thirteen - 13

668 127 6
                                    

ting tong

subin dan sejun yang sedang quality time bersama netflix langsung saling tatap. yang lebih muda lantas menyengir pada sejun, "tolong ya, bukain hehe."

sejun hanya mengangguk dan segera berdiri. namun sebelum melangkah ia kembali berbalik menatap subin yang sudah melanjutkan kegiatan makan camilannya.

"dek, ganti celana."

si manis menoleh, "hah?"

"pake celana panjang, sayang."

subin langsung melirik celana yang pakai, "cuma tiga senti di atas lutut. excusme, lim sejun?"

sejun berdecak, "cepet ganti, kakak bukain pintu."

akhirnya setelah mendengus kesal subin masuk ke kamar dan mengganti celananya dengan celana panjang.

sejun itu benar-benar, ya.

subin memutuskan untuk mengganti kaus putihnya juga dengan kaus hitam berlengan panjang. jaga-jaga saja daripada si bawel sejun menyuruhnya ganti lagi ketika sudah duduk manis di sofa.

pemuda itu keluar dari kamar dan mendapati tiga orang pemuda yang duduk di sofa ruang tamunya.

ah, empat dengan sejun.

sebelum kembali kesana subin terlebih dahulu membuat lima gelas sirup untuk mereka. begitu selesai ia langsung menuju ke ruang tamu.

"binnn!"

"anjing gue kira siapa taunya si piyik," gumam subin ketika mendapati byungchan diantara ketiga tamunya.

subin tersenyum tipis seraya meletakkan nampan di meja, lantas duduk di samping sejun, "ngapaiㅡoh, kak chan?"

ia mengernyit, ternyata heo chan, si kakak tingkat yang menabraknya kemarin juga datang.

"subin," sapanya datar sambil mengangguk pelan.

"kok tau nama gue?" tanya subin penasaran. ia rasa terakhir bertemu chan, mereka tidak sempat berkenalan. bahkan chan lupa dengan dirinya.

subin saja menanyakan nama pemuda ini ke mark.

"mark," balas chan singkat.

"oh, kenal toh kalian. chan ini sahabat baik kakak, bin," kekeh sejun.

chan mendecak kecil, "padahal gue baru sibuk bentar, udah nikah aja lo."

"nggak dateng ya kak kemaren?" tanya subin pada chan-lagi.

lalu hanya dibalas dehaman singkat. chan kembali menatap sejun, "sorry nggak bisa dateng, gue beneran ada urusan."

sejun tetawa, "santai aja."

"gimana bin, ganti marga?" tanya byungchan seraya tersenyum menggoda.

"bacot banget byungchan, kalau bukan calon ipar aja udah gue seret keluar lo," balas subin kesal.

"gue nggak bisa lama-lama nih jun, cuma mau ngasih ini aja ke subin," celetuk seungwoo.

subin menoleh, "ha, apa bang?"

pemuda berponi panjang itu menyerahkan paper bag pada subin, "hadiah."

"widihh tumben lo ngasih-ngasih gue hadiah." subin meraih paper bag dari kakaknya dengan mata berbinar.

"makasih bang," ucap sejun.

seungwoo mengangguk, "bukanya nanti aja."

"kita balik duluan ya." byungchan menarik seungwoo untuk bangkit, diikuti subin yang akan mengantarkan kakak serta calon kakak iparnya itu keluar.

baru saja berbalik ternyata dua pemuda berlesung yang tadinya masih duduk di sofa sudah berdiri di depannya.

"mau pulang?" tanya subin.

chan mengangguk singkat lantas menoleh pada sejun, "duluan ya, selamat atas pernikahan kalian."

lalu chan keluar tanpa menoleh sedikitpun si manis yang berdiri di ambang pintu.

subin menatap suaminya, "kak chan emang aneh, ya?"

sejun mengedikkan bahu, "akhir-akhir ini emang agak ngeselin, lagi banyak pikiran kali." ia merangkul subin agar kembali duduk di sofa bersamanya, "kamu ketemu dimana?"

"uh, itu yang tabrakan sama aku di kampus."

"oh yang kamu kira itu kakak?" kekeh sejun.

"kak sejun, mah!"

✨🎠

lagi buntu ni otak, ayo beri aku ide hahah

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang