"yakin?"
subin menganggukkan kepalanya singkat, menatap hanse yakin, "cuma sebentar, tiga hari kali."
"yaudah gapapa gue mah, asal lo nggak nyesel."
"iya." subin tersenyum tipis, "lagipula kak sejun dari kemaren nggak ngomong apa-apa sama gue, mungkin butuh waktu."
hanse menatap sahabatnya prihatin, "lo yang butuh waktu, bin."
si manis tersenyum geli, "makanya gue nginep disini dulu."
"sabar banget sih lo." hanse mengacak rambut subin, "kaya bukan subin, biasanya nggak begini."
"udah berkeluarga sih," kekeh subin. ia lantas menyandarkan badannya ke sofa, "se."
"hm?"
"apa kak sejun nggak beneran cinta ya sama gue?"
hanse menghela napas panjang, "heh, gue tau lo merasa kaya masa karna chan aja salah paham sampe segininya? tapi bin, kalau lo sampe mikir dia nggak cinta lo, sama aja lo nggak percaya sama sejun."
"gue percaya, tapi kak sejun yang nggak percaya."
"kalian sama aja, coba dari awal diomongin baik-baik."
"gue udah berusaha, kak sejun nggak dengerin."
hanse mencibir, "ya kalau gitu mah sejunnya yang bangsat."
"seneng banget ngegasin dia." subin tertawa, "thanks ya."
"kaya sama siapa aja lo. masalah lo emang kelihatannya enggak berat, tapi gue ngerti perasaan lo kok. sabar ya? nikah muda ya gini resikonya, apalagi lo masih bocil."
"lo kok jadi kaya orang tua sih?"
"magadir banget emang lo, sat."
🎠✨
"tuh si resepsionisnya, kesel banget gue anjir." subin menunjuk perempuan yang tengah berbincang dengan temannya di kafetaria. ia kini berada di kantor sejun lagi, langsung berhasil masuk karena ia pergi bersama chan.
"sabar aja, mereka emang pada demen liat hayoung sama sejun."
"kaya anak-anak gosipin gue sama lo? berarti kak sejun sama aja dong."
"heh." chan langsung memukul kepala subin, "katanya mau diomongin baik-baik."
"iya maap." subin menunduk, "abisnya hayoung kan jelas mantan kak sejun. ngapain coba dia?"
"namanya juga cewek gatel, ayo naik." yang lebih tua lantas menarik subin masuk ke dalam lift, menuju ke lantai dimana ruangan sejun berada.
"kak, kemaren lo sama bang seungwoo ngomong apa ke kak sejun?"
"kepo."
subin cemberut, "ayo dong, masa gue nggak dikasih tau?"
"urusan orang dewasa."
"ya lo kira gue bocah?"
chan menoleh, menatap subin sebelum keluar dari lift yang telah berhenti. pemuda manis itu hanya mengikuti sambil mencebik, "dasar orang tua."
"gue tersindir loh."
keduanya menoleh, lantas mendapati seungsik yang tengah melambai sambil tersenyum lebar, "hai ibu bos."
"anjing jangan gitu."
chan memutar bola matanya malas, "lo tuh bocah diantara kita, nyadar diri dong."
yang lebih muda nyengir, "tapi udah nikah duluan."
"bacot."
chan berhenti, membuat subin dan seungsik yang mengikuti ikut berhenti.
"nih ruangan sejun."
"ooooohhh." si manis mengangguk mengerti, "lo masuk duluan ya."
"mau ngapain?" tanya seungsik.
"kok gue?"
"ya gapapa," jawab subin, lalu menatap seungsik, "urusan rumah tangga."
"heleh."
chan menggeleng, "bareng aja ayo," ajaknya sembari menarik tangan subin untuk masuk.
"gue ikut ya."
subin tersenyum tipis sembari mengangguk. namun begitu masuk, senyum yang terpatri itu luntur.
alih-alih melihat sejun yang berkutat dengan berkas, ketiga pemuda berbeda umur itu justru dibuat terkejut akan kehadiran hayoung.
mungkin dewi fortuna tidak sedang berpihak pada subin, karena keduanya kini melihat gadis itu tengah berciuman dengan sejun di depan pintu.
BUGH
"BANGSAT LO JUN!"
"kak chan!"
🎠✨
ayo hujat sejun.g canda
tp gapapa komen kalian mood sekali 🤧💙
btw ini triangle love ini gemoy sekali hiksrot
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!
Fanfic[✓] 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙟𝙪𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙨 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙖𝙝, 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙗𝙞𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙗𝙖-𝙩𝙞𝙗𝙖 𝙙𝙞𝙟𝙤𝙙𝙤𝙝𝙠𝙖𝙣. ㅡ all chapter is subin's side, ㅡ lowercase, ㅡ...