subin mencintai sejun, sangat.
tapi ia baru menyadari, bahwa sejun tidak pernah menyatakan cinta kepadanya. barang sekalipun tidak pernah.
subin jadi ragu, apakah selama ini sejun membohongi perasaannya sendiri? berpura-pura seolah ia mencitai subin, padahal tidak. bersikap baik pada subin, semata-mata hanya karena perjodohan yang diminta kakeknya.
kalau sudah begini, subin bisa apa?
awalnya ini masalah kecil, tapi subin sendiri tidak yakin apa yang membuat masalahnya terasa begitu besar.
apakah faktor mereka masih sama-sama generasi muda yang memiliki ego tinggi? atau faktor hayoung? atau faktor subin yang sering keluar bersama chan?
atau... faktor sejun yang sudah lelah harus bersandiwara di depan subin?
semua masuk akal, subin tidak mengelak. bisa saja selama ini sejun membohonginya. ia tidak mau berburuk sangka, tapi segala hal bisa saja terjadi kan?
ah, semakin dipikir kepala subin semakin sakit.
entah sudah jam berapa sekarang yang jelas kini sudah pagi. subin baru saja terbangun di sofa, kemudian langsung terlonjak kaget dan berakhir jatuh ke karpet.
"aduh," ringisnya. kepalanya pusing akibat menangis semalaman, matanya bengkak, dan ia tidak mungkin masuk kuliah dengan keadaan kacau seperti ini.
"kak sejun," gumam subin, "kak sejun udah berangkat belom ya?" ia berdiri perlahan, sementara berpegangan ke sofa ketika pusingnya semakin melanda.
"kak," panggilnya sembari membuka pintu kamar. tapi di dalam kosong, bahkan kasurnya sudah rapi. tunggu, atau masih rapi?
apa itu berarti sejun semalam tidak pulang?
subin mengernyit dalam, panik setelah menyadari bahwa sejun pasti tidak pulang. ia ingin mencari sejun, tapi keadaannya tidak mungkin. akhirnya subin memutuskan untuk duduk dulu di pinggir kasur.
paling tidak ia harus mengusir sakit kepalanya terlebih dahulu.
sementara diam di kasur, tangannya sibuk berkelana di ponsel. lantas ia meninggalkan sebuah postingan instagram setelah berhari-hari tidak membukanya.
ah, sial. bahkan subin baru sadar bahwa akun yang memposting foto dirinya bersama chan menandai instagram mereka berdua.
ponsel subin mendapatkan banyak notif setelah itu. postingannya mulai ramai.
subsubey i think it's time to tell them, that i'm yours and you're mine.
@nujes_lim
-
subin menatap layar ponselnya, sembari berpikir apakah jalan yang ia ambil sudah benar. ia hanya bisa berharap, semoga setelah ini masalahnya tidak semakin besar.
🎠✨
"halo, bunda?"
"iya sayang, kenapa?"
subin diam, kembali menimang-nimang haruskah ia bertanya pada bunda sejun?
"bin, kok diem."
"eh iya bun. anu, subin mau tanya."
"iya apa?"
subin menghela napas pelan, "kak sejun ada di rumah bunda enggak?"
"enggak tuh, mana pernah dia kesini. emang dia kemana?"
"uhm, enggak tau. yaudah deh, bun. aku tutup dulu ya?"
"bin."
"iya?"
"kalian nggak lagi berantem kan?"
sudah subin duga pertanyaan semacam ini akan terlontar dari mulut bunda sejun.
"nggak kok! cuma kemarin tuh kak sejun bilang lembur gitu, jadi belum pulang."
"oohh yaudah, kamu ke kantor aja gih. ayah sejun juga sering gitu tau."
mendadak secercah harapan datang. pemuda manis itu langsung tersenyum, "oke bunda, makasih ya!"
"iya, hati-hati ya bin."
"pasti."
subin meletakkan ponselnya di tas setelah mama memutus sambungan. mematut diri di kaca, setelah itu keluar dari apartemen.
mari kita doakan, subin bertemu sejunnya segera.
🎠✨
aq muk dabel apdet nanti malem
tp jgn gumoh chap depan menggelikan 😭🤙🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!
Fanfiction[✓] 𝙩𝙚𝙣𝙩𝙖𝙣𝙜 𝙨𝙚𝙟𝙪𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙙𝙞𝙢𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙢𝙚𝙣𝙞𝙠𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙨𝙚𝙗𝙚𝙡𝙪𝙢 𝙙𝙞𝙧𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙡𝙪𝙡𝙪𝙨 𝙠𝙪𝙡𝙞𝙖𝙝, 𝙙𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙗𝙞𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙩𝙞𝙗𝙖-𝙩𝙞𝙗𝙖 𝙙𝙞𝙟𝙤𝙙𝙤𝙝𝙠𝙖𝙣. ㅡ all chapter is subin's side, ㅡ lowercase, ㅡ...