dua empat - 24

506 105 11
                                    

subin terkekeh kecil melihat sejun yang sudah rapi mengenakan jas formal tapi mukanya tertekuk kesal. bibirnya melengkung ke bawah, persis seperti anak kecil.

"beneran kamu nggak dateng, yang?" tanyanya.

"jangan panggil yang dong, geli tau akunya nggak biasa."

"jangan ngalihin topik dong!"

"kaya bocah dih, sadar kak, udah mau lulus kuliah kok masih ngambekan. serius, kakak ngitung nggak sih dari minggu lalu udah ngambek berapa kali?"

"ketularan kamu kayaknya."

"heh! nyebelin!"

"aduh bin, masa kamu nggak dateng ke wisudaan suami sendiri?"

"iya maaf, kan aku juga nggak tau mendadak ada urusan. nanti pulangnya aku buatin cake deh? nanti kalau sempet aku dateng." tawar subin.

"emang bisa? udahlah nggak akan mempan, kamu kira kakak kaya kamu yang gampang dibujuk pake makanan?"

subin mencebikkan bibirnya, "jahat ih."

"kamu juga," balas sejun.

si manis lantas mendesah pelan, memajukan wajahnya dan mengusap rahang tegas sejun, "nanti kakak terlambat, subin minta maaf ya nggak bisa dateng, hm?"

sejun menghela napas berat. ia mengecup bibir subin sebentar, "yaudahlah, mau gimana lagi. awas ya nanti kakak pulang kamu masih diluar."

subin tertawa kecil, "iya sayang. udah sana berangkat, nanti kak zuho sama kak rowoon lumutan nunggu kakak."

"oke, kamu hati-hati ya."

"siap bos!"

akhirnya sejun melangkah keluar, meninggalkan subin yang tertawa puas di dalam apartemen. pemuda manis itu tak tahu kalau sejun mudah dikerjai dan dibuat merajuk seperti tadi.

ayolah, mana mungkin subin melewatkan momen bahagia sejun? melepaskan segala beban sebagai seorang mahasiswa yang penuh dengan tugas dan segala macam tetek bengek-nya. melanjutkan kehidupan sebagai seorang pria yang siap bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup.

lagipula kalaupun memang benar ada urusan, wisuda sejun tentu saja lebih penting.

tak mau membuang waktu, subin segera mencuci muka dan berganti pakaian. rencananya subin akan berangkat bersama chan, karena pemuda itu juga akan menghadiri acara sejun.

hm sahabat yang baik.

seungwoo tak bisa datang, karena ada pekerjaan yang harus dikerjakan. dan kalau seungwoo tidak datang artinya byungchan tidak akan datang. kalau byungchan tidak datang hanse-pun tidak akan datang.

ya begitulah, terserah mereka juga yang penting subin datang.

pemuda manis itu telah siap. tak lupa mengoleskan sedikit lip balm di bibir manisnya sebagai sentuhan terakhir. setelah itu ia langsung keluar dan menunggu chan di lobby apartemen.

untungnya begitu sampai di bawah chan sudah menunggu. jadi si manis langsung menghampiri yang lebih tua, "hai kak!" sapanya.

"lama lo."

subin langsung meninju lengan chan pelan, "lo aja baru dateng, ya kan? gada nunggu setengah jam juga."

"nggak usah nyindir." chan menoyor kepala subin.

"kok lo jadi ngeselin sih kak?!"

"bodo amat, emang gue peduli?"

"anjing lo."

"udah ah cepet naik. kadonya udah bawa belom?"

yang ditanya langsung mendelik, "lupaaaa!"

chan memutar bola matanya jengah, "goblok."

🎠✨

akhirnya setelah berjam-jam duduk di kursi, sejun resmi lulus dari universitasnya. subin meregangkan badan, pegal karena terlalu lama duduk. di sebelahnya ada chan dan seungsik, yang tengah berusaha menelepon sejun untuk bertemu.

"diangkat kak?" tanya subin.

seungsik menggeleng, "engga nih, laki lo kemana sih bin, heran gue bukannya nyariin istri."

si manis tertawa, "kak sejun nggak tau aku dateng kak."

"yaelah, pantesan. ke belakang aja yuk, kali aja ketemu pas lagi jalan," ajak seungsik.

"okey."

ketiganya lantas melangkah bersisian keluar gedung, sembari menelisik satu persatu mahasiswa yang melintas di depannya.

tapi sejun tidak juga ditemukan.

"ah elah gue pulang nih lama-lama," sungut chan. ia menoleh pada subin, "lo deh yang telpon. kali aja diangkat."

"tapi kanㅡ"

"udah bilang aja kita yang nyari," sela seungsik. yang paling muda akhirnya mengangguk, lalu merogoh saku celananya dan langsung menelepon sejun.

beberapa detik kemudian, langsung diangkat.

"bajingan giliran gue yang telpon gak diangkat," desis chan.

"emang si bucin anjing banget," timpal seungsik kesal.

subin meringis mendengar umpatan dua katingnya itu, "halo kak?"

"iya kenapa sayang?"

"udah selesai?"

"udah, bentar lagi pulang nih."

"eh jangan dulu! kakak dimana?"

"kenapa? lagi sama rowoon, zuho, jinhyuk, sama pacarnya."

"iya dimana? kak chan tadi katanya telpon tapi nggak kakak angkat."

"yaelah chan, kakak di depan gedung ini."

subin mengangguk, "oke deh!" serunya lalu langsung menutup telepon sepihak.

"di depan gedung, skuy lah."

🎠✨

ada yang masih bangun?

ini jadiin dua ajalah ya, kepanjangan soalnya aku lanjut besok <3

ini jadiin dua ajalah ya, kepanjangan soalnya aku lanjut besok <3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

cr photo; twt @/JSBstorehouse

see you liceuu 💙

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang