sanjuuroku - 36

471 98 29
                                    

sejun's side

"otak lo kemana sih jun?"

rahang sejun mengeras, "gausah sok naif deh, chan. lo gini cuma karna suka sama subin kan?"

chan mengusap wajahnya kasar, lantas duduk dengan kasar di depan sejun, "okey gue nggak ngelak kalau gue suka sama subin." ia menatap tajam sahabatnya, "tapi gue masih punya otak buat nggak ngerebut subin. gue nggak punya niat jahat, jun."

"mana bisa gue percaya gitu aja?"

"ck, udah dicuci otak sama hayoung apa gimana sih? lo ini nggak merasa bersalah apa sama subin? bukannya dengerin penjelasan dia, malah kabur ke mantan, emang bangsat lo."

sejun tak menjawab. hanya diam dan memandang chan yang berkali-kali menghela napas di depannya.

"jadi gue kan yang harus bilang ini ke lo, ah goblok lo anjing," kesal chan.

"apa? gausah basa-basi kenapa sih?"

chan mendelik, "otak lo yang basi anjeng, beli baru sana biar tololnya ilang."

"apasih bangsat? kalau gak niat jelasin mending lo pergi aja."

"ngomel mulu kaya uke."

sejun berdiri, hendak keluar dari ruangannya sebelum suara chan kembali menginterupsi.

"gue kenal sama dia jauh sebelum lo kenal dia, jun."

suami subin itu langsung berbalik dengan wajah terkejutnya, "subin?"

chan mengangguk pelan, "gue dulu selalu ngebayangin hari terindah gue sama subin, dimana kita berdua sama-sama udah punya usia yang cukup mateng buat nikah. gue yang ngelamar dia setelah dia lulus, terus kita nikah di luar negeri dsn hidup bahagia sama anak kita."

"tapi ternyata takdir berkata lain. dia ketemu sama lo, terus apa? kalian kenal cuma bentar, tapi lo langsung berhasil nikah sama subin."

sejun mendekati chan, memegang kedua pundaknya, "kenapa lo nggak bilang, goblok?"

"buat apa? gue bilang juga nggak akan ada yang berubah, kan? kalau lo mau tau aja, gue sama dia temenan dari kecil dan gue udah jatuh cinta sama subin sejak lama." chan tersenyum kecil, "bahkan gue udah lupa kapan pertama kali perasaan ini tumbuh. makin gue menghindar, makin besar perasaan gue buat subin."

"gue selalu ngawasin subin dari jauh, sampe akhirnya gue denger kabar lo mau nikah dan nama lo sama subin tertera jelas di surat undangan. maaf jun, gue terlalu pegecut sampe nggak berani dateng."

"jadi lo sibuk itu bohong?"

"gak sepenuhnya, karna nyatanya gue sibuk menata hati. lo bilang gue alay gue jitak ya."

sejun berdecak, bisa-bisanya chan bercanda di saat seperti ini?

"tapi kenapa lo menghindar, chan? kenapa lo nggak pernah cerita apa-apa ke gue?"

"gue awalnya mikir positif, jun. tapi ternyata yang mau lo nikahin emang subin yang gue kenal, ya gue harus gimana? kalau soal menghindar, lo tau kan subin dulu pernah kecelakaan?"

sejun mengangguk, "tau, subin pernah cerita."

"dia kecelakaan sama gue, bukan bang seungwoo."

sejun membelalak, "itu lo?!"

"iya, itu gue. gue merasa bersalah, makanya gue mutusin buat menghilang gitu aja waktu tau subin amnesia." chan tersenyum getir, "kebukti kan sekarang? dia lupa jun sama gue. dia baru tau kalau kita kenal dari kecil itu dua hari yang lalu, tepat setelah gosipnya kesebar di kampus. pas lo marah-marah sama dia. sorry, dia cerita semuanya ke gue."

perasaan bersalah perlahan menyeruak ke dada sejun. hatinya mendadak sesak.

seharusnya ia mempercayai subin malam itu, bukannya pergi dan menghabiskan waktu dengan mabuk. seharusnya dia mendengarkan penjelasan subin saat itu, bukannya marah-marah tidak jelas.

ada banyak kata seharusnya yang melintas di otak sejun saat ini. menyadari kebodohannya beberapa hari lalu, sampai klimaksnya, membuat si manis salah paham karena dirinya yang brengsek.

ah, sial. penyesalan memang selalu datang terlambat.

sejun memejamkan matanya, menarik napas dalam, "maaf, chan," lirihnya.

chan menepuk pundak sejun, "nggak perlu minta maaf, gue tau bukan salah lo. yah, ini juga buktiin kalau mungkin subin emang bukan jodoh gue, kan? udah saatnya gue berhenti berharap, karna cinta nggak selalu bisa memiliki."

pemuda itu mendadak menatap sejun tajam sembari melipat kedua tangannya di depan dada, "tapi lo beneran cinta sama subin kan? sumpah ya gue nggak segan buat ngehajar lo lagi kalau sampe nyakitin subin kedua kalinya."

"nggak takut." sejun tersenyum miring, "gue berani sumpah gue cinta sama subin."

chan berdecih, "cinta kok ciuman sama mantan."

duh, menusuk hati sekali.

sejun berani bersumpah, itu kesengajaan hayoung, bukan dirinya. ia mengerang kesal, "tadi hayoung tiba-tiba narik gue, terus kalian masuk! ah, bangsat emang!"

"ya lo yang bangsat, bangsat. awas aja lo kalau masih gitu, gue kebiri. cepetan minta maaf atau subin gue rebut ya, anjeng!"

"mati lo sampe berani."

🎠✨

puas bgt keknya chan ngatain sejun, wkwk.

aku lagi ada di fase cape bgt sm sekolah, tugas yg menggunung udh kaya tumpukan dosa, guru, dan antek-anteknya. bin subin ayo bin nikah sama aku hiks (っ˘̩╭╮˘̩)っ

ayo vomment biar aku semangat  •́ ‿ •̀

𝙊𝙝, 𝙎𝙪𝙗𝙞𝙣!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang