tiga puluh - 30

440 90 16
                                    

pemuda manis itu berjalan gontai ke unit apartemennya. potongan-potongan memori masa kecilnya dengan chan perlahan kembali. tersusun menjadi sebuah kenangan indah yang mulai memenuhi pikirannya.

ia masih terkejut, tidak menyangka hal semacam ini mendadak menghantuinya.

chan yang selama ini menjadi teman mengobrolnya selain byungchan dan hanse ternyata sahabat kecilnya yang ia lupakan?

takdir memang suka bermain-main, ya?

jemari mungil subin mulai menekan satu-persatu sandi pintu, lalu masuk ke dalam. tanpa senyum, namun tidak juga sedih. rautnya kini tanpa ekspresi, ia bingung.

senang sih, bertemu dengan teman lama. tapi kenapa harus sekarang? kenapa chan harus menyatakan perasaannya disaat begini?

"baru pulang kamu, bin?"

sial, subin lupa ada hal lebih penting yang harus ia selesaikan.

"maaf kak," cicitnya, "tadi akuㅡ"

"apa? jalan sama chan lagi?"

subin mendongak perlahan ketika menyadari nada sejun sama sekali tak bersahabat. ia melangkah maju, mendekati sang dominan, "bukan kak, tadi ada hal yang harus aku omongin sama kak chan."

yang lebih tua berdecih, "mendingan kamu ngaku sekarang aja deh, bin."

"apasih kak?"

"nggak usah pura-pura nggak tau!"

si manis meraih tangan chan, namun empunya menolak, "jelasin apa maksud belasan foto kamu sama chan yang digosipin pacaran?"

subin menutup matanya, sejun sudah tahu lebih dulu ternyata. terbukti kan, pemuda itu marah?

demi apapun, tatapan tajam sejun yang menyeramkan ini sama sekali tidak pernah ia lihat.

"kak, itu cuma gosip!"

"terus? semua orang berhak percaya atau enggak tentang gosip. dan kamu nggak ngelak."

"kak, tolong percaya. aku sama kak chan nggak lebih dari sekedar temen!"

"kenapa kakak harus percaya sama kamu, bin?!"

subin menggigit bibirnya keras, menahan air mata yang mendesak keluar, "kak," lirihnya, "aku cuma temen sama kak chan, kita sering jalan bareng soalnya ngerasa nyaman sebagai kakak adik. kak sejun ngerti kan?"

"sesering itu jalan barengnya?" sejun tersenyum miring, "kalian berdua cocok kok, look like more than friend dari foto-foto yang dikasih hayoung."

pemuda manis itu mendongak begitu mendengar nama mantan sejun, "jadi yang nyebarin kak hayoung?!"

"iya, kenapa? takut ketauan kamu?"

"kak, stop! aku nggak ada apa-apa sama kak chan! kakak lebih percaya hayoung daripada aku?!"

tangan sejun mengepal, lantas ia mengerang kesal, "kamu yang bikin kakak nggak bisa percaya lagi, bin! kamu sadar nggak sih, kamu lebih sering main sama chan daripada sama kakak?!"

"tapi daripada itu." subin maju, "kenapa kakak enggak marah sama hayoung yang dengan nggak sopannya ngikutin istri kakak kemana-mana?"

sejun diam.

si manis tersenyum kecil dengan pipi yang basah akan air mata, "kakak enggak bisa jawab kan? udah nggak punya pembelaan lagi?"

"udah lah bin, kakak udah capek di kantor malah ribut sama kamu."

"kak sejun kenapa sih?!" bentak subin, "kak chan itu sahabat kak sejun! kalau kakak nggak percaya gini berarti kakak enggak pernah yakin sama perasaan aku? kakak dari dulu masih ragu sama aku, ya?"

"gue suka sama lo."

subin tertegun, itu suara chan.

sejun berbalik lantas mengarahkan ponselnya ke subin, "yang kaya gini kamu bilang sahabat kakak?"

si manis langsung kelabakan, "tapi nggak gitu kak."

"apanya? apa lagi yang kalian sembunyiin?!"

"nggak ada! kak chan tadi cuma habis ngomongin tentangㅡ"

"udah diem deh!" sela sejun, "kakak capek."

pemuda itu kemudian keluar dari apartemen. tak lupa membanting pintu, meninggalkan subin yang kini memeluk lututnya sendiri di lantai sambil menangisi sejun.

🎠✨

siang guize

ceritanya abis kutinggal marathon drama, kangen gak? g canda

aku tadi siang liat channel yt-nya rolling, di transonglation besok sebin setim ya allah seneng banget gini doang ga ngerti lagi ༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

jangan lupa streaming what i said ya kalian 😾

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang