dua delapan - 28

454 91 26
                                    

subin mengerang kesal. hampir saja kakinya mendendang kursi di hadapannya kalau tidak ingat ia sedang berada di perpustakaan.

"diem kenapa bin? yang fokus ngerjainnya biar nggak bingung sendiri. itu buku bejibun di depan lo juga," tegur mark.

mereka berdua, ah tadinya bertiga dengan hanse. tapi pemuda itu harus keluar duluan karena ada urusan.

"mark udahan hayulah, pusing gue," ajak subin. ia sudah menutup satu persatu buku yang ia bawa dari rak tadi.

sudah cukup untuk hari ini.

"najis kaya gue dong pantang menyerah," balas mark sombong. tapi tetap saja mengikuti subin menutup bukunya.

subin yang melihat itu hanya memutar bola matanya malas, "yaelah mark, kalau dah capek mah udah kali sok-sokan banget lo."

mark hanya nyengir lebar. keduanya kemudian sibuk dengan ponsel masing-masing, sebelum akhirnya pemuda bule di depan subin itu kembali membuka percakapan, "eh iya bin, lo sama chan pacaran?"

yang ditanya mendadak tersedak air liurnya sendiri, lantas menatap nyalang mark, "omongan lo bangsat."

"lah anjrit gue kan nanya..."

"kok bisa mikir gitu sih anjing?" subin meletakkan ponselnya kasar ke meja. tidak habis pikir dengan mark, bisa-bisanya mengira chan dan dirinya berpacaran?

mana mungkin! hati subin kan sudah diambil sejun sepenuhnya!

"banyak loh yang ngira gitu." mark bertopang dagu, "kenapa marah sih? biasa aja dong. kalau enggak ya enggak."

subin mendesah pelan, "nggak gitu, mark. lo sendiri kenapa ngira gue pacaran?"

yang ditanya mengedikkan bahu, "habisnya sering jalan berdua kan? lo juga sering nge-snapgram foto terus mention ke dia."

"gitu doang bangsat, temen juga bisa kali."

mark tertawa, "yelah bin, suka mah suka. ngapain ngelak?"

"aduh si bangsat." subin mengusap mukanya kasar, bimbang. kalau tidak diluruskan, bisa-bisa masalahnya jadi besar.

"gosip lo sama dia tuh udah kesebar, njir. kak chan kan lumayan famous. lagian sekarang juga, dia sering kesini nemuin lo padahal udah lulus. ya nyebarlah gosip."

si manis syok, "mark lo serius?"

awalnya mark berniat menggoda, tapi melihat subin yang raut mukanya serius mark jadi bingung. memangnya dia salah ya?

"bin?"

"duh, mark," rengek subin sembari menutup mukanya.

ia mulai panik. ternyata sesering itu ia bermain dengan chan. padahal kadang tidak hanya berdua, tapi berempat bahkan berlima dengan seungwoo.

"heh kenapa sih?" tanya mark khawatir, "ada masalah?"

"ada, mark!" sentak subin, namun ia segera mengecilkan suaranya begitu sadar mereka tidak boleh berisik, "gosipnya udah lama?"

mark tampak berpikir sebelum menjawab, "udah kemarin kayanya, bentar doang kok. ada foto lo gitu sama chan."

"siapa, bajingan?!"

"enggak tau! fotonya ada di ig, gue kira lo tau tapi diem aja, yaudah."

"jadi ada yang ngikutin gue gitu?"

"em.. mungkin?"

subin mendecak frustasi, sekarang ia harus bagaimana?

"bin," panggil mark, "kenapa sih?"

si manis menarik napas panjang, mengeluarkannya perlahan, lantas memandang lekat temannya, "mark, liat ini," suruhnya.

subin mengangkat tangan, menunjukkan sebuah cincin yang melingkar indah di jari manisnya.

mark mengangguk, "gue denger cincin itu sama kaya punya chan, tapi enggak tau lagi. emang bener?"

subin jaw drop.

"what the fuck? lo nggak lagi bercanda kan mark?"

"gue serius anjing, to the point bisa gak sih?"

"udah sejauh apa sih mereka gosipin gue sama kak chan?" gumam subin. tentu saja ia panik, bagaimana kalau sejun mendengar gosip yang melenceng itu? bisa-bisa ia marah!

walaupun bisa saja sejun mengerti itu hanya gosip tidak benar, tapi subin hanya ingin menjauhi masalah.

"lo mau bantuin gue nggak?"

"apa?"

"bantu take down fotonya."

mark diam. si manis yang tidak mendapat respon kembali buka suara, "mark, ini cincin nikah gue."

"HAAAAHH?!"

"yang berisik keluar!"

mark langsung membekap mulutnya sendiri, "lo sama chan udah nikah?"

"asuuuuuu," umpat subin, "gue udah nikah goblok, tapi bukan sama chan!"

jangan ditanya lagi rupa mark seperti apa, ia syok. mulutnya melongo sambil melotot.

"serius lo jing? sejak kapan?"

subin mengacak surainya, "udah lama mark! dari awal kuliah, delapan bulan yang lalu."

"anjir, lo nggak ngundang gue?"

si manis mendesah kesal, "bisa-bisanya lo mikirin undangan nikah gue?"

"okey, sorry. jadi gimana?"

"bantuin cari admin, terus hapus fotonya."

"percuma nggak sih? secara anak-anak pasti udah tau, bin."

"ya pokoknya dihapus dulu, gue mau ngomong ke kak chan biar dia bantuin." subin segera berdiri, mengemasi bukunya dan hendak melangkah sebelum mark menahannya.

"apa nggak sebaiknya lo bilang dulu keㅡ err, suami? atau istri lo?" mark tampak ragu.

"ralat, suami gue. iya nanti gue bilang. dah ya mark? makasih banyak."

"iya bin, good luck."

🎠✨

visualisasi mark syok

visualisasi mark syok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ugh gemes wkwkwk




btw, kalau sewaktu-waktu aku publish book baru tapi sebin lagi, bosen engga? :(

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang