dua sembilan - 29

437 90 13
                                    

"kenapa sih, bin? panik gue kesininya!"

"kak mending lo duduk dulu." subin menarik chan untuk duduk di bangku sebelum melanjutkan percakapan. keduanya kini berada di cafeㅡ lagi.

"jadi ada apa?" tanya chan lagi, "kalau nggak penting gue gebukin ya lo."

"gue gak bercanda," tukas subin serius, "anak kampus nyebarin gosip kita pacaran."

chan mendelik, "apa?!"

"katanya ada foto-foto kita, gue belom ngecek tapi dikasih tau mark. bahkan cincin gue sama kak sejun dikira cincin couple kita, bangsat!"

"bin tenang." chan menepuk pundak subin, "jangan panik, jangan emosi."

"gimana gue nggak panik?! kalau kak sejun salah paham gimana, kak?"

"kita cari solusinya, bin," ucap chan, "lo tenang aja ya? gue bakal cari siapa yang nyebarin."

subin akhirnya mengangguk pelan, "gue udah minta tolong mark supaya fotonya dihapus."

yang lebih tua masih menepuk pundak subin, "iya, gue juga bakal turun tangan kok. tugas lo cuma nahan sejun biar nggak salah paham. gue yakin sejun pasti ngerti."

"iya."

lalu hening, subin sibuk dengan pikirannya yang mendadak berkecamuk sementara chan memandanginya tenang.

"pantesan kak, gue ngerasa ada yang ngikutin gue akhir-akhir ini," lirih subin.

chan mengernyitkan alisnya, "kenapa lo nggak bilang?"

"ya kan gue enggak tau, kirain cuma perasaan gue aja. ternyata ada yang nyebarin gosip gini."

"yaudah lo habis ini pulang, terus langsung ngomong ke sejun ya? jangan ditunda. pulang, bilang."

subin mengiyakan, "pasti. kalau gitu gue pulang duluan ya?"

"tapi tunggu bin," tahan chan. si manis yang hendak beranjak diam, menatap kakak tingkatnya dengan pandangan 'apa?'

"gue mau ngomongin sesuatu dulu."

subin mendesah pelan, "bisa besok aja enggak?"

"enggak, ini juga penting. lo bisa pake hal ini buat jelasin ke sejun."

"oke, apa? jangan berbelit ya, please."

"iya, kalau gitu jangan dipotong."

si manis mengangguk mantap.

chan menarik napas dalam, "lo inget kan, dulu waktu lo kelas 6 sd pernah kecelakaan? waktu itu hujan besar, bikin lo takut sama hujan petir sampe sekarang."

subin menatap chan tak percaya, "tau darimana?!"

yang lebih tua menatap subin lekat, "gue tau kejadiannya bin. tau enggak, lo waktu itu kecelakaan sama siapa?"

"sama... kak seungwoo, kan?"

"yakin?"

subin mengernyit, mendadak ragu akan jawaban yang seharusnya ia berikan ke chan.

chan tersenyum tipis, "bukan seungwoo bin, tapi gue."

"hah?! tapiㅡ"

"lo amnesia," sela chan, "gue masih kelas 7 smp, nekat bawa lo naik motor hujan-hujan demi nganterin lo pulang ke rumah sebelum jam enam sore, tapi kita malah berakhir kecelakaan."

subin diam, terlalu pusing untuk menerima informasi mendadak yang chan berikan. jadi ia dan chan dulu adalah teman?

"gue nyesel banget setelah tau lo enggak bangun sampe dua hari setelahnya, tapi waktu bangun dokter malah bilang kalau lo amnesia karna kepala lo kebentur trotoar. masuk akal, soalnya waktu itu kita jatuhnya cukup parah."

chan menunduk dalam, "gue marah ke diri gue sendiri, gue nyalahin diri gue sendiri, sampe akhirnya gue mutusin buat pergi."

mata subin sudah berkaca-kaca, siap menumpahkan butiran air bening ke pipinya, "tapi kenapa, kak?" tanyanya pelan.

"gue salah bin. gue enggak bakal biarin si goblok chan nyakitin lo untuk yang kedua kalinya. gue minta bunda sembunyiin ini semua, bilang lo kecelakaan sama bang seungwoo sementara gue pergi dari kehidupan lo."

"mungkin dulu kita masih kecil, nggak tau apa-apa. tapi gue nggak terlalu bodoh buat ngerti kalau kedatangan gue di hidup lo bikin lo bahaya. makanya, gue mutusin buat pergi."

"tapi sejak lo kelas 3 smp gue balik. ngikutin lo diem-diem cuma buat mastiin kalau lo, baik baik aja disini."

"maaf bin."

pemuda manis di depan chan itu mulai kewalahan mengusap air mata yang berlomba membasahi pipinya, "lo nggak seharusnya sembunyi gini kak."

"gue tau. makanya gue minta maaf, gue bener-bener merasa bersalah. kalau aja gue waktu itu nggak maksa lo buat pulang bareng, pasti kita nggaㅡ"

"terus kenapa lo baru bilang sekarang?!" sentak subin, "kita udah kenal cukup lama, kan? lo udah ngikutin gue dari lama kan? gue ini sahabat lo dari kecil kan, kak?"

chan mengangguk pelan, "gue cuma nunggu waktu yang tepat. tapi ternyata gue keduluan sejun." ia tersenyum tipis, "gue suka sama lo."

"a-apa?"

"tapi gue udah nyerah, kok. asal lo bahagia bin, gue juga ikut bahagia."

🎠✨

salam sayang dr sechan, katanya jangan lupa vomment, heheh ♡(> ਊ <)♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

salam sayang dr sechan, katanya jangan lupa vomment, heheh ♡(> ਊ <)♡

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang