, cari pasangan gih biar ada yang perhatiin."

"masa ngajakin jalan bini orang mulu."

"heh anjing gausah bawa-bawa gue dong."

byungchan tertawa, "abisnya jalan bedua mulu lo, gue gak diajak."

"lo yang sok sibuk." subin memukul lengan temannya, "jangan bilang gitu lagi ah, kok kesannya gue kaya yang main sama cowok lain mulu."

"ya emang."

"ih si bangsat gak gue restuin lo jadi kakak ipar gue."

"heh berisik anjrit!"

keduanya menoleh, lantas nyengir pada hanse yang menatap mereka tajam.

"sori se. nih byungchan nih, bilang gih atasan lo biar diusir. capek gue ngadepinnya, heran kok seungwoo mau," oceh subin.

"yang ada lo yang diusir gara-gara berisik, bocah." hanse melepas celemek cokelat khas baristanya, lantas duduk di samping chan.

"kok duduk?" tanya subin.

"udah ada yang gantiin, udah sore juga gue habis tuker shift."

"ooohh."

"males ah ada hanse gue bosen." byungchan menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi.

"pulang aja lo sana, gak jadi gue bayarin," sewot hanse.

"udah-udah ribut mulu, curiga kalau gue tinggal lagi lo berdua mainnya bunuh-bunuhan," lerai subin.

"sembarangan!"

chan tiba-tiba berdiri, mengalihkan atensi tiga sahabat yang sedang berdebat itu.

"mau kemana?" tanya hanse, "baru juga gue gabung."

"sori banget se, gue ada panggilan wawancara."

"kapan?"

"jam 7."

byungchan melirik jam tangannya, "yaelah masih jam 3 ini."

yang lebih tua mendengus, "terserah, pokoknya gue balik dulu. ayo bin."

si manis yang diajak langsung menolak, "masa gue juga?"

"ck, lo berangkat sama gue pulang sama gue. kalau nggak ditebas sejun guenya ntar. lagian dia udah di apart loh."

"kok tau?!"

"barusan chat. udah ah cepetan elah."

akhirnya si manis menurut, membereskan barangnya ㅡbuku dan laptopㅡ sembari mencebik kesal.

"hanse gue pulang dulu ya, sori cuma bentar," ucapnya lemas.

"iya santai kali, kaya ama siapa aja lo."

"gue nggak dipamiti?"

subin melirik byungchan sejenak, lalu menjulurkan lidahnya, "ogah."

"ngeledek banget si bangsat."

"bodo amat. dah ya!"

setelahnya subin ditarik chan keluar cafe. chan langsung menyetir mobilnya ke apartemen subin setelah keduanya masuk.

"wawancara dimana kak?" tanya subin.

"perusahaan suami lo."

"yaelah anjir kirain dimana." si manis memukul lengan chan, "ngapa buru-buru sih? lagian sama kak sejun kenapa nggak langsung masuk aja," ucapnya sambil menyilangkan tangannya di depan dada.

chan mendesah kesal, "bocah tau apa sih."

"anjing!"

🎠✨

"darimana?"

subin berjengit kaget, "aduh kak jangan bikin kaget, dong." ia mendekati sejun dan duduk di sebelahnya, "cafenya hanse bareng byungchan sama kak chan."

sejun mengelus surai subin, "bilang dong, bin. lagian sering banget sih keluar sama chan?"

"cemburu ya?" si manis terkekeh, "cuma ngobrol kok, serius deh. asik aja orangnya."

"kakak tuh pengen pulang kerja disambut kamu." sejun menggigit pipi subin gemas, "besok-besok jangan sering main sama chan lagi."

"sakit ish!"

"janji ya?"

si manis mencebik, "iya janji engga pulang sore lagi."

"kamu terkontaminasi nanti kalau mainnya sama chan terus." yang lebih tua merangkul subin erat, menyandarkan kepala si manis ke bahunya.

"iyaiya yaampun, udah deh. oh iya kak."

"apa?"

"kak chan mau kerja sama kakak yaa?"

"tau dari mana, hm?"

"dia yang bilang."

"iya, kalau dianya lulus," kekeh sejun.

"lulusin dongg kan sahabat kakak."

"kenapa sih emangnya?"

subin tertawa gemas seraya mendongak menatap sejun, "siapa tau di perusahaan kakak ketemu jodohnya!"

🎠✨

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang